Terbit: 27 May 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Banyak orang, termasuk wanita hamil, mengalami gangguan pencernaan dan sensasi terbakar di dada (heartburn) karena GERD. Pada sebagian besar kasus, GERD dapat reda melalui perubahan makanan dan gaya hidup, namun beberapa orang ada yang membutuhkan obat-obatan maupun operasi.

GERD (Refluks Asam Lambung) – Pengobatan

Seperti diketahui, heartburn adalah gejala GERD yang paling umum terjadi. Rasa terbakar ini biasanya dimulai di belakang tulang dada dan bergerak ke atas leher dan tenggorokan. Banyak orang mengatakan rasanya seperti makanan kembali ke dalam mulut dan meninggalkan rasa asam atau pahit.

Rasa terbakar dari heartburn dapat berlangsung selama 2 jam dan sering kali lebih buruk setelah makan. Sering berbaring atau membungkuk juga bisa mengakibatkan heartburn. Banyak orang mengaku gejala heartburn semakin ringan ketika berdiri tegak atau dengan mengonsumsi antasida yang membersihkan asam lambung dari kerongkongan.

Sering kali heartburn dikaitkan dengan penyakit jantung, nyatanya hal ini adalah sesuatu yang berbeda. Untuk diketahui, aktivitas tertentu dapat memperburuk nyeri akibat penyakit jantung, sehingga dibutuhkan istirahat untuk mengurangi rasa sakitnya.

Sedangkan heartburn tidak terlalu terkait dengan aktivitas fisik. Suatu aktivitas fisik tidak akan memperburuk rasa nyerinya. Akan tetapi, ketika Anda mengalaminya dan Anda tidak bisa membedakannya, segera cari bantuan medis untuk mendapat penanganan yang tepat.

Pengobatan GERD

Dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan bagi orang-orang yang ingin mengatasi GERD. Pengobatan GERD bertujuan mengurangi jumlah refluks atau mengurangi kerusakan pada lapisan kerongkongan dari bahan refluks.

Menghindari makanan dan minuman yang dapat melemahkan otot katup kerongkongan bawah sering direkomendasikan. Makanan ini termasuk cokelat, pepermin, makanan berlemak, kopi, dan minuman beralkohol. Makanan dan minuman yang dapat mengiritasi lapisan esofagus antara lain, jeruk, tomat, dan merica.

Mengurangi porsi makan dan memperbanyak frekuensi makan akan mengontrol gejala GERD. Makan setidaknya 2-3 jam sebelum tidur juga akan mengurangi refluks karena akan membantu asam lambung turun dan menunggu lambung mengosongkan diri.

Selain itu, kelebihan berat badan bisa memperburuk gejala GERD. Banyak orang yang gemuk akan mengalami perbaikan gejala setelah berhasil menurunkan berat badannya.

Perlu diketahui, aktivitas merokok ternyata bisa melemahkan otot katup kerongkongan bawah. Oleh karenanya, berhenti merokok adalah suatu tindakan yang baik untuk mengurangi gejala GERD.

Sementara itu, tidur dengan posisi agak duduk juga dapat membantu mengurangi gejala karena refluks sulit terjadi akibat gravitasi. Dengan mengandalkan gravitasi, isi lambung tidak akan mudah kembali ke esofagus.

Namun, posisi agak duduk itu jangan dibuat dengan menambah jumlah bantal. Jumlah bantal yang banyak justru meningkatkan tekanan pada lambung.

Selain mengubah kebiasaan yang bisa memicu asam lambung, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk mengurangi gejala. Hal yang harus menjadi perhatian, konsumsi obat sesuai dengan anjuran yang disarankan oleh dokter.

Apakah Heartburn dan GERD Sering Terjadi?

Lebih dari 60 juta orang dewasa Amerika mengalami heartburn setidaknya sebulan sekali, dan lebih dari 15 juta orang dewasa menderita hal ini setiap hari. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa GERD pada bayi dan anak-anak lebih sering terjadi dan dapat mengakibatkan muntah berulang kali dan masalah pernapasan lainnya. Selain itu, banyak wanita hamil yang juga mengalami heartburn.

 

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) – Halaman Selanjutnya: 1 2 3

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi