Gagal napas adalah masalah pernapasan yang terjadi akibat kekurangan oksigen atau kelebihan karbon dioksida dalam darah. Kondisi ini dapat mengancam jiwa dalam beberapa kasus! Simak penjelasan selengkapnya mulai dari gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahan berikut ini.
Apa Itu Gagal Napas?
Gagal napas adalah suatu kondisi di mana darah tidak memiliki oksigen yang cukup atau memiliki terlalu banyak karbon dioksida. Terkadang seseorang dapat memiliki kedua masalah tersebut.
Ketika bernapas, paru-paru mengambil oksigen yang masuk ke dalam darah, membawanya ke organ-organ tubuh. Beberapa organ seperti jantung dan otak, membutuhkan darah yang memiliki banyak oksigen untuk bekerja dengan baik.
Tanda dan Gejala Gagal Napas
Gejala yang terjadi biasanya akan tergantung pada penyebabnya dan apakah tubuh kekurangan oksigen, karbon dioksida tinggi, atau keduanya.
Berikut ini beberapa gejala yang mungkin terjadi:
- Sesak napas.
- Kulit, bibir, dan kuku berwarna kebiruan.
- Pernapasan cepat.
- Merasa tidak bisa menghirup udara yang cukup.
- Kebingungan.
- Sangat mengantuk.
- Kehilangan kesadaran.
- Aritmia (detak jantung tidak teratur).
Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?
Dalam beberapa kasus, kegagalan pernapasan dapat mengancam jiwa. Segera dapatkan perawatan medis jika Anda atau orang terdekat memiliki salah satu dari gejala yang mengancam jiwa, termasuk:
- Warna kebiruan pada bibir atau kuku.
- Perubahan tingkat kewaspadaan atau kesadaran, seperti pingsan atau tidak responsif.
- Detak jantung cepat (takikardia).
- Masalah pernapasan seperti napas pendek, kesulitan bernapas, sesak napas, mengi, tidak bernapas, atau tersedak.
Penyebab Gagal Napas
Bernapas mungkin tampak seperti sederhana, tetapi ada banyak bagian tubuh yang bergerak. Masalah dengan salah satu dari bagian tubuh ini dapat menjadi penyebab gagal napas, ini termasuk:
- Cedera pada dada atau tulang rusuk.
- Overdosis obat atau alkohol, yang dapat membahayakan otak dan pernapasan.
- Kerusakan paru-paru akibat paparan polusi atau asap rokok.
- Penyakit atau infeksi paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), cystic fibrosis, atau pneumonia.
- Kerusakan otot dan saraf akibat beberapa kondisi, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS)—gangguan neurologis progresif, cedera tulang belakang, dan stroke.
- Skoliosis atau masalah tulang belakang lainnya, yang menyerang tulang dan otot yang terlibat dalam pernapasan.
- Peredaran darah tersumbat ke paru-paru, seperti gumpalan darah.
Gagal napas akut cenderung terjadi dengan cedera pada otak, dada, atau paru-paru. Hal-hal seperti tersedak, tenggelam, atau tertembak di dada semua bisa menjadi penyebabnya. Penyakit serius tiba-tiba yang memengaruhi pernapasan, seperti sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), juga dapat menyebabkannya.
Faktor Risiko Gagal Napas
Seseorang mungkin memiliki risiko gagal pernapasan yang lebih tinggi karena faktor berikut ini:
- Merokok.
- Terlalu banyak minum alkohol.
- Memiliki masalah pernapasan jangka panjang seperti PPOK atau asma.
- Memiliki riwayat keluarga yang memiliki masalah pernapasan.
Jenis Gagal Napas
Kegagalan pernapasan terbagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya, termasuk:
1. Gagal napas akut
Kegagalan pernapasan akut atau mendadak adalah kondisi yang terjadi akibat dari trauma, cedera, overdosis obat atau alkohol, atau menghirup karbon monoksida. Jenis ini dapat terjadi dengan cepat dan dapat sembuh dengan pengobatan.
2. Gagal napas kronis
Kegagalan pernapasan kronis atau jangka panjang adalah kondisi yang biasanya disebabkan oleh PPOK, penyakit neuromuskular, atau bahkan obesitas morbid. Di sisi lain, gejala dari jenis ini adalah penyakit progresif yang biasanya memburuk seiring waktu.
Diagnosis Gagal Napas
Dokter akan mendiagnosis kegagalan pernapasan berdasarkan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, tes diagnosis. Kemudian dokter akan melakukan salah satu atau kedua tes berikut:
- Oksimetri nadi. Dokter akan menempatkan perangkat kecil di jari atau telinga pasien untuk mengukur kadar oksigen.
- Tes gas darah arteri. Tes darah dasar ini untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida pasien.
Pasien mungkin memerlukan lebih banyak tes untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Ini mungkin termasuk seperti rontgen dada atau Elektrokardiogram (EKG), yang mengukur sinyal listrik di jantung.
Cara Mengobati Gagal Napas
Pengobatannya tergantung pada jenisnya, yakni kegagalan pernapasan akut atau kronis, seberapa parah kondisinya, dan penyebabnya.
Gagal pernapasan akut bisa menjadi keadaan darurat medis. Pasien mungkin memerlukan perawatan di unit instalasi rawat intensif di rumah sakit. Kondisi yang kronis seringkali dapat diobati di rumah. Tetapi jika kegagalan pernapasan kronis tergolong parah, pasien mungkin memerlukan perawatan di pusat perawatan jangka panjang.
Salah satu tujuan utama pengobatannya untuk mendapatkan oksigen ke paru-paru dan menghilangkan karbon dioksida dari tubuh. Tujuan lainnya untuk mengobati penyebab kondisi tersebut.
Berikut ini beberapa pengobatan untuk gagal napas:
1. Terapi oksigen
Anda menghirup oksigen, baik melalui masker atau tabung tipis dengan dua cabang yang berada tepat di dalam hidung Anda. Anda bisa mendapatkan tangki oksigen portabel sehingga Anda masih bisa bepergian dengannya.
2. Ventilator
Anda mungkin memerlukan salah satu mesin pernapasan ini jika terapi oksigen tidak cukup atau jika Anda tidak dapat bernapas sendiri. Mereka meniupkan udara ke paru-paru Anda sehingga Anda mendapatkan oksigen yang Anda butuhkan tanpa harus bekerja terlalu keras untuk itu. Mereka juga membantu menurunkan kadar karbon dioksida.
Ada beberapa jenis. Dengan yang lebih kecil dan lebih sederhana, Anda mengenakan topeng di hidung atau mulut Anda. Mesin CPAP, yang digunakan untuk sleep apnea, adalah salah satu contohnya.
Untuk masalah yang lebih parah, Anda mungkin memerlukan tabung pernapasan yang turun ke tenggorokan.
3. Trakeostomi
Ini adalah operasi di mana dokter Anda membuat lubang di leher dan tenggorokan Anda untuk dimasukkan ke dalam tabung kecil. Ini disebut tabung trakea dan dapat membuat pernapasan lebih mudah.
Anda juga bisa mendapatkan ini jika Anda memerlukan ventilator selama lebih dari satu atau dua minggu. Ventilator terhubung langsung ke tabung trakea.
4. Pengobatan untuk penyebabnya
Pasien mungkin memerlu perawatan untuk kondisi yang menyebabkan kegagalan pernapasan. Ini termasuk obat-obatan berikut:
- Antibiotik untuk pneumonia.
- Obat hirup untuk membuka saluran napas.
- Obat penghancur untuk pembekuan darah.
- Selang dada untuk mengalirkan darah atau udara tambahan jika terjadi cedera.
Perawatan tergantung pada penyebabnya dan apakah kegagalan pernapasan kronis atau akut. Untuk kasus akut dan kronis dengan perlakuan yang berbeda, tetapi idenya serupa, termasuk:
- Gagal napas akut
Jika perawatan di UGD tidak efektif, pasien mungkin perlu menginap di rumah sakit. Untuk gejala yang parah, mungkin perlu ke intensive care unit (ICU).
Pasien mungkin mendapatkan terapi oksigen, atau mungkin memerlukan ventilator sampai bisa bernapas sendiri. Mungkin juga mendapatkan obat dan cairan untuk meredakan gejala dan mengobati penyebab gagal pernapasan.
- Gagal napas kronis
Pasien akan mendapatkan perawatan berkelanjutan di rumah, yang biasanya mengonsumsi obat-obatan setiap hari, baik obat hirup atau obat oral (melalui mulut). Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan terapi oksigen.
Pasien mungkin juga memerlukan bantuan tambahan di malam hari, karena gagal napas bisa membuat sulit untuk tidur. Ini mungkin menggunakan salah satu ventilator yang lebih kecil, seperti mesin CPAP (continous positive airway pressure), untuk memberikan lebih banyak udara ke paru-paru. Untuk kasus yang lebih serius, mungkin memerlukan ventilator.
Pencegahan Gagal Napas
Tidak semua penyebab kegagalan napas dapat dicegah. Namun, dalam kasus pneumonia dan beberapa penyakit terkait saluran napas lainnya, seseorang bisa melakukan beberapa langkah untuk melindungi paru-paru.
Langkah-langkah pencegahannya, termasuk:
- Berhenti merokok (jika perokok), yang dapat merusak paru-paru.
- Menemui dokter untuk tanda-tanda awal infeksi bakteri, seperti demam, batuk, dan produksi lendir yang tinggi.
- Minum semua obat yang diresepkan oleh dokter untuk menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.
- Jika diperlukan, menggunakan alat bantu untuk menjaga kadar oksigen, seperti masker tekanan saluran napas positif berkelanjutan, yang dapat dipakai di rumah.
- Melakukan aktivitas fisik yang sesuai untuk meningkatkan fungsi paru-paru.
Jika memiliki riwayat masalah paru-paru dan dirawat di rumah sakit, pasien harus berbicara dengan dokter tentang langkah untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
- Anonim. 20216. Respiratory Failure. https://medlineplus.gov/respiratoryfailure.html (Diakses pada 17 November 2021)
- Biggers, Alana . 2019. What to know about acute respiratory failure. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324528 (Diakses pada 17 November 2021)
- Healthgrades Editorial Staff. 2021. Respiratory Failure. https://www.healthgrades.com/right-care/lungs-breathing-and-respiration/respiratory-failure (Diakses pada 17 November 2021)
- Moore, William. 2019. Respiratory Failure. https://www.webmd.com/lung/acute-chronic-respiratory-failure (Diakses pada 17 November 2021)