Dermatitis numularis atau eksem nurmular adalah peradangan yang terjadi pada kulit. Umumnya, peradangan terjadi di bagian kaki, tangan, dan lengan. Meski tidak menular, ini adalah kondisi kronis yang berarti bersifat jangka panjang atau berulang. Ketahui, gejala, penyebab, hingga penanganan penyakit ini selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Dermatitis Numularis?
Discoid eczema atau dermatitis numularis adalah jenis umum eksim yang menyebabkan timbulnya bercak berbentuk koin pada kulit. Bercak ini menimbulkan gatal dan membuat kulit menjadi kering serta berkerak. Kondisi ini sering muncul setelah cedera kulit seperti luka bakar, abrasi, atau gigitan serangga. Selain itu, eksem nurmular juga lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Gejala Dermatitis Numularis
Gejala paling umum dari dermatitis numularis adalah bercak lesi berbentuk koin pada kulit. Lesi sering berkembang di lengan, kaki, atau bagian tubuh lainnya. Warna bercak mungkin merah muda atau cokelat. Selain muncul rasa gatal (terutama di malam hari) lesi juga bisa menimbulkan rasa seperti terbakar, bersisik, hingga mengeluarkan cairan.
Menyerupai Kurap
Dermatitis numularis adalah kondisi yang kadang-kadang mirip dengan kurap, infeksi jamur pada kulit yang menimbulkan ruam melingkar berwarna merah. Akan tetapi, kurap disebabkan oleh infeksi jamur, sementara eksem nurmular tidak diketahui penyebab pastinya dan lebih cenderung memengaruhi orang dengan kulit yang sangat kering. Sedangkan kurap dapat memengaruhi semua jenis kulit.
Dermatitis numularis dimulai sebagai bintik-bintik merah kecil yang berubah menjadi ruam. Sementara kurap adalah patch melingkar yang memiliki bentuk seperti cincin. Selain itu, ruam kurap hanya menimbulkan gatal, tetapi ruam pada discoid eczema disertai sensasi seperti terbakar.
Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?
Jika Anda mengalami beberapa gejala dermatitis numularis seperti di atas, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika dibiarkan tidak mendapatkan pengobatan, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi kulit sekunder (infeksi pada kulit yang muncul bersamaan dengan infeksi kulit yang sebelumnya sudah ada). Setelah ini terjadi, kerak kekuningan akan terbentuk pada lesi yang terinfeksi.
Penyebab Dermatitis Numularis
Penyebab pasti dari kondisi ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi lebih cenderung memengaruhi mereka yang memiliki kulit kering dan sensitif terhadap deterjen atau sabun. Dermatitis numularis juga tampaknya lebih umum terjadi di bulan-bulan musim dingin, ketika tingkat kelembapan lebih rendah.
Selain itu, penggunaan obat-obatan seperti interferon dan isotretinoin yang digunakan untuk mengobati jerawat mungkin dapat menyebabkan kondisi ini. Beberapa orang dengan kondisi ini umumnya memiliki riwayat alergi, asma, atau dermatitis atopik.
Faktor Risiko Dermatitis Numularis
Berikut ini adalah berbagai kondisi yang bisa meningkatkan seseorang mengalami dermatitis numularis, antara lain:
- Tinggal di iklim yang dingin dan kering
- Memiliki kulit kering
- Aliran darah yang buruk atau pembengkakan di kaki
- Memiliki jenis eksim lainnya
- Cedera kulit, seperti gigitan serangga atau abrasi
- Mengalami infeksi bakteri yang memengaruhi kulit
- Usai menjalani prosedur operasi
- Mengonsumsi obat tertentu
Diagnosis Dermatitis Numularis
Diagnosis awal yang bisa dilakukan dokter adalah menanyakan riwayat medis dan memeriksa kondisi fisik kulit. Dokter juga mungkin melakukan biopsi untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain seperti infeksi atau kurap.
Jika dokter mencurigai eksim adalah akibat dari reaksi alergi, tes alergi mungkin disarankan. Tes alergi dapat dilakukan dalam bentuk tes darah maupun tes kulit untuk menentukan zat apa yang menyebabkan alergi. Jika tampaknya ada infeksi sekunder yang menjadi penyebab kondisi ini, dokter akan melakukan swab untuk dianalisis.
Pengobatan Dermatitis Numularis
Tidak ada obat untuk mengatasi kondisi ini. Namun, Anda dapat mengelola kondisi dengan membuat perubahan gaya hidup dan menghindari pemicu. Berikut adalah beberapa langkah penanganan dermatitis numularis agar kondisi tidak semakin parah, antara lain:
- Mandi minimal satu kali sehari dengan air dingin atau suam-suam kuku.
- Menggunakan pelembap kulit dua kali sehari setelah mandi.
- Jaga kuku agar tetap pendek untuk mencegah infeksi.
- Hindari menggaruk atau menggosok eksim untuk mencegah infeksi permanen.
- Mengoleskan steroid topikal langsung ke kulit untuk mengurangi peradangan.
- Jaga suhu ruangan tetap sejuk, lembap, serta hindari lingkungan yang panas dan kering.
- Gunakan krim emolien atau lotion untuk melembutkan dan menghaluskan kulit, membuatnya tetap kenyal, dan menjaga kulit tetap lembap.
Kadang-kadang penanganan dermatitis numularis yaitu dengan tidak melakukan apa-apa karena produk-produk perawatan pada beberapa kasus dapat memperburuk kondisi. Guna mengurangi rasa gatal, Anda bisa menggunakan krim atau lotion antigatal. Namun, dalam kasus peradangan yang parah, dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid topikal sebagai pengobatan lini pertama.
Antibiotik juga dapat diresepkan untuk mengobati ulkus kulit atau pencegahan infeksi bakteri. Selain itu, antihistamin juga dapat membantu ketika gatal sulit dikendalikan.
Komplikasi Dermatitis Numularis
Komplikasi yang bisa terjadi adalah infeksi sekunder. Kondisi ini menyebabkan siklus gatal yang berulang sehingga membuat rentan terhadap infeksi kulit. Jika tidak diobati, infeksi ini pada akhirnya dapat berkembang menjadi selulitis. Jika selulitis dihasilkan dari infeksi sekunder, selulitis dapat menyebabkan komplikasi serius.
Pencegahan Dermatitis Numularis
Karena tidak obat yang ampuh untuk mengatasi kondisi ini, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu mengurangi kemungkinan eksim datang kembali, antara lain:
- Gunakan sabun mandi yang mengandung pelembap (mosturizer).
- Rutin menggunakan pelembap usai mandi.
- Kenakan pakaian longgar agar tidak mengiritasi kulit.
- Guna menjaga kelembapan ruangan, Anda bisa menggunakan humidifier.
- Menggunakan deterjen yang tidak mengiritasi kulit.
- Hindari mandi dengan air panas.
- Jangan menggaruk atau menggosok kulit yang meradang.
- Ikuti instruksi dan rekomendasi dokter dengan cermat.
- Gabbey, Amber Erickson. 2018. Nummular Eczema. https://www.healthline.com/health/skin/nummular-eczema. (Diakses pada 13 Juli 2020).
- Healthgrades Editorial Staff. Discoid Eczema. https://www.healthgrades.com/right-care/eczema/discoid-eczema. (Diakses pada 13 Juli 2020).
- Brazier, Yvette. 2018. What is discoid eczema?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/182794. (Diakses pada 13 Juli 2020).