Terbit: 5 December 2019
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Virus Ebola adalah virus mematikan yang menyebabkan pembekuan darah di dalam, karena darah bocor dari pembuluh darah kecil, dan juga menyebabkan peradangan serta kerusakan jaringan. Wabah yang tergolong langka ini menyebarkan virus melalui tubuh, virus merusak sistem kekebalan tubuh dan organ. Virus Ebola ditularkan dari binatang, yang kemudian menular ke manusia.

Ebola: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Penyakit yang mewabah di benua Afrika ini juga dikenal sebagai demam berdarah Ebola atau penyakit Ebola. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus kematian akibat virus ini hingga 90 persen. Sementara di Indonesia hingga saat ini belum pernah terjadi wabah virus tersebut.

Penyebab atau Penularan Ebola

Ebola adalah penyakit yang disebabkan virus dalam keluarga Ebolavirus dan Filoviridae. Virus ini ditularkan dari binatang ke manusia (zoonosis), seperti kelelawar buah, landak, simpanse, gorila, monyet, dan kijang hutan.

1. Penularan Ebolavirus dari Hewan ke Manusia

Virus ini diduga ditularkan dari cairan tubuh hewan yang terinfeksi ke manusia. Penularan cairan tubuh hewan termasuk:

  • Darah

Menjagal atau menyantap hewan yang terinfeksi penyakit Ebola dapat menularkan virus. Ilmuwan yang telah membedah hewan terinfeksi juga berisiko tertular virus.

  • Kotoran Hewan

Pelancong yang menyambangi gua-gua di Afrika tertentu dan pekerja tambang bawah tanah terinfeksi virus Marburg, yang mungkin tertular melalui kontak dengan kotoran atau urine kelelawar yang terinfeksi virus.

2. Penularan Ebolavirus dari Orang ke Orang

Virus ini juga dapat menular melalui kontak dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi, dan permukaan benda yang terkontaminasi cairan tubuh seperti, tempat tidur, pakaian, jarum, dan peralatan medis. Cairan tubuh ini termasuk darah, air liur, keringat, air mata, lendir, muntah, kotoran, ASI, urine, dan air mani, dari orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Penularan dari orang ke orang terjadi setelah orang yang terinfeksi Ebolavirus memiliki gejala Ebola yang muncul dalam waktu antara 2 sampai 21 hari. Penderita penyakit ini mungkin telah melakukan kontak dengan ratusan orang, yang menyebabkan wabah sulit dikendalikan dan dapat menyebar dengan cepat.

Penyebab Ebolavirus telah diketahui karena penularan dengan berbagai cara dari orang ke orang. Berikut sejumlah cara penularan Ebolavirus kepada orang lain:

  • Kontak langsung dengan tubuh seseorang yang memiliki gejala, atau baru saja meninggal karena penyakit Ebolavirus .
  • Membersihkan cairan tubuh (darah, kotoran, urine atau muntah) atau menyentuh pakaian kotor orang yang terinfeksi – Ebolavirus dapat bertahan selama beberapa hari di luar tubuh.
  • Menyentuh jarum yang tidak disterilkan atau peralatan medis yang digunakan dalam perawatan orang yang terinfeksi.
  • Berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom – studi menunjukkan bahwa Ebolavirus mungkin dapat bertahan dalam sperma orang yang setelah beberapa bulan pemulihan.
  • Menangani atau makan daging hewan liar yang mentah atau kurang matang.
  • Kontak dengan pasien yang diduga atau dipastikan menderita penyakit Ebolavirus. Biasanya, petugas layanan kesehatan terinfeksi saat merawat pasien.
  • Pelayat yang melakukan kontak langsung dengan tubuh jenazah penderita Ebolavirus.
  • Bepergian ke Afrika di mana ada kasus Ebolavirus yang telah dipastikan mewabah.
  • Melakukan penelitian hewan dengan kera yang diimpor dari Afrika atau Filipina.
  • Mempersiapkan pemakaman orang yang terinfeksi Ebolavirus.

Gejala Ebola

Ciri-ciri virus Ebola bisa muncul mulai dari 2 hingga 21 hari setelah kontak dengan virus, dengan rata-rata 8 hingga 10 hari. Tanda dan gejala utamanya adalah:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi dan otot
  • Kelemahan
  • Diare
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Kurang nafsu makan

Sementara itu, beberapa orang dengan penyakit ini mungkin mengalami ciri-ciri virus Ebola berikut:

  • Ruam
  • Mata merah
  • Cegukan
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit dada
  • Sulit bernapas
  • Kesulitan menelan
  • Berdarah di dalam dan di luar tubuh

Diagnosis Ebola

Ebola adalah penyakit yang sulit untuk didiagnosis karena gejala awal mirip dengan penyakit lain, seperti malaria, tipus, dan flu. Bila dokter menduga pasien menderita penyakit ini, mungkin akan dilakukan tes darah untuk mengidentifikasi virus. Tes Darah juga mengungkap:

  • Jumlah sel darah putih rendah atau tinggi
  • Jumlah trombosit yang rendah
  • Peningkatan enzim hati
  • Tingkat faktor koagulasi abnormal
  • Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)

Selain tes darah, dokter juga akan mempertimbangkan apakah orang lain dalam lingkungan penderita penyakit Ebolavirus dapat berisiko. Karena infeksi virus ini dapat terjadi dalam waktu tiga minggu setelah tertular, siapa pun yang mungkin tertular dapat mengalami periode inkubasi dalam jangka waktu yang sama. Jika tidak muncul gejala dalam 21 hari, kemungkinan bebas dari Ebolavirus.

Komplikasi Ebola

Ebolavirus dan Marburg menyebabkan kematian bagi sebagian besar orang yang terkena dampaknya. Seiring perkembangan virus ini, penyakit ini dapat menyebabkan:

  • Kegagalan organ multipel
  • Pendarahan hebat
  • Penyakit kuning (jaundice)
  • Mengigau
  • Kejang
  • Koma
  • Syok

Bagi orang yang sembuh dari infeksi virus ini, pemulihan mungkin akan berjalan lambat. Butuh berbulan-bulan mengembalikan berat badan dan tenaga, dan virus akan tetap bertahan dalam tubuh selama berminggu-minggu. Penderitanya mungkin mengalami kondisi berikut:

  • Sensorik berubah
  • Rambut rontok
  • Peradangan hati (hepatitis)
  • Kelelahan
  • Peradangan mata
  • Sakit kepala
  • Peradangan testis

Pengobatan Ebolavirus

Belum ada obat atau vaksin yang dapat mengobati Ebolavirus hingga saat ini. Sebagai gantinya, sejumlah langkah dilakukan untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan akibat gejala infeksi virus tersebut. Berikut perawatan yang dapat membantu penderita Ebolavirus:

  • Memberi obat untuk menjaga tekanan darah
  • Mengelola keseimbangan elektrolit
  • Menyediakan oksigen ekstra, jika perlu
  • Memberikan cairan intravena dan oral untuk mencegah dehidrasi
  • Pemberian produk darah jika diindikasikan
  • Mengobati infeksi
  • Mencegah infeksi lainnya

Pencegahan Ebola

Pencegahan untuk paparan Ebolavirus dilakukan dengan menghindari kontak dengan virus penyebab Ebola. Berikut sejumlah tips yang dapat membantu mencegah penularan virus:

1. Rajin Mencuci Tangan

Langkah pertama yang paling penting untuk pencegahan adalah mencuci tangan sesering mungkin sebelum atau setelah beraktivitas. Menggunakan sabun dan air, atau menggunakan antiseptik yang mengandung 60 persen alkohol.

2. Hindari Tempat yang Terkena Wabah Ebolavirus

Jika akan bepergian ke luar negeri, khususnya ke Afrika, cari tahu terlebih dahulu tentang epidemi saat ini dengan memeriksa situs web Centers for Disease Control and Prevention.

3. Hindari Kontak dengan Orang yang Terinfeksi Ebolavirus

Pengunjung atau perawat harus menghindari kontak dengan cairan dan jaringan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk darah, air mani, cairan vagina dan air liur. Penderita Ebolavirus atau Marburg paling menular pada tahap akhir penyakit.

4. Hindari Daging Hewan Liar

hindari membeli atau memakan daging hewan liar di negara berkembang. seperti hewan primata yang dijual di pasar lokal.

5. Ikuti Prosedur Pengendalian Infeksi

Jika Anda perawat kesehatan, gunakan pakaian pelindung, seperti sarung tangan, masker, dan pelindung mata. Kondisikan orang yang terinfeksi jauh dari orang lain. Buang jarum bekas dan bersihkan alat-alat medis lainnya.

6. Hindari Kontak dengan Jenazah Penderita Ebola

Tubuh orang yang telah meninggal karena penyakit Ebola masih bisa menularkan virus. Tim yang terorganisir dan terlatih khusus harus memakamkan jenazah menggunakan peralatan keselamatan yang sesuai.

 

  1. Ebolavirus disease. https://www.who.int/health-topics/ebola/#tab=tab_1. (Diakses 5 Desember 2019)
  2. Anonim 2014. Tidak Ada Kasus Ebola di Indonesia. https://www.depkes.go.id/article/view/201408250001/tidak-ada-kasus-ebola-di-indonesia.html. (Diakses 5 Desember 2019)
  3. Anonim. 2019. (Ebola Virus Disease). https://www.cdc.gov/vhf/ebola/about.html. (Diakses 5 Desember 2019)
  4. Anonim. 2019. Ebolavirus disease https://www.nhs.uk/conditions/ebola/. (Diakses 5 Desember 2019)
  5. Anonim. 2019. EbolaVirus and Disease. https://www.cdc.gov/vhf/ebola/index.html. (Diakses 5 Desember 2019)
  6. Nall, Rachel dan Kristeen C. 2015. EbolaVirus and Disease. https://www.healthline.com/health/ebola-hemorrhagic-fever#diagnosis. (Diakses 5 Desember 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi