Terbit: 10 August 2020 | Diperbarui: 25 February 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Disartria adalah gangguan bicara motorik akibat otot-otot di otak yang mengontrol lidah, laring, dan pita suara mengalami kerusakan, melemah, atau rusak. Ketahui apa itu penyakit disartria, gejala, penyebab, pengobatan, dll.

Disartria: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Disartria?

Disartria adalah istilah medis untuk sekelompok gangguan bicara motorik akibat otot-otot pada otak yang berkoordinasi untuk fungsi mulut, lidah, laring, pita suara, tenggorokan, diafragma, dan organ pendukung untuk bicara lainnya mengalami kelemahan, rusak, atau kelumpuhan.

Akibatnya, penderita penyakit ini akan mengalami cadel, sulit mengungkapkan kata-kata, serta bicara lambat dan sulit dipahami. Penderitanya akan mengalami gangguan untuk mengontrol kualitas, intonasi, dan kecepatan bicara Anda.

Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pusat bahasa di otak. Kerusakan neurologis akibat komplikasi dari stroke, cedera, atau penyakit neurodegeneratif juga dapat menyebabkan disartria.

Gejala Disartria

Berdasarkan laporan dari American Speech-Language-Hearing Association, gangguan bicara memengaruhi setidaknya satu dari lima sistem pusat bahasa di otak, termasuk:

  • Artikulasi: Pembentukan vokal dan konsonan.
  • Resonansi: Kualitas suara dari saluran vokal.
  • Fonasi: Getaran pita suara untuk memproduksi suara atau kata-kata dari aliran udara dari paru-paru.
  • Prosodi: Irama dan intonasi pada ucapan sehingga setiap kata atau frasa memiliki arti.
  • Respirasi: Suara yang dibentuk dari pita suara, melalui mulut dan hidung hingga terbentuk menjadi suara atau kata-kata.

Semua sistem bahasa tersebut bekerja sama dengan baik sehingga Anda dapat berbicara dengan jelas dan dapat dipahami. Pada penyakit disartria, salah atau seluruh sistem mengalami gangguan dan menimbulkan gejala, sebagai berikut:

  • Suara serak
  • Intonasi datar
  • Suara terdengar sengau
  • Suara atau kata-kata yang diucapkan terlalu cepat atau lambat
  • Ritme suara tidak seimbang
  • Nada tinggi atau rendah dari percakapan normal
  • Berbicara seperti bergumam
  • Suara konsonan dan vokal yang terdistorsi
  • Suara bergetar
  • Cadel
  • Tegang
  • Nada bicara monoton
  • Sulit menggerakan lidah atau otot wajah
  • Suara dari hidung
  • Bicara yang sulit dimengerti
  • Tidak mampu berbicara dengan keras, hanya seperti berbisik

Penyakit ini memengaruhi saraf dan otot-otot wajah sehingga lidah, bibir, dan rahang juga sulit digerakan. Penderita penyakit ini juga cenderung sulit mengunyah dan menelan, refleks muntah, dan kelemahan.

Kapan Harus ke Dokter?

Penyakit disartria bisa jadi tanda dari penyakit serius lainnya atau komplikasi dari gejala cedera otak, stroke, atau penyakit penyakit neurologis. Harap segera konsultasi pada dokter bila Anda mengalami perubahan atau gangguan bicara mendadak dan mengkhawatirkan.

Penyebab Disartria

Penyebab penyakit disartria adalah kerusakan pusat bahasa termasuk saraf dan otot di otak yang mengontrol ucapan. Kondisi ini umumnya terjadi akibat penyakit neurologis atau kondisi medis lain yang mendasarinya, termasuk:

  • Tumor otak
  • Kerusakan otak
  • Cerebral palsy
  • Sindrom Guillain-Barre
  • Penyakit Huntington
  • Penyakit Lyme
  • Penyakit Lou Gehrig
  • Myasthenia gravis
  • Penyakit Parkinson
  • Stroke
  • Penyakit Wilson
  • Sklerosis ganda
  • Distrofi otot
  • Epilepsi
  • Penyakit autoimun
  • Ensefalitis
  • Meningitis
  • Penyakit Moyamoya
  • Sklerosis ganda
  • Paparan zat beracun seperti karbon monoksida, logam berat, atau konsumsi alkohol berlebihan
  • Cedera traumatis pada kepala atau leher
  • Efek samping obat penenang atau obat anti kejang

Beberapa infeksi seperti radang tenggorokan atau tonsilitis serta efek samping obat yang memengaruhi sistem saraf pusat juga dapat merusak otot di otak dan memicu gangguan bicara.

Faktor Risiko Disartria

Gangguan bicara dapat terjadi pada siapa saja, namun beberapa kelompok orang ini lebih rentan mengalaminya, termasuk:

  • Pasien penyakit stroke.
  • Penyakit otak degeneratif.
  • Orang yang menyalahgunakan narkotika atau alkohol.
  • Memiliki penyakit neuromuskuler.

Orang yang tidak sehat secara keseluruhan atau mengalami cedera otak akibat benda tumpul atau benda lainnya yang menyebabkan luka traumatis juga rentang mengalami kerusakan pusat bahasa di otak.

Diagnosis Disartria

Dokter akan memeriksa kesehatan fisik dan kemampuan bicara dengan cara sebagai berikut:

  • Menjulur lidah.
  • Tarik dan buang napas.
  • Mengucapkan beberapa kata, konsonan, atau vokal berbeda.
  • Membaca kalimat dengan jelas dan lantang.
  • Menghitung dengan suara atau intonasi keras.

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, dokter akan melanjutkan pada prosedur diagnosis lain bila menemukan adanya gejala gangguan bicara, sebagai berikut:

  • Tes pencitraan, mendeteksi kerusakan di otak penyebab gangguan bicara dengan hasil gambar dari MRI atau CT scan.
  • Elektroensefalogram (EEG), mengukur aktivitas listrik di otak.
  • Tes darah dan urin, mengidentifikasi bila adanya inflamasi atau infeksi menular yang menyebabkan penyakit tersebut.
  • Pungsi lumbal (spinal tap), dokter akan mengambil sampel cairan dari sumsum tulang untuk membantu diagnosis gangguan pada otak.
  • Biopsi otak, sampel jaringan pada otak untuk diagnosis tumor otak.
  • Tes neuropsikologis, tes untuk mengukur kemampuan berpikir dan kemampuan keterampilan bicara, serta tes kognitif lainnya.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan diagnosis. Dokter juga akan bertanya dan memeriksa riwayat penyakit yang Anda miliki.

Jenis Disartria

Terdapat 5 jenis disartria berdasarkan lokasi kerusakan neurologis pada otak, yaitu:

1. Spastic Dysarthria (Kejang)

Penderita spastic dysarthria umumnya memiliki gangguan bicara, kejang, otot lemah, dan refleks abnormal. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan neuron motorik di sistem saraf pusat (SSP), termasuk otak dan sumsum tulang belakang.

2. Flaccid Dysarthria

Gangguan bicara akibat kerusakan pada sistem saraf perifer (PNS), penghubung otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini terjadi akibat komplikasi dari tumor otak atau cedera otak traumatis.

3. Ataxic Dysarthria

Gangguan bicara berupa cadel atau koordinasi suara yang buruk. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan otak kecil yang berperan dalam sistem sensorik.

4. Hypokinetic Dysarthria

Gangguan bicara seperti gagap, cadel, suara kecil, sulit mengucapkan konsonan, dan intonasi monoton akibat kerusakan pada sistem ekstrapiramidal otak. Kondisi ini juga menyebabkan tremor, kejang otot, sistem ekstrapiramidal otak, mulut berliur, dan kekakuan pada leher dan wajah.

5. Hyperkinetic Dysarthria

Gangguan pada otak yang disebut dengan ganglia basal, yaitu sistem yang berperan untuk mengontrol gerakan otot di bawah sadar. Kondisi ini menyebabkan cadel, ucapan lambat, sesak napas, lelah saat bicara, kejang otot, dan tremor.

Pengobatan Disartria

Pengobatan disartria berbeda-beda tergantung pada jenis dan lokasi kerusakan pusat bicara pada otak. Apabila gangguan bicara terjadi akibat gejala dari penyakit lain, maka dokter akan mengobati penyakit utamanya terlebih dahulu.

Ahli patologi wicara-bahasa akan membantu Anda melatih sistem bicara dan kemampuan komunikasi Anda dengan terapi wicara termasuk:

  • Menggerakan lidah dan bibir.
  • Mengontrol kecepatan bicara.
  • Melatih kekuatan otot bicara.
  • Melatih pernapasan saat bicara.
  • Melatih artikulasi dengan benar.
  • Melatih keterampilan komunikasi dengan orang lain.
  • Melatih keterampilan bicara untuk percakapan sehari-hari.

Terapis juga akan mengajari pasien keterampilan komunikasi lain yang dibutuhkan, seperti:

  • Menerapkan kontak mata dengan lawan bicara.
  • Berbicara dengan tenang.
  • Menggunakan ekspresi wajah, intonasi, dan gerakan untuk menekankan arti ucapan.
  • Menggunakan tulisan untuk menyampaikan sesuatu.
  • Melakukan komunikasi dengan baik secara umum.

Selebihnya, dokter akan mengobati gangguan bicara sesuai dengan penyebabnya. Bila penyebabnya adalah tumor otak, maka dokter akan menyarankan operasi dan pengobatan tambahan lainnya.

Komplikasi Disartria

Gangguan bicara dapat menyulitkan komunikasi sehari-hari hingga menyebabkan komplikasi atau masalah lain, seperti:

  • Masalah sosial, pasien mungkin akan memiliki hubungan yang sulit dengan keluarga atau teman karena kesulitan komunikasi.
  • Depresi, pasien mungkin akan mengalami depresi akibat tidak komunikasi atau memiliki komunikasi yang terbatas dengan dunia sosial.

Pencegahan Disartria

Beberapa penyakit dapat mendasari gangguan bicara, namun Anda dapat mengatasinya dengan perubahan gaya hidup sehat, seperti:

  • Olahraga teratur.
  • Makan sehat setiap hari.
  • Sebaiknya tidak merokok dan menghindari diri menjadi perokok pasif.
  • Gunakan obat-obatan sesuai resep dokter.
  • Kontrol kolesterol, tekanan darah, dan gula darah.
  • Selalu konsultasi pada dokter untuk perawatan dan pengobatan penyakit yang Anda miliki agar tidak menyebabkan komplikasi.

Itulah pembahasan lengkap tentang penyakit disartria atau gangguan bicara akibat adanya kerusakan pusat bahasa di otak. Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami gejalanya secara mendadak. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

  1. Eske, Jamie. 2019. What to know about dysarthria. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327362. (Diakses pada 10 Agustus 2020).
  2. Giorgi, Anna. 2013. Dysarthria. https://www.healthline.com/health/dysarthria#What-are-the-symptoms-of-dysarthria?. (Diakses pada 10 Agustus 2020).
  3. MayoClinic. 2020. Dysarthria. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dysarthria/symptoms-causes/syc-20371994. (Diakses pada 10 Agustus 2020).
  4. WebMD. 2019. Dysarthria (Slurred Speech). https://www.webmd.com/brain/dysarthria-speech#1-6. (Diakses pada 10 Agustus 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi