Terbit: 1 July 2020 | Diperbarui: 25 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Diplopia atau penglihatan ganda adalah kondisi di mana Anda melihat dua gambar yang terpisah dari satu objek. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua mata, objek yang terlihat juga bisa horizontal (gambar muncul berdampingan) atau vertikal (gambar muncul di atas yang lain). Simak gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya di bawah ini.

Diplopia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Diplopia?

Seperti penjelasan sebelumnya, diplopia adalah kondisi di mana Anda melihat dua gambar dari satu objek. Perlu diketahui, agar menghasilkan penglihatan yang normal, otot-otot yang menggerakkan mereka, saraf yang mengirim gambar ke otak, dan kondisi otak sendiri harus dalam keadaan baik. Jika terdapat masalah pada salah satu bagian tersebut, hal itu dapat menyebabkan penglihatan ganda.

Gejala Diplopia

Pada dasarnya, gejala diplopia adalah tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, gejala umum yang bisa terjadi adalah objek yang Anda lihat tampak berdekatan satu sama lain. Kondisi ini biasanya disertai gejala lain seperti penglihatan kabur dan pusing.

Jika Anda memiliki penglihatan kabur, satu gambar akan muncul tetapi akan tidak jelas, sedangkan jika Anda memiliki penglihatan ganda, Anda akan melihat dua gambar pada saat yang sama.

Gejala lain yang bisa muncul terkait kondisi ini, antara lain:

  • Rasa sakit saat menggerakkan mata
  • Rasa sakit di sekitar mata, seperti pelipis atau alis
  • Mual
  • Kelopak mata terkulai/murung

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Anda harus segera mengunjungi dokter jika mengalami gejala diplopia. Jika Anda belum memiliki penglihatan ganda sebelumnya, penting untuk memeriksakannya karena itu bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang serius.

Penyebab Diplopia

Kerusakan pada otot-otot yang menggerakkan mata atau saraf yang mengontrol gerakan mata dapat membuat penglihatan ganda. Selain itu, beberapa penyakit tertentu juga dapat melemahkan otot-otot yang menggerakkan mata dan menyebabkan diplopia. Berikut adalah berbagai penyebab yang bisa menyebabkan kondisi ini, di antaranya:

Penyebab Diplopia Monokuler

Kondisi ini menyebabkan penglihatan ganda namun hanya terjadi pada satu mata. Kondisi ini tetap bisa terjadi meski satu mata yang lainnya tertutup atau Anda mencoba melihat ke arah berbeda dari objek. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

  • Astigmatisme, ini adalah kelengkungan abnormal pada permukaan depan kornea.
  • Keratoconus, kondisi di mana kornea secara bertahap menjadi tipis dan berbentuk kerucut.
  • Pterygium, kondisi di mana selaput lendir tipis yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan bagian putih mata mengalami penebalan.
  • Katarak, kondisi di mana lensa mata menjadi kurang transparan. Faktor risiko termasuk usia di atas 65 tahun, mengalami trauma mata, diabetes jangka panjang, merokok, menggunakan obat steroid, atau menjalani perawatan radiasi.
  • Dislocated lens, ligamen yang menahan lensa pada tempatnya menjadi rusak, hal tersebut menyebabkan lensa keluar dari tempatnya atau mengalami perubahan posisi.
  • Bengkak di kelopak mata, kondisi yang dapat menekan bagian depan mata.
  • Mata kering, kondisi ketika mata tidak menghasilkan cukup air mata.
  • Beberapa masalah retina, diplopia dapat terjadi ketika permukaan retina tidak sepenuhnya mulus. Kondisi ini sendiri memiliki banyak penyebab

Penyebab Diplopia Binokuler

Diplopia binokuler adalah penglihatan ganda yang terkait dengan ketidakselarasan mata. Dua gambar yang terlihat bisa menghilang jika salah satu mata tertutup. Masalah apa pun yang memengaruhi satu atau lebih otot di sekitar mata yang mengontrol arah pandangan dapat menyebabkan kondisi ini. Beberapa masalah tersebut, antara lain:

  • Strabismus atau mata juling adalah kondisi yang terjadi akibat gangguan koordinasi otot penggerak bola mata.
  • Kerusakan pada saraf yang mengendalikan otot-otot ekstraokular. Saraf dapat terluka oleh kerusakan otak yang disebabkan oleh infeksi, multiple sclerosis, stroke, trauma kepala, atau tumor otak, terutama tumor yang terletak di bagian belakang bawah otak.
  • Diabetes, penyakit ini dapat menyebabkan masalah dengan saraf yang mengontrol pergerakan otot mata. Kadang-kadang kondisi ini bisa terjadi sebelum orang tersebut menyadari bahwa dia menderita diabetes.
  • Myasthenia gravis, kondisi yang menyebabkan otot-otot tubuh mudah lelah dan menjadi lemah. Ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tempat-tempat di mana saraf mengirimkan impuls ke otot dan memerintahkan otot untuk berkontraksi.
  • Penyakit Graves, beberapa orang dengan penyakit ini mengalami diplopia karena pembengkakan dan penebalan otot yang menggerakkan mata dalam rongga mata.
  • Trauma pada otot mata, otot rongga mata dapat terluka oleh trauma di wajah, terutama oleh fraktur tulang tipis rongga mata.

Faktor Risiko

Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan diplopia adalah jika Anda memiliki diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, kebiasaan merokok, mengonsumsi obat steroid, atau menjalani perawatan radiasi.

Diagnosis Diplopia

Diagnosis yang bisa dilakukan oleh dokter kemungkinan besar akan menggunakan lebih dari satu metode untuk mencari tahu apa yang menyebabkan masalah. Pemeriksaan fisik yang bisa dilakukan dokter yaitu menggunakan mikroskop dengan cahaya yang sangat terang yang disebut slit lamp. Alat ini digunakan untuk memeriksa bagian depan dan belakang mata.

Selain itu, dokter juga bisa menyarankan untuk melakukan tes darah atau tes pencitraan seperti computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI), untuk menentukan monokuler atau binokuler diplopia.

Diagnosis pada Anak-Anak

Anak-anak tidak selalu dapat mengungkapkan apa yang mereka lihat dan ini dapat membuat diagnosis menjadi sulit. Berikut adalah tanda-tanda yang bisa dikenali, seperti:

  • Menyipitkan mata untuk melihat
  • Menutupi satu mata dengan tangan mereka
  • Memutar kepala mereka dengan cara yang tidak biasa
  • Melihat benda dari samping daripada menghadap ke depan

Pengobatan Diplopia

Perawatan yang dilakukan pada dasarnya tergantung pada apakah Anda memiliki diplopia monokuler, diplopia binokuler, atau penyebab lain yang mendasarinya. Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

Pengobatan Monokuler

Jika Anda didiagnosis dengan diplopia monokuler, perawatan akan tergantung pada kondisi yang mendasari yang menyebabkan masalah.

  • Astigmatisme: Ini merujuk pada kornea yang melengkung tidak normal. Kacamata korektif atau lensa kontak sering dapat menetralkan kelengkungan dan memperbaiki masuknya cahaya yang masuk ke mata. Operasi laser adalah pilihan lain. Operasi melibatkan pembentukan kembali kornea dengan laser
  • Katarak: Operasi biasanya merupakan pilihan terbaik. Prosedur bedah menghilangkan kerutan dan penyebab penglihatan ganda.
  • Mata kering: Jika mata tidak menghasilkan cukup air mata atau mengering terlalu cepat, hal tersebut bisa menyebabkan peradangan dan menimbulkan rasa sakit, kondisi yang bisa menyebabkan diplopia. Sering kali, resep untuk obat tetes mata pengganti air mata akan menghilangkan gejala.

Pengobatan Binokuler

Perawatan untuk kondisi ini tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Menggunakan kacamata
  • Olahraga mata
  • Mengenakan lensa kontak opaque
  • Suntikan botulinum toxin (Botox) ke otot-otot mata
  • Menggunakan penutup mata
  • Operasi pada otot-otot mata untuk memperbaiki posisi
  • Menggunakan stick-on prism untuk membantu menyelaraskan gambar dari masing-masing mata

Komplikasi

Pada beberapa kasus, penglihatan ganda adalah sesuatu yang tidak serius sehingga tidak membutuhkan perawatan khusus. Namun jika kondisi ini terjadi pada bayi dan anak kecil, diplopia dapat menyebabkan penekanan dan amblyopia pada mata yang tidak dominan.

Pencegahan

Beberapa penyebab penglihatan ganda dapat dicegah. Misalnya, Anda bisa mencegah trauma kepala dengan mengenakan sabuk pengaman atau menggunakan helm saat berkendara. Selain itu, Anda juga harus mengenakan kacamata pelindung jika pekerjaan Anda berisiko tinggi melukai mata.

Sementara jika Anda memiliki diabetes, mengurangi kemungkinan kerusakan saraf yang bisa menyebabkan penglihatan ganda yaitu dengan mengendalikan gula darah. Sedangkan, jika kondisi ini disebabkan oleh katarak terkait usia, tidak cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.

 

  1. Anonim. What Is Double Vision?. https://www.webmd.com/eye-health/double-vision-diplopia-causes-symptoms-diagnosis-treatment#2-2. (Diakses pada 1 Juli 2020).
  2. Anonim. Double vision. https://www.your.md/condition/double-vision#diagnosis. (Diakses pada 1 Juli 2020).
  3. Anonim. Double Vision (Diplopia). https://www.health.harvard.edu/a_to_z/double-vision-diplopia-a-to-z. (Diakses pada 1 Juli 2020).
  4. Dude, Jitander. 2019. Diplopia (Double Vision). https://emedicine.medscape.com/article/1214490-overview. (Diakses pada 1 Juli 2020).
  5. Newman, Tim. 2018. Why am I seeing double?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/170634#causes. (Diakses pada 1 Juli 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi