Terbit: 9 March 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Pemeriksaan fisik jantung adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga medis untuk mengetahui kondisi kesehatan jantung. Apa pun jenis penyakit jantung yang dimiliki pasien, pemeriksaan fisik secara keseluruhan biasanya akan dilakukan. Pemeriksaan jantung lengkap sangat penting terutama bagi pasien yang memiliki gejala vital seperti tekanan darah, masalah denyut jantung, laju pernapasan, nyeri dada, dan bentuk dada.

Tahapan Pemeriksaan Fisik Jantung yang Perlu Dipahami

Prosedur Pemeriksaan Fisik Jantung 

Awalnya, tenaga medis akan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang kondisi kesehatan pasien terkait gejala yang dialami, salah satunya detak jantung tidak teratur. Begitupun riwayat pribadi dan keluarga seperti kadar kolesterol dalam darah, tekanan darah tinggi (hipertensi) nyeri dada, serangan jantung, diabetes, dan obesitas.  

Hal lain yang juga ditanyakan adalah terkait gaya hidup pasien seperti merokok, ketergantungan alkohol, aktivitas keseharian, dan perilaku menjaga kebersihan.

Berikut ini adalah beberapa langkah pemeriksaan fisik yang bisa dilakukan untuk menentukan diagnosis terhadap serangan jantung:

1. Inspeksi

Ada sejumlah petunjuk untuk mengetahui kondisi jantung melalui pemeriksaan fisik secara visual sederhana (inspeksi). Pemeriksaan fisik jantung ini akan melihat peredaran darah di leher, memeriksa bentuk dada, dan apakah ada benjolan atau pembengkakan pada dada dan perut.

2. Palpasi

Petugas medis akan menggunakan tangan untuk meraba dan merasakan kelainan selama penilaian kesehatan. Area yang biasanya diraba selama pemeriksaan jantung lengkap adalah dinding dada untuk melihat apakah jantung berdetak lebih keras dari biasanya dan begitupun bagian perut. Ini juga sangat penting untuk memastikan apakah ada penumpukan cairan pada bagian tubuh manapun.

3. Perkusi 

Pemeriksaan jantung lengkap ini masih dilakukan dengan menggunakan jari tangan untuk mengetuk pada area tubuh. Ketukan yang menggunakan jari tangan ini akan menghasilkan suara yang berbeda. Tergantung pada jenis suara yang dihasilkan di atas perut dan dinding dada.

Berdasarkan bunyi ketukan, petugas medis dapat menentukan apakah ada masalah pada jantung dan adanya cairan di paru-paru, atau massa di perut. Ini akan memberikan petunjuk untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

4. Auskultasi

Pemeriksaan selanjutnya adalah teknik pemeriksaan fisik, dimana petugas medis akan mendengarkan jantung, paru-paru, leher atau perut, untuk mengidentifikasi apakah ada masalah.

Auskultasi sering dilakukan dengan menggunakan stetoskop. Alat ini akan memperjelas suara yang terdengar di area dada. Jika ada temuan kelainan pada pemeriksaan, pengujian lebih lanjut mungkin disarankan.

Diagnosis Gangguan Kesehatan Jantung

Bila ditemukan kelainan setelah pemeriksaan fisik jantung di atas, langkah selanjutnya adalah menjalani tes berikut ini:

1. Elektrokardiogram

Tes ini dapat memberitahu berapa banyak kerusakan yang terjadi ke otot jantung dan di mana kerusakan itu terjadi. Selain itu, denyut jantung dan irama juga dapat dipantau dengan alat ini.

2. Ekokardiografi

Tes pencitraan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung yang memungkinkan petugas medis mempelajari bagaimana jantung berdetak dan memompa darah. Tes ini dapat digunakan selama dan setelah serangan jantung.

Tes ini juga dapat memberitahu jika ada struktur jantung (katup, septum, dll) telah terluka selama serangan jantung.

3. Cardiac Computerized Tomography (CT) scan.

Tes ini sering digunakan untuk memeriksa masalah pada jantung. Ketika CT scan jantung, pasien harus berbaring di dalam mesin. Tabung sinar-X di dalam mesin berputar di sekitar tubuh untuk menghasilkan gambar jantung dan dada.

4. Cardiac Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Begitupun untuk MRI, tes ini mengharuskan pasien berbaring dalam mesin seperti tabung panjang yang menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini menghasilkan gambar untuk membantu dokter mengevaluasi kondisi jantung.

5. Tes Darah

Darah dapat diambil untuk mengukur kadar enzim jantung yang mengindikasikan kerusakan otot jantung. Enzim ini biasanya ditemukan di dalam sel-sel hati dan diperlukan untuk fungsi organ tersebut. Ketika sel-sel otot jantung Anda terluka, enzim akan dilepaskan ke dalam aliran darah. Dengan mengukur kadar enzim ini, dokter dapat menentukan ukuran serangan jantung dan kapan serangan jantung mulai.

Selain itu, tes darah ini juga dapat mengukur kadar troponin. Troponin adalah protein yang ditemukan dalam sel-sel jantung yang dilepaskan ketika otot jantung rusak oleh kurangnya suplai darah ke jantung. Mendeteksi troponin dalam darah dapat menunjukkan serangan jantung.

6. Rontgen

Rontgen dada dapat menghasilkan gambar jantung, paru-paru, pembuluh darah, saluran udara, tulang dada, dan tulang belakang. Rontgen dada juga dapat mendeteksi cairan di dalam atau di sekitar paru-paru atau udara di sekitar paru-paru.

Jika menjalani penanganan medis di ruang gawat darurat dengan kasus nyeri dada, cedera dada atau sesak napas, biasanya pasien akan mendapatkan rontgen dada. Gambar hasil rontgen dada dapat membantu dokter menentukan apakah pasien memiliki masalah jantung.

7. Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung adalah menempatkan selang yang sangat kecil, fleksibel, (disebut kateter) ke dalam pembuluh darah di selangkangan, lengan, atau leher. Kemudian dokter memasangnya melalui pembuluh darah ke aorta dan ke jantung. Setelah kateter terpasang, beberapa tes dapat dilakukan.

Dokter Anda dapat menempatkan ujung kateter ke berbagai bagian jantung untuk mengukur tekanan di dalam ruang jantung atau mengambil sampel darah untuk mengukur kadar oksigen.

Dokter dapat mengarahkan kateter ke dalam arteri koroner dan menyuntikkan zat pewarna kontras untuk memeriksa aliran darah. Arteri koroner adalah pembuluh yang membawa darah ke otot jantung.

Jika hasil pemeriksaan jantung lengkap dan diagnosis menunjukan kelainan pada jantung, mungkin pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaaan lanjutan atau mendapatkan perawatan yang tepat. Pemeriksaan ini terutama pada pasien yang memiliki gaya hidup tidak sehat dan berisiko penyakit jantung.

Serangan Jantung – Halaman Selanjutnya : 1 2 3 4 5 6

  1. The Physical Examination and Health Assessment. http://chemocare.com/chemotherapy/before-and-after/the-physical-examination-and-health-assessment.aspx. (Diakses 9 Maret 2020)
  2. Mayo Clinic Staff. 2018. Heart disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/diagnosis-treatment/drc-20353124. (Diakses 9 Maret 2020)
  3. Cardiovascular examination. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2213/. (Diakses 9 Maret 2020)
  4. Cardiovascular (CVS) Examination. https://www.medistudents.com/en/learning/osce-skills/cardiovascular/cardiovascular-examination/. (Diakses 9 Maret 2020)
  5. What is cardiac catheterization?. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/cardiac-catheterization. (Diakses 9 Maret 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi