Terbit: 16 September 2020 | Diperbarui: 17 March 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Dermatitis stasis adalah peradangan kulit disertai gatal dan pembengkakan di kaki yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Dermatitis Stasis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Dermatitis Stasis?

Dermatitis stasis adalah salah satu jenis dermatitis yang ditandai dengan peradangan kulit akibat penyumbatan pembuluh darah. Kondisi ini biasanya terjadi di kaki bagian bawah karena sering kali menjadi tempat darah terkumpul.

Ketika darah terkumpul pada pembuluh darah di kaki bagian bawah, tekanan pada pembuluh darah meningkat. Ini memungkinkan protein merembes ke jaringan kulit dan mengakibatkan penumpukan sel darah, cairan, dan protein.

Kondisi tersebut menyebabkan pembengkakan (edema perifer), ruam kemerahan yang bersisik, dan gatal di tungkai kaki, pergelangan kaki, dan betis. Jenis dermatitis ini terkadang disebut sebagai dermatitis gravitasi, dermatitis stasis vena, eksim vena, atau eksim varises.

Gejala Dermatitis Stasis

Pembengkakan di sekitar pergelangan kaki biasanya gejala awal jenis penyakit kulit ini. Kondisinya mungkin akan menjadi lebih baik saat tidur dan akan kembali lagi di siang hari saat beraktivitas.

Berikut ini sejumlah gejala dermatitis statis lainnya:

  • Iritasi kulit.
  • Kulit kemerahan.
  • Gatal.
  • Varises yang tampak bengkok, menonjol, dan berwarna ungu pekat atau kebiruan.
  • Sensasi kenyang, berat, atau sakit setelah lama berdiri atau berjalan.
  • Bengkak di bagian dalam tungkai bawah dan pergelangan kaki, terutama setelah berdiri dalam waktu lama.

Ketika dermatitis stasis berkembang, gejala awal ini bisa memburuk dan menimbulkan gejala baru, di antaranya:

  • Pembengkakan yang menyebar ke betis.
  • Luka berwarna merah atau ungu yang mungkin mengeluarkan cairan atau berkerak.
  • Kulit mengkilap dan bengkak.
  • Kulit gatal, kering, dan pecah-pecah.

Dalam kondisi yang berat, beberapa bagian tungkai kaki bisa menjadi sangat gatal, mengeras, bersisik, dan rentan infeksi, atau dalam kasus yang jarang terjadi menyebabkan betis menyusut.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Segera temui dokter jika mengalami pembengkakan di kaki atau gejala dermatitis stasis yang telah dijelaskan di atas, terutama jika mengalami gejala berikut:

  • Rasa sakit di kaki.
  • Kulit kemerahan.
  • Luka terbuka di kulit.
  • Luka mengaluarkan nanah.

Penyebab Dermatitis Stasis

Penyakit kulit ini cenderung berkembang pada orang dengan kondisi yang menyebabkan penyumbatan peredaran darah di kaki seperti insufisiensi vena kronis.

Insufisiensi vena kronis adalah kondisi di mana katup pada vena tungkai tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kesulitan mengalirkan darah ke jantung, sehingga darah kembali dan menumpuk di kaki bagian bawah.

Darah yang menumpuk ini menyebabkan peningkatan tekanan dan pembengkakan pada pembuluh darah, yang pada akhirnya menyebabkan gejala penyakit ini.

Kondisi lainnya yang dapat menyumbat aliran darah di kaki dan menyebabkan dermatitis stasis, di antaranya:

  • Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam, yaitu bekuan darah di kaki bagian bawah.
  • Varises atau pembuluh darah yang membesar dan bengkak.
  • Prosedur operasi yang memengaruhi vena di kaki bagian bawah.
  • Cedera pada kaki bagian bawah.
  • Gagal jantung kongestif.

Faktor Risiko Dermatitis Stasis

Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dermatitis stasis, termasuk:

  • Wanita lebih berisiko daripada pria.
  • Orang berusia 50 tahun ke atas.
  • Kelebihan berat badan (obesitas).
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Memiliki kondisi yang mengganggu aliran darah.
  • Berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
  • Penyakit ginjal.
  • Melahirkan.
  • Jarang berolahraga.

Diagnosis Dermatitis Stasis

Untuk memastikan diagnosis, awalnya dokter akan menanyakan tentang gejala, riwayat kesehatan, kondisi sebelumnya, atau kondisi saat ini yang harus diwaspadai, termasuk:

  • Masalah dengan jantung atau peredaran darah.
  • Pembekuan darah.
  • Riwayat operasi.
  • Cedera pada kaki bagian bawah.

Dokter kemudian akan memeriksa kulit di kaki bagian bawah untuk memeriksa tanda-tanda dari dermatitis stasis. Dokter juga dapat melakukan ultrasonografi (USG) Doppler, merupakan tes noninvasif yang menggunakan gelombang suara untuk memeriksa aliran darah melalui pembuluh darah.

Dokter mungkin akan melakukan tes tambahan berikut:

  • Tes darah.
  • Tes fungsi jantung.
  • Tes alergi pada kulit.

Pengobatan Dermatitis Stasis

Perawatan untuk penyakit ini bertujuan untuk meringankan masing-masing gejalanya. Maka dari itu, pengobatannya dapat berbeda-beda.

Berikut ini beberapa pengobatan dermatitis statis untuk masing-masing gejalanya:

  • Mengurangi pembengkakan. Kebanyakan penderitanya perlu menggunakan pakaian kompresi seperti stoking varises (atau wrap dan Unna boot) untuk meredakan pembengkakan. Kompresi juga dapat melancarkan peredaran darah. Selain itu, pembengkakan di kaki juga dapat diatasi dengan mengangkat kedua kaki di atas posisi jantung selama 15 menit setiap 2 jam sekali.
  • Mengobati peradangan. Untuk mengatasi gejala iritasi dan gatal-gatal akibat peradangan, biasanya dokter meresepkan obat topikal seperti kortikosteroid atau topical calcineurin inhibitor (TCI).
  • Mengatasi infeksi. Jika terjadi infeksi pada kulit di kaki, dokter mungkin dapat mengatasinya dengan antibiotik oral atau topikal sampai gejalanya hilang.
  • Membalut luka. Luka akibat penyakit ini harus diobati dengan hati-hati. Dalam beberapa kondisi, penderitanya mungkin perlu menggunakan pembalut, perban, atau kain kasa tertentu untuk membantu penyembuhan luka.
  • Mengatasi varises. Varises terkadang dapat menyebabkan nyeri atau pendarahan. Dalam beberapa kasus, operasi untuk mengangkat atau memperbaiki vena yang rusak mungkin prosedur yang tepat untuk mengobati penyakit ini.
  • Merawat kulit. Kulit kering menjadi masalah yang paling umum pada penderita dermatitis stasis. Dokter mungkin menyarankan menggunakan pelembap beberapa kali sehari untuk mengurangi rasa gatal dan menghidrasi kulit. Sebaiknya gunakan krim kulit tanpa pewarna, parfum, atau pewangi, untuk menenangkan kulit sensitif dan lembut.

Komplikasi

Jika dibiarkan dan tanpa pengobatan, penyakit kulit ini dapat memburuk dan menyebabkan komplikasi berikut:

  • Luka kaki kronis.
  • Luka kaki yang tidak kunjung sembuh.
  • Abses.
  • Selulitis, yaitu infeksi bakteri di lapisan dalam kulit.
  • Infeksi tulang (osteomielitis).

Pencegahan Dermatitis Stasis

Penyakit ini tidak selalu dapat dicegah, tetapi melakukan perubahan gaya hidup dapat mengurangi risiko atau memperburuk kondisi, di antaranya:

  • Mempertahankan berat badan yang sehat.
  • Rajin berolahraga.
  • Mengangkat kedua kaki dengan posisi di atas jantung secara teratur.
  • Membatasi asupan garam.

Diagnosis dan pengobatan masalah kesehatan yang mendasari dapat membantu mengurangi risiko penyakit ini.

 

  1. Anonim. 2020. What Is Venous Stasis Dermatitis?. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/eczema/venous-stasis-dermatitis. (Diakses pada 16 September 2020)
  2. Buttaccio, Jenny L. 2020. An Overview of Stasis Dermatitis. https://www.verywellhealth.com/stasis-dermatitis-what-to-know-4165519. (Diakses pada 16 September 2020)
  3. Fletcher, Jenna. 2018. What causes stasis dermatitis and ulcers?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322896. (Diakses pada 16 September 2020)
  4. Lights, Verneda. 2019. Stasis Dermatitis and Ulcers. https://www.healthline.com/health/stasis-dermatitis-and-ulcers. (Diakses pada 16 September 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi