Terbit: 15 January 2020 | Diperbarui: 22 June 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Cedera saraf tulang belakang adalah kerusakan serius pada saraf tulang belakang yang umumnya diakibatkan oleh trauma fisik dengan efek jangka panjang. Ketahui apa itu cedera saraf tulang belakang, penyebab, gejala, cara mengatasi, perawatan, dll.

Cedera Saraf Tulang Belakang: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati, dll

Apa Itu Cedera Saraf Tulang Belakang?

Cedera saraf tulang belakang adalah kerusakan serius pada saraf tulang belakang yang umumnya disebabkan oleh trauma fisik seperti jatuh dari ketinggian, tertimpa benda berat, cedera punggung parah saat melakukan aktivitas olahraga, dll.

Cedera pada bagian tubuh ini memiliki efek jangka panjang dan dapat memengaruhi kehidupan penderitanya secara signifikan. Pasalnya, saraf tulang belakang memiliki fungsi vital pada tubuh yaitu untuk mengirim pesan dari otak ke seluruh bagian tubuh dan juga sebaliknya.

Saraf tulang belakang juga terdiri dari kumpulan saraf yang bertugas untuk melindungi tulang belakang dan menghubungkan otak dengan lengan, kaki, dada, dan perut. Saraf ini juga mengontrol fungsi organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, usus, dan kandung kemih.

Tidak seperti bagian tubuh lainnya, saraf tulang belakang tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagiannya sendiri saat rusak. Apabila terjadi gangguan pada saraf ini, maka akan berdampak serius pada fungsi organ tubuh lainnya hingga menyebabkan kelumpuhan.

Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), kasus ini dialami oleh 250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya dengan penyebab utama kecelakaan di jalan raya.

Selain kecelakaan kendaraan, berikut ini adalah penyebab yang paling umum, yaitu:

  • Jatuh dari ketinggian.
  • Dampak kekerasan seperti luka tusuk atau lebam di tulang belakang.
  • Menyelam ke kolam yang dangkal dan menghantam bagian bawahnya dengan keras.
  • Kecelakaan listrik.
  • Cedera kepala atau tulang belakang saat aktivitas olahraga.
  • Kompresi tulang belakang akibat tumor dan infeksi atau peradangan tertentu.
  • Aliran darah di saraf yang tidak cukup dan lancar ke saraf tulang belakang.
  • Aneurisma atau pembengkakan pembuluh darah.
  • Penurunan tekanan darah yang berkepanjangan.
  • Memutar bagian batang tubuh terlalu kuat.
  • Semua jenis kecelakaan kendaraan yang menyebabkan trauma fisik pada area wajah, kepala, leher, punggung, atau dada.

Semua penyebab tersebut umumnya bisa dicegah dengan mengutamakan keselamatan diri sendiri dan menggunakan proteksi dan perlengkapan keamanan saat berkendara atau aktivitas berisiko berat lainnya.

Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang

Gejala cedera saraf tulang belakang tergantung pada bagian saraf yang terkena dan tingkat keparahannya. Berdasarkan faktornya, ciri cedera saraf tulang belakang dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Cedera Menyeluruh: Semua fungsi sensorik dan fungsi motorik hilang akibat cedera tersebut.
  • Cedera Lokal: Cedera tidak menyeluruh apabila ada beberapa fungsi motorik dan fungsi sensorik yang tidak terkena efek dari cedera atau masih normal.

Sementara itu, berdasarkan gangguan fungsi sensorik dan fungsi motorik gejala cedera ini dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

  • Tetraplegia: Cedera yang mengenai lengan, tangan, badan, kaki, dan organ panggul, disebut juga dengan quadriplegia.
  • Paraplegia: Kelumpuhan pada seluruh atau sebagian tulang belakang, kaki, dan organ panggul.
  • Triplegia: Kelumpuhan pada kedua tungkai dan salah satu lengan.

Terlepas dari jenis gangguan yang dialami, berikut ini adalah gejala dan ciri cedera saraf tulang belakang paling umum, yaitu:

  • Kehilangan kemampuan untuk mengontrol gerakan termasuk kaki dan tangan.
  • Kehilangan kemampuan untuk merasakan sensasi seperti panas, dingin, dan sentuhan.
  • Kehilangan kemampuan untuk mengontrol usus atau kandung kemih.
  • Mengalami mati rasa atau kesemutan.
  • Mengalami reflek kejang yang berlebihan.
  • Mengalami perubahan fungsi seksual, sensitivitas seksual dan kesuburan.
  • Rasa sakit dan kaku pada area punggung dan leher.
  • Sesak napas, batuk dan mengeluarkan cairan dari paru-paru.
  • Sakit kepala.

Penderita cedera ini juga sering mengalami nyeri punggung ekstrim dan tekanan di area sekitar leher, kepala, dan punggung.

Faktor Risiko Cedera Saraf Tulang Belakang

Berikut ini adalah faktor yang memperbesar risiko seseorang terkena cedera ini, yaitu:

  • 80% orang yang mengalami cedera ini adalah laki-laki berusia 16-30 tahun.
  • Orang tua berusia lebih dari 65 tahun karena berisiko lebih sering jatuh.
  • Memiliki kebiasaan aktivitas seperti olahraga tanpa pemanasan yang benar.
  • Orang-orang yang tidak memerhatikan keamanan dan keselamatan berkendara.
  • Memiliki gangguan tulang sendi atau kelainan tulang lainnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Siapapun yang mengalami kecelakaan atau jatuh dan mengalami gejala seperti yang disebutkan harus segera berkonsultasi ke dokter. Terutama apabila Anda mengalami efek nyeri parah, mati rasa, atau kelumpuhan pasca kejadian traumatis tersebut.

Selain itu, indikasi serius kadang tidak dikenali cirinya, namun dapat bertambah parah bila dibiarkan terlalu lama. Sebaiknya segera pergi ke dokter setelah cedera tersebut agar perawatan dan tingkat kesembuhannya maksimal.

Diagnosis Cedera Saraf Tulang Belakang

Berikut ini adalah alat diagnostik yang biasa digunakan dokter untuk memastikan kondisi saraf dan tulang apabila ada indikasi tersebut, yaitu:

  • Foto rontgen.
  • CT scan.
  • MRI.
  • Sinar-X tulang belakang.

Dokter juga akan menggunakan pengujian potensial untuk mengukur bagaimana fungsi dan seberapa cepat sinyal saraf mencapai otak.

Cara Mengobati Cedera Saraf Tulang Belakang

Apabila sudah positif memiliki kondisi ini, dokter akan merekomendasikan Anda untuk dirawat di unit perawatan intensif (ICU) atau dipindahkan ke ruangan spesialis cedera tulang dengan tim medis yang lebih lengkap yaitu ahli bedah saraf, ahli bedah ortopedi, psikolog, perawat, dan terapis.

Berikut ini adalah cara mengobati cedera saraf tulang belakang, yaitu:

1. Obat-Obatan

Cedera ini dapat diatasi dengan obat-obatan Metilprednisolon dengan suntikan, namun penelitian terbaru menyatakan bahwa obat ini memiliki efek samping serius seperti pembekuan darah dan pneumonia.

Obat ini mungkin tidak lagi direkomendasikan, namun konsultasi ke dokter bila Anda melakukan perawatan dengan obat ini, karena pada kondisi tertentu kemungkinan obat ini memang dibutuhkan.

2. Imobilisasi

Imobilisasi adalah sistem untuk membantu menstabilkan dan mengkoordinasikan sistem tulang belakang, otot, dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan, postur, aktivitas, sehingga membantu penyembuhan.

3. Operasi

Operasi juga dibutuhkan dalam beberapa kasus untuk mengatasi fragmen tulang atau benda asing yang menekan tulang belakang. Pembedahan ini juga mungkin dianjurkan untuk mengatasi rasa nyeri dan berbagai gejala lainnya, serta mengurangi risiko kelainan bentuk tulang di masa depan.

Anda harus berkonsultasi pada dokter untuk perawatan terbaik demi pemulihan kondisi cedera yang Anda alami dengan lebih efektif.

Komplikasi Cedera Tulang Saraf Belakang

Terdapat beberapa komplikasi yang terjadi terkait kondisi cedera ini, meliputi:

  • Infeksi saluran kemih.
  • Inkontinensia usus, yaitu ketidakmampuan untuk mengontrol pergerakan usus.
  • Infeksi di paru-paru.
  • Penggumpalan darah.
  • Depresi.
  • Gangguan buang air kecil atau buang air besar.

Cedera ini membutuhkan perhatian serius hingga pasca perawatan untuk membantu pasien memulihkan dan memaksimalkan fungsi tubuhnya, termasuk penggunaan alat bantu dan rehabilitasi.

Cara Mencegah Cedera Saraf Tulang Belakang

Cedera tulang ini umumnya disebabkan oleh kecelakaan yang tidak diinginkan, berikut ini adalah cara mencegahnya, yaitu:

  • Melakukan pemanasan dan alat-alat yang sesuai saat melakukan aktivitas olahraga.
  • Menggunakan sabuk pengaman saat berkendara dengan mobil.
  • Memerhatikan keamanan dan keselamatan saat berkendara.
  • Jangan menyelam ke air kecuali Anda sudah memperkirakan kedalaman dasar kolamnya.
  • Selalu memerhatikan keselamatan Anda pada saat melakukan aktivitas apapun.

Itulah pembahasan lengkap tentang cedera saraf tulang belakan. Semoga informasi ini bermanfaat dalam mengatasi atau mencegah cedera serius ini.

 

  1. Jason Eck, DO, MS. 2019. Spinal Cord Injury. https://www.medicinenet.com/spinal_cord_injury_treatments_and_rehabilitation/article.htm. (Diakses pada 15 Januari 2019).
  2. MayoClinic. 2019. Spinal cord injury. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spinal-cord-injury/symptoms-causes/syc-20377890. (Diakses pada 15 Januari 2019).
  3. O’Connell, Krista. 2017. Spinal Cord Injury. https://www.healthline.com/health/spinal-injury#causes. (Diakses pada 15 Januari 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi