Terbit: 20 April 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Berikut ini cara penggunaan bronkodilator:

Cara Penggunaan Bronkodilator untuk Penderita Emfisema

  • Jika Anda sesak napas saat istirahat, dokter dapat meresepkan albuterol untuk diberikan pada interval yang dijadwalkan secara rutin, baik melalui MDI, atau dengan uap (nebulisasi). Nebulisasi adalah menghirup obat cair yang telah menguap oleh aliran kontinu udara
  • Ipratropium bromide (Atrovent) adalah obat bronkodilator lain yang digunakan untuk emfisema yang relatif ringan. Mirip dengan albuterol, itu tersedia dalam inhaler dan dalam bentuk cairan untuk nebulisasi. Tidak seperti albuterol, ipratropium bromida biasanya diberikan dalam interval yang dijadwalkan. Oleh karena itu, biasanya tidak diresepkan untuk tujuan ‘penyelamatan’. Atrovent memiliki efek lebih lama dari albuterol, namun, sering memberikan bantuan yang lebih besar. Sementara itu, tiotropium (Spiriva) adalah pengunaan jangka panjang dari ipratropium. Mengonsumsi obat ini sekali sehari telah terbukti membuat rawat inap di rumah sakit lebih sedikit dan meningkatkan kemungkinan peningkatan kelangsungan hidup pada beberapa pasien dengan PPOK.
  • Methylxanthines (Theophylline) dan obat bronkhodilator lainnya yang tersedia memiliki berbagai sifat yang mungkin membuat mereka berguna dalam kasus-kasus tertentu. Theophylline (Theo-Dur, Uniphyl) adalah obat yang diberikan secara oral (tablet). Hal ini dapat memiliki efek berkesinambungan dalam menjaga saluran napas agar terbuka. Kadar teofilin harus dipantau dengan tes darah. Terlalu banyak teofilin dapat menyebabkan overdosis, namun jika terlalu sedikit, obat ini tidak akan memberikan efek yang cukup untuk melegakan napas. Selain itu, obat lain dapat berinteraksi dengan teofilin, mengubah kadarnya di darah tanpa diketahui. Untuk alasan ini, dokter sekarang meresepkan teofilin sangat hati-hati dengan mempertimbangkan potensi untuk interaksi obat lainnya.

Jika Anda mengosumsi theophylline, pastikan minumnya sesuai dengan resep dan konsultasikan dengan dokter sebelum memulai pengobatan baru. Beberapa studi menunjukkan bahwa theophylline dalam dosis yang sangat rendah dapat memiliki sifat anti-inflamasi. Kini, teofilin jarang diresepkan dan biasanya hanya dalam keadaan khusus, mengingat efektivitasnya kurang maksimal, diperlukan pemantauan kadar darah dan interaksi dengan obat lain.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi