Terbit: 12 August 2020 | Diperbarui: 24 January 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Batuk kering adalah batuk yang tidak mengeluarkan dahak. Batuk jenis ini dapat menyebabkan komplikasi, termasuk inkontinensia urine sampai gangguan tidur. Simak informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Batuk Kering: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Batuk Kering?

Batuk kering adalah batuk yang tidak produktif atau tidak mengeluarkan dahak. Ini adalah refleks pertahanan tubuh yang berfungsi menjaga saluran pernapasan tetap bersih dari zat-zat yang mengiritasi atau menghalangi sehingga bisa bernapas lancar.

Batuk yang tidak produktif adalah gejala dari berbagai penyakit, kelainan, dan kondisi ringan hingga serius. Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai kondisi, termasuk peradangan, infeksi, trauma, penyumbatan saluran napas pernapasan, dan masalah kesehatan lainnya.

Ketika batuk tidak berdahak dapat terjadi setelah menghirup bahan iritan ringan seperti debu, asap, atau bubuk. Batuk tanpa dahak dapat menyertai kondisi serius dan berpotensi mengancam nyawa seperti gagal jantung kongestif dan kanker paru-paru.

Berdasarkan penyebab, batuk kering dapat terjadi secara tiba-tiba dan menghilang dengan cepat seperti setelah menghirup asap rokok. Batuk tanpa dahak akut muncul tiba-tiba dan berlangsung 2-3 minggu biasanya terkait dengan pilek, sedangkan batuk tanpa dahak kronis berlangsung lebih dari 8 minggu akibat merokok atau asma.

Tanda dan Gejala Batuk Kering

Gejala utama batuk kering ditandai dengan batuk yang tidak mengelurkan dahak, tenggorokan terasa gatal, dan perih sehingga kesulitan menelan (disfagia). Batuk tidak produktif biasanya menjadi lebih buruk ketika malam hari sehingga mengganggu kualitas tidur.

Batuk jenis ini sering kali terjadi bersamaan dengan gejala lainnya yang bervariasi tergantung pada penyakit, kelainan, atau kondisi yang mendasarinya.

Berikut ini gejala yang menyertai batuk kering:

  • Demam
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Suara paru-paru saat bernapas
  • Perubahan tekanan darah
  • Kadar oksigen darah rendah

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Batuk kering yang semakin parah, tidak kunjung sembuh, atau mengeluarkan darah atau lendir berwarna hijau ketika batuk harus segera ke dokter.

Beberapa gejala yang juga harus segera mendapatkan pengobatan medis, di antaranya:

  • Mengi
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Detak jantung cepat
  • Perasaan ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan
  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Pembengkakan di kaki atau pergelangan kaki

Penyebab Batuk Kering

Batik kering dapat disebabkan berbagai kondisi, mulai dari alergi hingga refluks asam lambung. Dalam beberapa kasus bahkan penyebabnya tidak diketahui secara pasti.

Berikut ini sejumlah penyebab batuk kering yang umum dan yang kurang umum:

1. Asma

Asma adalah kondisi di mana saluran pernapasan membengkak dan menyempit. Batuk yang terkait dengan asma bisa produktif dan tidak produktif, tetapi biasanya tidak produktif.

Batuk merupakan gejala umum untuk asma, tetapi biasanya bukan yang paling menonjol. Namun, ada beberapa jenis asma yang disebut cough variant asthma (CVA) atau batuk varian asma yang termasuk batuk kering kronis sebagai gejala utamanya.

Selain batuk kering kronis, gejala asma lainnya termasuk:

  • Mengi
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Sulit tidur karena mengi atau batuk
  • Suara siulan saat mengembuskan napas

2. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

GERD adalah jenis refluks asam kronis yang terjadi ketika asam lambung sering mengalir kembali ke kerongkongan, yang menghubungkan mulut ke perut. Asam lambung dapat mengiritasi kerongkongan dan menyebabkan refleks batuk, terutama batuk kering.

Gejala GERD lainnya termasuk:

  • Maag
  • Nyeri dada
  • Regurgitasi, naiknya makanan atau cairan asam ke kerongkongan atau mulut
  • Perasaan ada benjolan di bagian belakang tenggorokan
  • Batuk kronis
  • Sakit tenggorokan kronis
  • Suara serak
  • Kesulitan menelan (disfagia)

3. Infeksi Virus

Ketika terinfeksi salah satu dari berbagai virus yang menyebabkan flu biasa, gejala jangka pendek biasanya berlangsung kurang dari seminggu. Namun, sering kali batuk bertahan lama setelah gejala lainnya membaik.

Batuk setelah pilek biasanya kering dan bisa bertahan sampai dua bulan. Penyebab batuk kering biasanya akibat iritasi pada saluran pernapasan, yang sering kali menjadi sangat sensitif setelah penyakit akibat virus.

4. Postnasal Drip

Postnasal drip adalah kondisi ketika lendir atau ingus berlebih menetes ke tenggorokan. Saat mengalami alergi dingin atau musiman, selaput di hidung merespons dengan memproduksi lendir lebih banyak dari biasanya.

Tidak seperti lendir normal (sehat), lendir ini berair sehingga mudah menetes ke tenggorokan. Postnasal drip dapat merangsang saraf di bagian belakang tenggorokan, sehingga memicu batuk.

5. Polusi Udara

Berbagai hal yang ada di udara dapat mengiritasi saluran pernapasan, termasuk asap, polusi, debu, jamur, dan serbuk sari. Partikel kimiawi seperti sulfur dioksida atau nitrit oksida juga menyebabkan masalah kesehatan. Bahkan udara bersih yang terlalu kering atau terlalu dingin dapat menyebabkan batuk kering bagi sebagian orang.

Jika tinggal di daerah beriklim kering, cobalah menggunakan humidifier (alat pemlembap ruangan) untuk menambah kelembapan udara di rumah.

6. ACE Inhibitors

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors seperti enalapril dan lisinopril adalah obat resep yang mengobati berbagai kondisi, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi).

Salah satu efek samping dari ACE inhibitors yang paling umum adalah batuk kering kronis. Menurut Harvard Health, sekitar 20 persen orang yang memakai obat ini mengalami batuk tidak berdahak.

7. Batuk Rejan

Ini adalah kondisi yang sangat menular dan menjadi penyebab batuk kering yang parah. Batuk rejan kemudian disertai suara “whoop” bernada tinggi saat menarik napas. Kondisi mungkin dianggap sebagai flu biasa pada tahap awal, tetapi pada akhirnya menyebabkan batuk yang tidak terkendali.

Sebelumnya, batuk rejan adalah penyakit yang sering kali terjadi pada anak-anak, tetapi sekarang kebanyakan anak telah divaksinasi untuk melawannya. Saat ini batuk rejan lebih sering terjadi pada bayi yang belum bisa mendapatkan vaksin atau pada remaja dan orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh menurun dari waktu ke waktu.

8. Paru-Paru Kolaps (Mengempis)

Paru-paru kolaps atau juga dikenal sebagai pneumotoraks, terjadi ketika paru-paru secara tiba-tiba mengempis. Ini bisa terjadi dengan sendirinya atau sebagai respons cedera dada. Paru-paru kolaps lebih sering terjadi pada penderita penyakit paru-paru.

Selain menyebabkan batuk tidak berdahak, paru-paru kolaps juga bisa menyebabkan nyeri dada mendadak dan sesak napas.

9. Kanker Paru-Paru

Meskipun jarang, terkadang batuk kering yang terus-menerus bisa menjadi tanda kanker paru-paru. Batuk yang terkait dengan kanker ini biasanya tidak kunjung sembuh dan berubah seiring waktu. Misalnya, batuk mungkin menjadi terasa lebih sakit atau mengeluarkan suara yang berbeda.

10. Gagal Jantung

Kondisi ini dapat terjadi ketika otot jantung tidak mampu memompa darah sebagaimana mestinya. Gagal jantung lebih sering terjadi pada penderita penyakit arteri koroner dan tekanan darah tinggi, yang dapat menurunkan kemampuan jantung memompa darah secara efektif.

Batuk kering yang terus-menerus adalah salah satu gejala gagal jantung. Namun, bisa juga menyebabkan batuk berdahak dan berbusa putih atau berwarna merah muda.

Diagnosis Batuk Kering

Guna mendiagnosis penyebab batuk kering, dokter biasanya memulai dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik.

Dokter mungkin juga akan melakukan beberapa tes tambahan untuk membantu diagnosis, termasuk:

  • Tes pencitraan. Tes ini termasuk X-ray atau CT scan dapat menggambarkan bagian dalam dada yang memudahkan dokter untuk memeriksa masalah kesehatan.
  • Spirometri. Tes yang dilakukan dengan menghirup dan mengembuskan nasa satu tarikan ke dalam alat khusus untuk memeriksa fungsi paru-paru. Biasanya dokter menggunakan spirometri untuk membantu mendiagnosis kondisi seperti asma atau idiopathic pulmonary fibrosis (IPF).
  • Endoskopi. Ini adalah tes untuk mendeteksi jaringan dan organ bagian dalam yang bermasalah secara rinci menggunakan alat bernama endoskop. Alat yang dimasukan melalui mulut dan tenggorokan ini berupa selang tipis yang ujungnya disematkan lampu dan kamera mikro.

Pengobatan Batuk Kering

Batuk kering adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi virus seperti pilek biasanya sembuh dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu. Pengobatan secara mandiri di rumah dapat membantu merasa lebih baik untuk sementara waktu, dan obat batuk kering dapat meredakan batuk dalam jangka pendek bagi orang dewasa.

Berikut ini beberapa cara mengatasi batuk kering yang alami dan medis:

1. Pengobatan di Rumah

Ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk meredakan batuk kering, di antaranya:

  • Madu. Obat batuk kering alami ini membantu meredakan dengan menenangkan bagian belakang tenggorokan dan meredakan iritasi yang memicu batuk jenis ini. Minumlah air hangat dicampurkan madu dan lemon atau minum 1-2 sendok teh madu 30 menit sebelum tidur. Madu tidak boleh diberikan kepada anak di bawah usia 12 bulan karena berisiko botulisme (infeksi bakteri yang jarang terjadi).
  • Perbanyak minum cairan. Minum banyak cairan dapat membantu meredakan batuk. Cairan ini termasuk kaldu atau teh hangat yang mampu membantu melegakan tenggorokan.
  • Berkumur dengan air garam. Cara mengatasi batuk kering yang alami ini juga dapat membantu mengatasi batuk jenis ini yang terkait dengan pilek dan sakit tenggorokan.
  • Mandi air hangat. Mandi atau berendam di dalam air hangat yang beruap dapat meredakan kekeringan dan iritasi pada tenggorokan.

3. Obat-obatan

Obat penekan batuk terkadang dikenal sebagai antitusif atau mungkin dapat digunakan untuk pengobatan batuk kering jangka pendek pada orang dewasa. Obat penekan batuk dapat bekerja dengan menekan keinginan untuk batuk, obat ini termasuk pholcodine, dextromethorphan, codeine, dihydrocodeine, dan pentoxyverine. Obat-obatan ini tersedia dalam bentuk:

  • Tablet hisap, yang mungkin mengandung antibakteri untuk membantu meredakan sakit tenggorokan.
  • Cairan atau lingtus (cough mixture).

Beberapa penekan batuk harus berdasarkan resep dokter, sementara obat batuk kering yang lain tersedia tanpa resep. Kemungkinan efek samping dari obat penekan batuk termasuk mengantuk, mual, muntah, dan sembelit.

Beberapa kombinasi obat flu dan pilek tersedia dalam bentuk tablet atau cairan mungkin mengandung pereda batuk. Obat kombinasi pilek dan flu, termasuk:

  • Antihistamin. Obat ini memiliki efek sedatif yang dapat membantu jika batuk kering mengganggu kualitas tidur. Dokter mungkin menyarankan agar meminum obat ini sebelum tidur. Misal diphenhidramin dan chlorpheniramin.
  • Dekongestan. Obat untuk meredakan hidung mampet atau tersumbat. Misal pseudoefedrin, phenylpropanilamin, phenylefrin, namun hati-hati pengunaannya pada penderita tekanan darah tinggi karena meningkatkan tekanan darah.
  • Antitusif. Obat untuk menekan refleks batuk, misal dextromethorphan dan codein, merupakan obat keras dan harus menggunakan resep dokter.

Sebelum menggunakan obat-obatan ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau apoteker tentang dosis, kontraindikasi, dan efek sampingnya.

2. Obat Semprot Hidung dan Inhaler

Jika dokter menduga bahwa demam atau rinitis alergi (ketika dahak mengalir ke bagian belakang tenggorokan) dapat menyebabkan batuk, cara mengatasi batuk kering bisa menggunakan obat semprot hidung saline dan obat semprot hidung kortikosteroid.

Inhaler kortikosteroid juga mungkin disarankan dokter jika asma adalah kemungkinan penyebab batuk kering. Obat ini dihirup melalui mulut.

4. Pengobatan Refluks

Penderita refluks atau ketika cairan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, terkadang mengalami batuk terus-menerus atau batuk tersedak di malam hari. Kondisi ini dapat diatasi menggunakan obat penghambat asam, termasuk penghambat pompa proton (proton pump inhibitors) dapat membantu meredakan batuk yang disebabkan oleh refluks.

Langkah untuk mengobati refluks seperti tidak makan sebelum waktu tidur dan memiringkan kepala ketika tidur juga dapat membantu meredakan.

Komplikasi Batuk Kering

Batuk kering yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk komplikasi berikut ini:

  • Batuk berulang menyebabkan inkontinensia urine pada wanita, terutama lansia, wanita hamil, dan mereka yang pernah hamil.
  • Gangguan tidur yang mengakibatkan kelelahan adalah masalah umum bagi penderita batuk terus-menerus.
  • Batuk yang parah atau tidak terkendali terkadang menyebabkan muntah.
  • Sakit kepala dapat terjadi akibat batuk terus-menerus.

Pencegahan Batuk Kering

Batuk jenis ini tidak selalu dapat dicegah, tetapi ada beberapa tips yang bisa membantu mengurangi risiko batuk kering, di antaranya:

  • Berhenti merokok atau hindari asap rokok.
  • Minum air yang banyak agar tubuh tetap terhidrasi.
  • Menggunakan humidifier untuk melembapkan udara.
  • Membersihkan kamar tidur dari alergen untuk mengurangi penyebab iritasi.
  • Perbanyak makan buah karena serat buah dan flavonoid dapat mencegah batuk.
  • Hindari orang yang memiliki gejala batuk.
  • Pastikan mendapatkan vaksin batuk rejan (pertusis).

 

  1. Anonim. 2018. Cough: dry cough. https://www.mydr.com.au/respiratory-health/cough-dry-cough. (Diakses pada 12 Agustus 2020)
  2. Anonim. 2020. What can cause a dry cough?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324912#other-causes. (Diakses pada 12 Agustus 2020)
  3. Cunha, John P. 2019. Cough (Chronic, Persistent Cough in Adults and Children). https://www.medicinenet.com/chronic_cough/article.htm#5_chronic_cough_in_children_and_adults_prevention_tips. (Diakses pada 12 Agustus 2020)
  4. Healthgrades Editorial Staff. 2018. Dry Cough. https://www.healthgrades.com/right-care/lungs-breathing-and-respiration/dry-cough. (Diakses pada 12 Agustus 2020)
  5. Mehta, Foram. 2020. Should I Be Worried About My Dry Cough. https://www.healthline.com/health/managing-idiopathic-pulmonary-fibrosis/should-i-be-worried-about-my-dry-cough#1. (Diakses pada 12 Agustus 2020)
  6. Osborn, Corinne O. 2019. What Causes a Dry Cough?. https://www.healthline.com/health/dry-cough. (Diakses pada 12 Agustus 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi