Batuk berdarah adalah batuk berdahak disertai darah yang menandai kondisi serius. Ketahui gejala, penyebab, pengobatan, pencegahan di bawah ini.
Apa Itu Batuk Berdarah?
Hemoptisis atau batuk berdarah adalah batuk berdahak yang disertai darah. Beberapa masalah kesehatan seperti infeksi, kanker, dan masalah pada pembuluh darah di paru-paru dapat menjadi penyebabnya.
Batuk berdahak yang mengandung darah bisa mengkhawatirkan, baik itu bercak darah sedikit maupun banyak. Seriusnya kondisi ini tergantung jumlah darah dan lamanya waktu batuk, sehingga gejala ini tidak boleh diabaikan.
Darah yang bercampur dengan dahak dari batuk mungkin berasal dari hidung, tenggorokan, saluran pernapasan bagian atas, atau paru-paru.
Gejala Batuk Berdarah
Gejala batuk berdarah biasanya tergantung pada penyebab dan seberapa parah kondisinya. Terkadang gejalanya mirip dengan kondisi lain seperti hematemesis atau muntah darah berwarna pekat seperti kopi.
Sedangkan batuk darah memiliki warna darah merah cerah. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui perbedaan gejalanya. Misalnya warna darah dari batuk yang berasal dari organ tertentu, termasuk warna batuk darah dari paru-paru berwarna merah terang, dan darah yang berasal dari saluran pencernaaan berwarna merah gelap.
Berikut ini gejala batuk berdarah berdasarkan penyebabnya:
- Batuk terus menerus sebelum sebelum disertai bercak darah
- Dahak berdarah dan berbuih
- Demam
- Nyeri dada
- Berkeringat di malam hari
- Badan lemah
- Tidak nafsu makan
- Penurunan berat badan
Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?
Batuk berdarah sering kali akibat bronkitis akut yang biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Bronkitis disertai sedikit darah dalam dahak yang berlangsung kurang dari seminggu tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, batuk darah yang berlangsung lebih dari satu minggu, parah, atau semakin memburuk dapat menandakan masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karenanya, sangat penting untuk menghubungi dokter jika mengalami gejala batuk berdarah berikut:
- Batuk darah setelah jatuh atau cedera di dada.
- Batuk darah lebih dari beberapa sendok teh.
- Darah dalam urine atau feses.
- Nyeri dada.
- Pusing.
- Sesak napas yang memburuk.
Penyebab Batuk berdarah
Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan batuk berdarah, salah satu penyebab yang paling umum dan paling serius adalah bronkitis.
Berikut ini penyebab batuk berdarah lainnya:
- Gumpalan darah di paru-paru.
- Aspirasi paru (menghirup darah ke paru-paru).
- Kanker paru-paru.
- Batuk hebat dan keras yang mengiritasi tenggorokan.
- Radang paru-paru.
- TBC (tuberkulosis).
- Emboli paru (penyumbatan arteri di paru-paru).
- Komplikasi dari lupus.
- Gagal jantung kongestif.
- Bronkiektasis (kondisi yang menyebabkan pembesaran arteri di paru-paru).
- Fibrosis kistik.
- Vaskulitis (radang pembuluh darah di paru-paru).
- Cedera pada arteri paru-paru.
- Iritasi dari biopsi bronkoskopi.
- Menggunakan obat pengencer darah.
Faktor Risiko Batuk Berdarah
Beberapa faktor tertentu dari gaya hidup atau riwayat medis dapat meningkatkan risiko mengembangkan hemoptisis, di antaranya:
- Merokok.
- Memiliki risiko kambuhnya kanker paru-paru.
- Memiliki keluarga dengan riwayat dari segala kondisi paru yang serius.
Diagnosis Batuk Berdarah
Untuk menentukan kondisi medis yang menyebabkan darah dalam dahak, dokter biasanya akan menanyakan riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik.
Selama pemeriksaan, dokter akan meminta pasien untuk batuk dan memeriksa hidung dan mulut untuk mencari lokasi perdarahan. Dokter juga akan mengambil sampel dahak dan darah untuk dilakukan pengujian.
Selain itu, pemeriksaan tambahan diperlukan untuk beberapa kasus. Beberapa tes yang mungkin diperlukan, di antaranya:
- Rontgen dada. Tes untuk menunjukkan apakah ada benda asing di dada, cairan, atau penyumbatan di paru-paru.
- CT scan. Tes ini menghasilkan gambar terperinci dari bagian dalam dada. CT scan dapat mengungkapkan beberapa penyebab batuk darah.
- Hitung darah lengkap. Tes untuk memeriksa jumlah sel darah putih dan sel darah merah dalam darah, bersama dengan trombosit (sel yang membantu pembekuan darah).
- Tes koagulasi. Tes yang dapat membantu mengetahui perubahan pada kemampuan darah untuk menggumpal atau membeku, yang dapat menyebabkan perdarahan dan batuk darah.
- Bronkoskopi. Tes ini menggunakan selang kecil yang ujungnya disematkan kamera dan lampu kecil untuk dimasukkan ke saluran pernapasan melalui hidung atau mulut. Bronkoskopi membantu dokter mengidentifikasi penyebab hemoptisis.
Pengobatan Batuk Berdarah
Perawatan tergantung pada penyebabnya dan tujuan utamanya untuk menghentikan pendarahan. Berikut ini sejumlah pengobatan untuk batuk berdarah:
1. Obat-obatan
Penggunaan steroid dapat membantu ketika kondisi peradangan yang berada di sumber perdarahan. Antibiotik juga dapat digunakan untuk pneumonia atau TBC. Namun, sebaiknya penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dari dokter.
2. Embolisasi Arteri Bronkial
Perawatan ini menggunakan kateter melalui kaki untuk menyuplai darah ke paru-paru. Dokter akan memasukkan pewarna ke dalamnya dan melihat arteri di layar monitor untuk mengidentifikasi sumber pendarahan.
Dokter dapat menyumbat sumbernya menggunakan gulungan logam atau zat lain. Pendarahan biasanya berhenti dan arteri lain mengganti arteri yang baru tersumbat.
3. Bronkoskopi
Pengobatan dengan alat yang disebut endoskop dimasukkan ke dalam saluran pernapasan melalui hidung atau mulut. Beberapa dirancang untuk menghentikan pendarahan, sementara yang lain, misalnya, dapat menghilangkan gumpalan darah.
4. Embolisasi
Jika pembuluh darah utama menyebabkan batuk keluar darah, dokter dapat merekomendasikan prosedur yang disebut embolisasi. Kateter dimasukkan ke dalam bejana, sumber perdarahan diidentifikasi dan koil logam, bahan kimia, atau fragmen spons gelatin digunakan untuk menutupinya.
5. Operasi
Jika penyebab batuk darah parah dan mengancam jiwa, pasien mungkin memerlukan operasi untuk mengangkat seluruh atau sebagian paru-paru (pneumonectomy).
Komplikasi Batuk Berdarah
Berdasarkan pada penyebabnya, komplikasi yang terjadi adalah kegawatan hemoptisis. Berikut ini beberapa komplikasi dari batuk berdarah:
- Asfiksia. Kondisi ini terjadi akibat kekurangan pasokan oksigen dalam tubuh karena adanya bekuan darah dalam saluran pernapasan
- Syok hipovolemik. Ini disebabkan banyak darah yang dikeluarkan selama terjadi hemoptisis. Ini merupakan kondisi gawat darurat akibat hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah banyak, sehingga jantung tidak mampu memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh.
- Aspirasi. Kondisi di mana masuknya bekuan darah atau sisa makanan ke dalam jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.
Pencegahan Batuk Berdarah
Batuk keluar darah adalah gejala penyakit atau kondisi. Jika gejalanya dibiarkan tanpa perawatan dapat membuat penyebab yang mendasarinya memburuk. Oleh karena itu, pencegahan terletak pada perawatan yang tepat terhadap penyakit yang mendasarinya.
Berikut ini beberapa cara mencegah batuk berdarah:
- Berhenti merokok, jika perokok.
- Menghindari paparan polusi udara.
- Obati batuk yang menetap.
- Anonim. Tanpa Tahun. Coughing up blood (haemoptysis). https://www.topdoctors.co.uk/medical-dictionary/coughing-up-blood-haemoptysis. (Diakses pada 3 Juli 2020)
- Anonim. 2019. Coughing Up Blood (Hemoptysis). https://www.webmd.com/lung/coughing-up-blood. (Diakses pada 3 Juli 2020)
- Krans, Brian dan Rachel N. 2019. Why Am I Coughing Up Blood?. https://www.healthline.com/health/coughing-up-blood#prevention. (Diakses pada 3 Juli 2020)
- Silva, Joana C. 2020. What causes blood in sputum?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321563#when-to-see-a-doctor. (Diakses pada 3 Juli 2020)