Terbit: 6 November 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Asidosis laktat adalah kondisi produksi asam laktat dalam tubuh terlalu tinggi sehingga menyebabkan gejala seperti sakit perut, nyeri otot, dan sensasi terbakar pada tubuh. Ketahui apa itu asidosis laktat, gejala, penyebab, pengobatan, dll.

Asidosis Laktat: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Asidosis Laktat?

Asidosis laktat adalah salah satu bentuk dari asidosis metabolik yang ditandai dengan peningkatan produksi asam laktat secara berlebihan. Kondisi ini terjadi akibat tubuh tidak memiliki cukup aliran oksigen dalam otot yang bertugas memecah glukosa dan glikogen. Akibatnya, asam laktat menumpuk dan mengganggu keseimbangan pH tubuh di mana pH asam menjadi lebih tinggi dari pH basa.

Gejala Asidosis Laktat

Asidosis metabolik menyebabkan gejala serupa dengan berbagai masalah kesehatan, jadi terkadang tidak disalah artikan. Gejala umumnya berupa:

  • Mual.
  • Kram otot.
  • Nyeri otot.
  • Sakit perut.
  • Diare.
  • Sakit kepala.
  • Tidak enak badan.
  • Tubuh lemas.
  • Tidak napsu makan.
  • Napas cepat.
  • Rasa kantuk tidak biasa.

Asidosis asam laktat juga berarti kondisi darurat medis bila menyebabkan gejala sebagai berikut:

  • Penyakit kuning (Kulit dan mata menguning).
  • Sesak napas.
  • Ketoasidosis (Komplikasi asidosis pada penderita diabetes, gejalanya berupa napas berbau buah).
  • Detak jantung cepat.
  • Kebingungan dan lemas ekstrim.

Segera hubungi dokter bila mengalami gejala darurat medis atau mencurigai salah satu dari gejala asidosis.

 

Penyebab Asidosis Laktat

Ada banyak faktor yang mendasari penyakit asidosis asam laktat, seperti riwayat medis diabetes, penyakit jantung, infeksi, kanker, dan lainnya. Berikut ini penjelasannya:

  • Diabetes. Beberapa jenis obat diabetes memiliki efek yang dapat menimbun produksi asam laktat, seperti obat Biguanides, Metformin, (Glucophage) Metformin.
  • Infeksi Parah (Sepsis). Infeksi parah yang menyebabkan gangguan aliran oksigen juga dapat menciptakan lonjakan produksi asam laktat dalam tubuh.
  • HIV. Penggunaan obat untuk mengendalikan gejala HIV dapat meningkatkan kadar asam laktat. Contohnya obat nucleoside reverse transcriptase inhibitor yang juga dapat memicu kerusakan liver.
  • Efek Samping Obat Asetaminofen. Penggunaan obat Asetaminofen (Tylenol) jangka panjang dapat menyebabkan penumpukan asam laktat dalam darah.
  • Kanker. Sel kanker juga dapat memproduksi asam laktat yang menyebabkan penurunan berat badan dan risiko penyakit lain.
  • Penyakit Jantung. Penyakit jantung menyebabkan gangguan aliran darah penuh oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, asam laktat menumpuk dalam tubuh.
  • Aktivitas Fisik. Olahraga berat saat aliran oksigen dalam tubuh sedang tidak lancar dapat membuat glukosa dalam darah pecah. Akibatnya, Anda akan merasakan gejala seperti nyeri otot dan sensasi terbakar.
  • Penyalahgunaan Alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dan dalam dosis tinggi dapat meningkatkan asam pH tubuh. Kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi ketoasidosis alkoholik.
  • Penyakit Ginjal. Orang dengan riwayat penyakit ginjal tidak memiliki kemampuan membuang kelebihan asam laktat dalam tubuh dan dapat menyebabkan asidosi bila tubuh tidak bisa menyeimbangkan kadar pH.

Kebanyakan kasus asidosis metabolik juga disebabkan oleh serangan jantung, gagal jantung, syok hipovolemik, atau trauma parah.

Faktor Risiko Asidosis Laktat

Orang-orang yang suka melakukan latihan berat atau aktivitas fisik intens memiliki risiko mengalami asidosis metabolik. Terutama, bila mereka olahraga tanpa pemanasan, tidak minum, dan tidak beristirahat saat aliran darah penuh oksigen tidak lancar.

Sebaiknya, ketahui kekuatan tubuh Anda dan istirahat beberapa waktu saat tubuh sudah terlalu lelah berolahraga. Walaupun demikian, gejala asidosis akibat latihan fisik biasanya bersifat sementara dan dapat pulih setelah Anda minum dan istirahat.

 

Diagnosis Asidosis Laktat

Diagnosis asidosis metabolik dilakukan dengan tes darah dan tes laboratorium. Berikut ini penjelasannya:

  • Tes Darah. Dokter akan meminta Anda untuk puasa selama 8-10 jam sebelum tes darah. Lalu, tes darah diambil dari vena atau arteri untuk mengetahui kadar asam dalam tubuh.
  • Tes Laboratorium. Dokter mungkin akan menyarankan tes laboratorium lain untuk mengetahui penyebab asidosis laktat dan rencana pengobatan selanjutnya.

Jenis Asidosis Laktat

Dalam tubuh, terdapat dua jenis asam laktat yaitu L-laktat dan D-laktat. Kebanyakan kasus asidosis disebabkan oleh penumpukan asam L-laktat. Asidosis laktat dibagi dalam dua jenis, yaitu:

  • Tipe A: Akibat penyakit medis seperti sepsis, penyakit jantung, penyakit paru-paru, atau induksi oksigen saat olahraga.
  • Tipe B: Terjadi akibat hipoksia (tubuh kekurangan oksigen) dari efek samping dari penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti obat diabetes, obat HIV, atau obat kanker tertentu.

Pengobatan Asidosis Laktat

Ada beberapa opsi obat asidosis laktat, namun harus disesuaikan dengan penyebabnya. Dokter akan memeriksa riwayat medis dan kondisi kesehatan Anda saat ini sebelum menentukan pengobatan dan perawatan medis apa yang akan efektif untuk menyeimbangkan kembali pH tubuh Anda.

Bila Anda mengalami gejala asidosis akut, apapun penyebabnya, dokter akan memberikan cairan infus untuk menurunkan kadar asam laktat dan tabung oksigen untuk melancarkan pernapasan. Bila asidosis metabolik terjadi akibat efek dari latihan medis, biasanya tidak membutuhkan perhatian medis. Anda cukup istirahat, minum air putih, atau minum cairan olahraga khusus untuk mencegah dehidrasi.

Komplikasi Asidosis Laktat

Bila tidak diobati, peningkatan asam laktat dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan komplikasi sebagai berikut:

  • Irama jantung tidak teratur.
  • Pingsan.
  • Syok.
  • Kegagalan fungsi organ.
  • Koma.

Pencegahan Asidosis Laktat

Apabila Anda memiliki riwayat medis yang rentan menyebabkan peningkatan asam laktat, maka mohon selalu konsultasi ke dokter untuk pengobatan terbaik dan pencegahan komplikasi lainnya. Selain, hindari konsumsi alkohol berlebihan, makan sehat, dan olahraga dengan aturan yang benar.

Jangan memforsir aktivitas fisik karena malah akan berakibat buruk pada tubuh. Lakukan pemanasan sebelum olahraga, ketahui kekuatan tubuh Anda, banyak minum air putih, dan beristirahat.

 

  1. Barhum, Lana. 2018. What to know about lactic acidosis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320863. (Diakses pada 6 November 2020).
  2. WebMD. 2019. Lactic Acidosis and Exercise: What You Need to Know. https://www.webmd.com/fitness-exercise/guide/exercise-and-lactic-acidosis#1-4. (Diakses pada 6 November 2020).
  3. Whelan, Corey. 2018. Lactic Acidosis: What You Need to Know. https://www.healthline.com/health/lactic-acidosis. (Diakses pada 6 November 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi