Terbit: 17 January 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Aneurisma aorta adalah tonjolan abnormal pada dinding arteri. Hal ini terjadi bisa karena adanya tekanan darah dalam arteri yang tinggi yang mendorong keluar dinding pembuluh darah sehingga menciptakan tonjolan atau pembuluh darah akan menggembung seperti balon.

Aneurisma Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Aneurisma Aorta?

Aneurisma dapat terbentuk di seluruh jaringan pembuluh darah tubuh, akan tetapi, hal ini paling sering terjadi di aorta. Aorta adalah arteri terbesar dalam tubuh. Aorta membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Penting diketahui, aneurisma aorta dapat terjadi di dua tempat utama, yaitu:

  1. Aneurisma aorta perut (abdomen) terjadi pada bagian dari aorta yang melewati tengah ke perut ke bawah.
  2. Aneurisma aorta dada (toraks) terjadi pada aorta saat melewati rongga dada. Dibanding aneurisma aorta perut, aorta jenis ini lebih jarang terjadi.

Jika risiko aneurisma pecah tergolong kecil, hal itu tidak menimbulkan ancaman. Namun, aneurisma akan meningkatkan risiko untuk:

  1. Pembentukan plak aterosklerotik di lokasi aneurisma. Hal ini menyebabkan melemahnya dinding arteri
  2. Bekuan darah dapat terbentuk di area tersebut dan meningkatkan kemungkinan stroke
  3. Peningkatan ukuran aneurisma, menyebabkan dinding arteri menekan organ lain.
  4. Aneurisma ruptur. Karena dinding arteri yang menipis hal itu bisa membuatnya pecah. Pecahnya aneurisma aorta adalah sesuatu yang bisa mengancam jiwa.

Penyebab Aneurisma Aorta

Hingga saat ini, penyebab aneurisma belum diketahui dengan pasti. Namun, faktor-faktor tertentu telah terbukti meningkatkan risiko.

Berikut adalah penyebab aneurisma aorta abdomen, di antaranya:

1. Merokok

Merokok tampaknya meningkatkan risiko aneurisma. Merokok dapat merusak aorta dan melemahkan dinding aorta.

2. Pengerasan Arteri (Aterosklerosis)

Aterosklerosis terjadi ketika lemak dan zat lain menumpuk di dinding pembuluh darah. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko aneurisma.

3. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko karena dapat merusak dan melemahkan dinding aorta.

4. Penyakit Pembuluh Darah di Aorta

Aneurisma dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan pembuluh darah menjadi meradang.

5. Trauma

Trauma, seperti mengalami kecelakaan mobil, dapat menyebabkan aneurisma.

6. Keturunan

Dalam beberapa kasus, aneurisma aorta perut bisa diwariskan secara turun-temurun.

Sedangkan penyebab aneurisma aorta toraks adalah:

1. Masalah dengan Katup Aorta Jantung

Kadang-kadang orang yang memiliki masalah dengan katup aorta memiliki peningkatan risiko. Hal ini terutama berlaku untuk orang-orang yang dilahirkan dengan bicuspid aortic valve, artinya katup aorta hanya memiliki dua titik puncak.

2. Infeksi yang Tidak Diobati

Walaupun ini adalah penyebab langka dari aneurisma aorta toraks, Anda bisa mengembangkan kondisi ini jika memiliki infeksi yang tidak diobati seperti sifilis atau salmonella.

3. Penumpukan Plak di Arteri

Penumpukan lemak dan zat lain yang dapat merusak lapisan pembuluh darah (aterosklerosis) meningkatkan risiko aneurisma. Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang tua.

Faktor Risiko

Beberapa kondisi yang meningkatkan aneurisma aorta abdomen adalah:

  • Cedera lokal pada arteri.
  • Kelainan kongenital seperti sindrom Marfan atau adanya katup aorta bikuspid pada saat lahir yang menyebabkan melemahnya dinding arteri
  • Pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini bisa juga disebabkan karena sifilis.
  • Laki-laki.
  • Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Berusia di atas 60 tahun.
  • Memiliki riwayat penyakit jantung.
  • Memiliki tekanan darah tinggi, terutama jika Anda berusia antara 35 dan 60 tahun.
  • Jarang melakukan aktivitas fisik.
  • Pernah mengalami trauma pada perut atau kerusakan lain pada bagian tengah tubuh.

Beberapa kondisi yang meningkatkan aneurisma aorta toraks adalah:

  • Lebih sering terjadi pada orang yang berusia 65 tahun atau lebih tua.
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Penumpukan plak di arteri.
  • Riwayat keluarga dengan konndisi ini.
  • Sindrom Marfan dan gangguan terkait.
  • Memiliki dua daun katup (bicuspid valve).

Gejala Aneurisma Aorta

Aneurisma aorta abdominalis sering tumbuh lambat tanpa gejala, hal membuatnya sulit untuk dideteksi. Jika Anda memiliki kondisi ini, beberapa gejala yang bisa terjadi, antara lain:

  • Rasa nyeri yang dalam di sekitar perut.
  • Punggung terasa sakit.
  • Denyutan di sekitar pusar.

Sementara gejala aneurisma aorta toraks, antara lain:

  • Nyeri di dada.
  • Sakit punggung.
  • Suara serak.
  • Batuk.
  • Sesak napas.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

  • Sakit tiba-tiba di perut atau punggung.
  • Rasa sakit menyebar dari perut atau kembali ke panggul, kaki, atau bokong.
  • Keringat berlebihan.
  • Peningkatan denyut jantung.
  • Kehilangan kesadaran.

Beberapa gejala di atas adalah tanda bahwa aneurisma pecah, kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan karena dapat mengancam jiwa.

 

Diagnosis Aneurisma Aorta

Diagnosis aneurisma sulit dilakukan karena sering kali tidak memiliki gejala. Seorang dokter mungkin menemukannya secara kebetulan selama pemeriksaan fisik lainnya.

Berikut ini adalah diagnosis aneurisma aorta abdomen yang umum dilakukan:

  • Abdominal Ultrasound

Tes ini paling sering digunakan untuk mendiagnosis aneurisma aorta abdomen. Anda akan diminta untuk berbaring dan dokter akan menggerakan transducer di sekitar perut untuk mengirim gambar ke layar.

  • CT Scan

Tes ini dapat memberikan pencitraan yang jelas tentang kondisi aorta dan mendeteksi ukuran dan bentuk aneurisma. Zat pewarna mungkin akan disuntikan ke pembuluh darah agar kondisi arteri lebih terlihat saat pencitraan.

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI adalah tes pencitraan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis aneurisma dan menentukan ukuran serta lokasi. Dokter dapat menyuntikkan zat pewarna ke dalam pembuluh darah guna membantu pembuluh darah lebih terlihat jelas.

Sedangkan diagnosis aneurisma aorta toraks yang umum dilakukan adalah:

  • Rontgen Dada

Dengan melihat gambar rontgen dada, dokter dapat mencurigai bahwa Anda mengalami aneurisma.

  • Ekokardiogram

Teknik ini sering digunakan untuk menyaring aneurisma yang disebabkan oleh keturunan. Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk melihat kondisi jantung dan ascending aorta secara langsung. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat menunjukkan seberapa baik ruang jantung dan katup bekerja.

Komplikasi Aneurisma Aorta

Secara umum, semakin besar aneurisma dan semakin cepat tumbuh, semakin besar risiko pecah. Tanda dan gejala aneurisma aorta abdomen pecah adalah:

  • Nyeri perut atau punggung yang tiba-tiba, intens dan persisten.
  • Tekanan darah rendah.
  • Denyut nadi cepat.

Kondisi ini juga membuat Anda berisiko mengalami pembekuan darah di daerah tersebut. Jika gumpalan darah terlepas dari dinding bagian dalam aneurisma dan menyumbat pembuluh darah di tempat lain di tubuh, hal itu dapat menyebabkan rasa sakit atau menghalangi aliran darah ke kaki, ginjal, atau organ perut.

Sedangkan komplikasi aneurisma aorta toraks adalah:

  • Sulit bernapas.
  • Hilang kesadaran.
  • Kesulitan menelan.
  • Kelemahan atau lumpuh pada satu sisi tubuh, sulit berbicara, atau tanda-tanda stroke lainnya.

Pengobatan Aneurisma Aorta

Tujuan pengobatan—baik pemantauan medis atau operasi—bertujuan untuk mencegah pecahnya aneurisma. Selain itu, perawatan yang bisa dilakukan juga tergantung pada ukuran aneurisma dan seberapa cepat pertumbuhannya.

Berikut adalah pengobatan aneurisma aorta abdomen yang bisa dilakukan:

Operasi

Prosedur ini umumnya dilakukan jika aneurisma telah mencapai ukuran 4,8 hingga 5,6 cm atau jika tumbuh dengan cepat. Selain itu, prosedur ini dilakukan jika Anda memiliki gejala sakit perut, mengalami kebocoran, atau muncul rasa sakit.

Tergantung pada beberapa faktor seperti lokasi serta ukuran aneurisma, usia, dan kondisi kesehatan lain yang Anda miliki, opsi perbaikan mungkin termasuk:

  • Operasi perut terbuka

Prosedur ini dilakukan dengan mengeluarkan bagian aorta yang rusak dan menggantinya dengan selang sintetis (graft). Proses pemulihan prosedur ini kemungkinan akan memakan waktu satu bulan atau lebih.

  • Perbaikan endovaskular

Prosedur ini dilakukan dengan menempelkan synthetic graft ke selang tipis (kateter) yang dimasukkan melalui arteri di kaki dan diikatkan ke aorta. Selang yang ditutupi oleh penopang logam ditempatkan di lokasi aneurisma, diperluas dan diikat di tempatnya. Cara ini memperkuat bagian aorta yang melemah untuk mencegah pecahnya aneurisma.

Setelah operasi endovaskular, Anda akan memerlukan tes pencitraan rutin untuk memastikan bahwa perbaikan tidak bocor.

Sementara itu, jika aneurisma aorta toraks Anda kecil, dokter dapat merekomendasikan pengobatan, pemantauan dengan pencitraan, dan pengelolaan kondisi. Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Beta blockers

Beta blockers menurunkan tekanan darah dengan memperlambat detak jantung. Orang-orang dengan sindrom Marfan, obat ini dapat mengurangi seberapa cepat pelebaran aorta. Contoh beta blockers termasuk metoprolol, atenolol, dan bisoprolol.

  • Angiotensin II receptor blockers

Dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan ini jika beta blockers tidak cukup untuk mengontrol tekanan darah atau Anda tidak bisa mengonsumsi beta blockers.

Obat-obatan ini sering direkomendasikan untuk orang yang memiliki sindrom Marfan, bahkan jika mereka tidak memiliki tekanan darah tinggi. Contoh angiotensin II receptor blockers termasuk losartan, valsartan, dan olmesartan.

  • Statin

Obat-obatan ini dapat membantu menurunkan kolesterol, membantu mengurangi penyumbatan di arteri, dan mengurangi risiko komplikasi aneurisma. Contoh statin termasuk atorvastatin, lovastatin, simvastatin, dan lainnya.

Pencegahan Aneurisma Aorta

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menjaga agar aneurisma aorta tidak memburuk, di antaranya:

  • Jangan menggunakan tembakau. Berhenti merokok atau mengunyah tembakau dan hindari asap rokok.
  • Makan makanan yang sehat. Fokus pada makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, unggas, ikan, dan produk susu rendah lemak. Hindari juga lemak jenuh, lemak trans, dan batasi garam.
  • Jaga agar tekanan darah dan kolesterol Anda tetap terkendali. Jika dokter telah meresepkan obat, minumlah sesuai petunjuk.
  • Olahraga teratur. Cobalah untuk mendapatkan setidaknya 150 menit seminggu aktivitas aerobik sedang. Jika Anda belum terbiasa aktif, mulailah dengan perlahan. Bicaralah dengan dokter tentang jenis olahraga apa yang tepat untuk Anda.

 

  1. What is an Aortic Aneurysm?. https://www.webmd.com/heart-disease/heart-disease-aortic-aneurysm#1. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  2. Brindles Lee Macon and Elizabeth Boskey, PhD. 2017. Abdominal Aortic Aneurysm. https://www.healthline.com/health/abdominal-aortic-aneurysm#types. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  3. Rahimi, Saum A, MD, FACS. 2018. Abdominal Aortic Aneurysm Clinical Presentation. https://emedicine.medscape.com/article/1979501-clinical#b3. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  4. Abdominal aortic aneurysm. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/abdominal-aortic-aneurysm/symptoms-causes/syc-20350688. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  5. Thoracic aortic aneurysm. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/thoracic-aortic-aneurysm/symptoms-causes/syc-20350188. (Diakses pada 17 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi