Terbit: 15 April 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Alzheimer adalah sejenis sindrom yang menyebabkan otak mengecil dan dapat membuat ingatan seseorang menghilang. Penyakit ini membuat sebagian sel-sel di otak tidak berfungsi yang berakibat pada menurunnya kemampuan otak.

Alzheimer – Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Penderita penyakit Alzheimer akan mengalami kemunduran fungsi intelektual yang cukup berat. Hal ini akan menimbulkan gangguan pada aktivitas harian maupun kehidupan sosial penderita.

Apa Itu Alzheimer?

Alzheimer adalah jenis demensia (penurunan kemampuan fungsi otak) yang menyebabkan masalah dengan ingatan, pemikiran dan perilaku. Gejala Alzheimer biasanya berkembang perlahan dan bertambah buruk dari waktu ke waktu, menjadi cukup parah untuk mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, istilah umum untuk kehilangan ingatan dan kemampuan kognitif lainnya yang cukup serius untuk mengganggu kehidupan sehari-hari. Penyakit Alzheimer menyumbang 60 persen hingga 80 persen dari kasus demensia.

Penyakit Alzheimer bukan bagian normal dari penuaan. Faktor risiko terbesar yang diketahui adalah bertambahnya usia, dan mayoritas orang dengan Alzheimer adalah 65 dan lebih tua. Tapi Alzheimer bukan hanya penyakit usia tua.

Alzheimer memburuk dari waktu ke waktu. Penyakit Alzheimer adalah penyakit progresif, di mana gejala demensia secara bertahap memburuk selama beberapa tahun. Pada tahap awal, kehilangan memori ringan, tetapi dengan Alzheimer tahap akhir, individu kehilangan kemampuan untuk melakukan percakapan dan menanggapi lingkungan mereka.

Alzheimer belum memiliki penyembuhan hingga saat ini, tetapi pengobatan untuk gejala tersedia dan penelitian terus berlanjut. Meskipun perawatan Alzheimer saat ini tidak dapat menghentikan perkembangan Alzheimer, pengobatan sementara dapat memperlambat keparahan gejala demensia dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang menderita Alzheimer.

Saat ini, ada upaya di seluruh dunia yang sedang berjalan untuk menemukan cara yang lebih baik untuk mengobati penyakit Alzheimer, menunda serangannya, dan mencegahnya berkembang.

Penyebab Alzheimer

Meski umumnya penyakit lupa ini terjadi pada mereka yang sudah lanjut usia, penyakit Alzheimer bukanlah bagian normal dari proses penuaan. Penyebab Alzheimer adalah berasal dari dua jenis kerusakan saraf: sel-sel saraf atrofi mengalami penurunan fungsi atau adanya deposit protein yang terjadi di otak.

Alzheimer juga bisa disebabkan oleh adanya protein dalam darah atau biasa disebut ApoE (apolipoprotein E), yang digunakan tubuh untuk menggerakan kolesterol dalam darah. Pada beberapa kasus, ada jenis ApoE yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.

Selain itu, penyebab alzheimer juga bisa terjadi pada mereka yang memiliki tekanan darah dan kolesterol tinggi. Untuk kasus yang jarang terjadi, cedera pada kepala juga membuat orang berpotensi memiliki Alzheimer.

Faktor Risiko Alzheimer

Faktor risiko yang tidak dapat dihindari untuk mengembangkan penyakit Alzheimer meliputi:

  • Penuaan
  • Gen bawaan tertentu
  • Riwayat keluarga Alzheimer

Sementara faktor-faktor yang dapat diubah bisa membantu mencegah Alzheimer meliputi:

  • Menjaga sistem kardiovaskular yang sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Menjalani diet yang bervariasi dan sehat
  • Mengendalikan risiko penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, merokok, dan hipertensi
  • Mengikuti pembelajaran seumur hidup dan pelatihan kognitif

Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlibat secara mental dan sosial dapat mengurangi risiko Alzheimer.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko termasuk:

  • Mengalami cedera otak traumatis parah atau berulang
  • Paparan beberapa kontaminan lingkungan, seperti logam beracun, bahan kimia industri, dan pestisida

Tahapan Alzheimer

Perkembangan Alzheimer terbagi menjadi tiga tahap utama, di antaranya:

  1. Praklinis, sebelum gejala muncul
  2. Gangguan kognitif ringan, ketika gejalanya ringan
  3. Demensia

Selain itu, Asosiasi Alzheimer menggambarkan tujuh tahap di sepanjang penurunan kognitif, berdasarkan tingkat keparahan gejalanya. Skalanya berkisar dari keadaan tanpa gangguan, melalui penurunan ringan dan sedang, akhirnya mencapai penurunan yang sangat parah.

Diagnosis biasanya tidak menjadi jelas sampai stadium empat, digambarkan sebagai Alzheimer ringan atau stadium awal.

Gejala Alzheimer

Pada beberapa kasus yang lebih parah, orang yang menderita penyakit Alzheimer bisa lupa orang-orang yang dicintainya, lupa cara berpakaian, dan hingga lupa bagaimana cara menggunakan toilet.

Seiring berjalannya waktu, gejala Alzheimer lain yang bisa muncul, di antaranya:

  • Mudah lupa, bahkan untuk hal-hal yang sering dilakukan atau hal-hal yang baru dilakukan
  • Sulit untuk fokus
  • Kesulitan melakukan aktivitas normal
  • Merasa bingung atau frustrasi, terutama pada malam hari
  • Perubahan suasana hati seperti marah, cemas hingga depresi
  • Merasa bingung dan tersesat dengan mudah
  • Sulit untuk berjalan dan memiliki keseimbangan yang buruk
  • Sulit berkomunikasi
  • Perubahan sikap misalnya menjadi lebih agresif atau menjadi lebih curiga
  • Halusinasi atau delusi
  • Mengalami stroke kecil
  • Mudah depresi
  • Memiliki kadar gula darah rendah
  • Masalah tiroid
  • Tumor otak

Penyakit Alzheimer membuat jaringan otak penderita mengalami kerusak dari waktu ke waktu, yang dalam dunia medis disebut dengan atrofi otak. Kondisi ini membuat otak semakin lama semakin mengecil. Hal ini biasanya terjadi pada orang di atas usia 65 tahun.

Diagnosis Alzheimer

Setelah Anda mengenali gejala-gejala Alzheimer, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes mental, seperti;

  • Menguji daya ingat
  • Menguji keterampilan verbal/ berbahasa
  • Menguji kemampuan menyelesaikan masalah
  • Menganalisis kemampuan berpikir
  • Melihat suasana hati

Tidak hanya itu, dokter juga dapat melakukan pemindaian otak secara secara keseluruhan untuk memutuskan apakah seseorang memiliki penyaikt lupa ini. Berikut ini adalah 2 langkah untuk mendeteksi keberadaan penyakit Alzheimer.

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI): menggunakan magnet kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar dari otak. MRI dapat menunjukkan apakah seseorang telah memiliki bekuan stroke, tumor, atau darah yang dapat menyebabkan gejala.
  • Positron emission tomography (PET): adalah alat yang bisa menunjukkan plak menumpuk di otak, penumpukan plak telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.

Pengobatan Alzheimer

Hingga kini belum ada obat Alzheimer. Namun, ada obat yang dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan, terutama pada tahap awal.

  • Donepezil, galantamine, dan rivastigmine. Obat-obat alzheimer ini dapat menunda gejala Alzheimer yang lebih buruk.
  • Memantine (Namenda). Bahan kimia otak yang disebut glutamat merupakan zat yang merusak otak. Obat alzheimer ini dipercaya mampu melindungi kerusakan saraf yang terjadi akibat glutamate. Obat ini memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat lain.

Perlu diketahui, obat ini adalah kombinasi dari donepezil dan memantine, yang biasa digunakan untuk pengobatan Alzheimer sedang hingga berat:

  • Obat-obatan seperti fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), dan venlafaxine (Effexor), dapat membantu meringankan depresi
  • Obat tidur untuk melawan insomnia
  • Obat gangguan kecemasan, seperti alprazolam (Xanax), buspirone (BuSpar), lorazepam (Ativan), dan oxazepam (Serax)
  • Untuk meringankan paranoia, kebingungan, halusinasi, dokter dapat merekomendasikan obat antipsikotik, seperti haloperidol (Haldol), olanzapine (Zyprexa), dan risperidone (Risperdal).

Apakah Penyakit Alzheimer Bisa Dicegah?

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko atau menunda timbulnya demensia, seperti:

  • Tetap sehat secara fisik dan aktif secara mental
  • Makan makanan yang sehat dan seimbang, dan menjaga berat badan yang sehat
  • Berhenti merokok dan mengurangi minum alkohol

Cara tersebut juga dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi