Terbit: 15 September 2020 | Diperbarui: 17 March 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Aktinomikosis adalah infeksi bakteri Actinomyces yang menyebabkan abses, nyeri, dan pembengkakan pada jaringan. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Aktinomikosis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Aktinomikosis?

Aktinomikosis adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Actinomyces. Bakteri ini dapat menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya melalui jaringan tubuh.

Seiring waktu, infeksi dapat menyebabkan abses, nyeri, dan pembengkakan pada jaringan lunak tubuh. Infeksi ini biasanya ditemukan di mulut, hidung, tenggorokan, paru-paru, perut, dan usus.

Penyakit yang sering ditemukan di daerah tropis ini tidak menular, karena bakteri ini tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia dan infeksi sering kali terjadi setelah terjadi kerusakan jaringan.

Tanda dan Gejala Aktinomikosis

Gejala infeksi bakteri Actinomyces biasanya ditandai benjolan di bawah kulit, paling sering muncul di wajah dan leher, yang dapat berubah menjadi merah sampai ungu kemerahan. Gumpalan kemudian mengalir dan menghasilkan cairan yang mengandung kristal kekuningan atau disebut butiran belerang.

Infeksi juga dapat terjadi di paru-paru, perut, panggul, dan bagian tubuh lainnya. Gejala spesifik tergantung pada tempat infeksi. Ini karena infeksi Actinomyces cenderung menyebar ke luar dan menyebar melalui dinding tubuh, bahkan infeksi internal menyebabkan keluarnya nanah dari kulit.

Aktinomikosis adalah infeksi bakteri yang paling umum terjadi di kulit wajah dan leher, meskipun dapat terjadi kulit di area tubuh mana pun dan mulut. Gejala umum dari infeksi Actinomyces pada kulit dan mulut, termasuk:

  • Nyeri ringan.
  • Keluar nanah yang mengandung kristal kekuningan.
  • Demam.
  • Benjolan keras di bawah kulit atau lapisan mulut.
  • Perubahan warna merah menjadi ungu kemerahan pada kulit di atasnya atau selaput lendir.
  • Penurunan berat badan.

Sedangkan gejala infeksi Actinomyces berdasarkan bagian tubuh yang terkena, di antaranya:

1. Gejala Infeksi Actinomyces di Paru

Infeksi Actinomyces dapat terjadi di paru-paru. Gejala infeksi Actinomyces paru, di antaranya:

  • Nyeri dada.
  • Batuk berdahak.
  • Demam.
  • Keringat malam.
  • Sesak napas.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelemahan.

2. Gejala Infeksi Actinomyces di Perut

Infeksi ini juga dapat terjadi di perut, di mana biasanya memengaruhi saluran pencernaan. Gejala infeksi Actinomyces perut meliputi:

  • Sakit perut.
  • Perubahan kebiasaan buang air besar (BAB), seperti diare atau sembelit.
  • Demam.
  • Benjolan di perut.
  • Mual dan muntah.
  • Penurunan berat badan.

3. Gejala Infeksi Actinomyces di Panggul

Infeksi terjadi di panggul, paling sering pada wanita yang menggunakan intrauterine device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Berikut ini gejala infeksi Actinomyces panggul:

  • Demam.
  • Pendarahan atau keputihan yang tidak normal.
  • Nyeri panggul.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Segera dapatkan perawatan medis jika Anda atau orang terdekat memiliki gejala aktinomikosis yang mengancam jiwa, termasuk:

  • Warna kebiruan pada bibir atau kuku (sianosis).
  • Perubahan tingkat kesadaran atau kewaspadaan seperti pingsan atau tidak responsif.
  • Perubahan status mental atau perubahan perilaku mendadak seperti kebingungan, delirium, lesu, halusinasi, dan delusi.
  • Urine yang keluar berkurang.
  • Demam tinggi.
  • Benjolan di dekat mata.
  • Denyut jantung cepat (takikardia).
  • Masalah pernapasan seperti sesak napas, kesulitan bernapas, mengi, tidak bernapas, atau tersedak.
  • Kejang.
  • Masalah penglihatan.
  • Sakit berat.
  • Pusing yang berat atau secara tiba-tiba kehilangan keseimbangan.

Penyebab Aktinomikosis

Penyakit ini disebabkan oleh jenis bakteri yang dikenal sebagai Actinomyces, paling umum adalah spesies Actinomyces israelii. Bakteri ini dapat hidup di hidung, mulut, dan tenggorokan, tetapi tidak menyebabkan penyakit.

Namun, bakteri tersebut menyebabkan infeksi dengan memasuki kulit atau tubuh melalui kerusakan pada kulit atau selaput lendir. Ini dapat terjadi selama operasi, abses gigi, jika memiliki infeksi lain, atau jika menggunakan intrauterine device (IUD).

Infeksi bakteri Actinomyces tidak menular, tetapi cenderung kronis karena dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Infeksi ini lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Faktor Risiko Aktinomikosis

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terkena infeksi bakteri Actinomyces, di antaranya:

  • Sistem kekebalan tubuh melemah akibat HIV/AIDS atau, penggunaan kortikosteroid, transplantasi organ, atau pengobatan kanker.
  • Bedah gigi.
  • Abses gigi
  • Periodontitis (penyakit gusi).
  • Kebersihan gigi yang buruk.
  • Menggunakan intrauterine device (IUD).
  • Trauma.
  • Operasi, terutama untuk kondisi seperti radang usus buntu, penyakit kandung empedu, atau tukak berlubang.

Diagnosis Aktinomikosis

Guna mendiagnosis penyakit ini, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala yang dirasakan. Kemudian dokter akan mengambil sedikit sampel dahak, nanah, atau jaringan untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Pemeriksaan computed tomography (CT) scan pada bagian tubuh yang terkena juga dapat dilakukan.

Jika hasil pemeriksaan terdapat infeksi, nanah atau jaringan biasanya mengandung butiran belerang kuning.

Dalam beberapa kasus, abses mungkin mirip pertumbuhan kanker. Lesi di paru-paru bisa menimbulkan gejala yang mirip dengan kanker atau tuberkulosis (TBC). Jadi, penting untuk mengesampingkan penyebab lain dari gejala serupa.

Pengobatan Aktinomikosis

Berikut ini beberapa pengobatan untuk meringankan gejala dan mengurangi risiko komplikasi infeksi bakteri Actinomyces:

1. Obat-obatan

Pengobatan utama untuk aktinomikosis adalah antibiotik. Salah satunya penisilin dosis tinggi biasanya diperlukan untuk mengatasi infeksi. Jika alergi terhadap penisilin, dokter dapat memberikan antibiotik lain, termasuk tetrasiklin, klindamisin, dan eritromisin.

Diperlukan waktu hingga satu tahun sampai antibiotik menyembuhkan infeksi sepenuhnya.

Setiap abses akibat infeksi mungkin perlu dikeringkan atau dihilangkan. Jika mengembangkan infeksi Actinomyce karena penggunaan IUD, alat kontrasepsi ini harus dilepas untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

Beri tahu dokter segera jika memiliki gejala aktinomikosis. Perawatan dini yang cepat dapat mengurangi kemungkinan mengembangkan komplikasi jangka panjang dan membutuhkan operasi.

2. Operasi

Jika kondisinya tergolong berat, dokter mungkin menyarankan untuk prosedur operasi yang ekstensif dan berulang. Terkadang abses kecil bisa disedot, yang besar dikeringkan, pengangkatan benjolan besar yang terinfeksi, dan fistula dipotong dengan operasi.

Komplikasi Aktinomikosis

Jika infeksi bakteri Actinomyces dibiarkan dan tanpa mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat, kemungkinan akan menimbulkan komplikasi berikut:

  • Abses di perut.
  • Abses di otak.
  • Abses di leher.
  • Abses di panggul.
  • Meningitis (infeksi atau radang kantung di sekitar otak dan sumsum tulang belakang).
  • Miokarditis (infeksi di lapisan tengah dinding jantung).
  • Perikarditis (infeksi selaput yang mengelilingi jantung).
  • Peritonitis (infeksi selaput yang mengelilingi perut).
  • Radang paru-paru.
  • Jaringan parut atau bekas luka.

Pencegahan Aktinomikosis

Berikut ini beberapa cara terbaik untuk mencegah aktinomikosis:

  • Merawat dan menjaga kebersihan mulut dengan baik.
  • Mengunjungi dokter gigi secara rutin untuk menemukan masalah yang potensial. Jika mendapatkan pengobatan yang tepat, ini mempermudah penyembuhan total.
  • Tidak menggunakan IUD terlalu lama, biasanya IUD bertahan 5-10 tahun, tergantung pada jenis yang digunakan.

 

  1. Anonim. 2017. Actinomycosis. https://www.nhs.uk/conditions/actinomycosis/. (Diakses pada 15 September 2020)
  2. Brazier, Yvette. 2018. What you should know about actinomycosis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/245144#symptoms. (Diakses pada 15 September 2020)
  3. Healthgrades Editorial Staff. 2018. Actinomycetales Infection. https://www.healthgrades.com/right-care/infections-and-contagious-diseases/actinomycetales-infection. (Diakses pada 15 September 2020)
  4. Hartley, Marie. Actinomycosis. https://dermnetnz.org/topics/actinomycosis/. (Diakses pada 15 September 2020)
  5. Vyas, Jatin M. 2019. Actinomycosis. https://medlineplus.gov/ency/article/000599.htm. (Diakses pada 15 September 2020)
  6. Wint, Carmella. 2017. Actinomycosis. https://www.healthline.com/health/actinomycosis#diagnosis. (Diakses pada 15 September 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi