DokterSehat.Com – Bagi para ibu menyusui, abses payudara adalah masalah kesehatan yang kerap menghantui. Kondisi ini tentu saja akan sangat mengganggu, pun mengurangi estetika payudara. Lantas, apa itu abses payudara? Apa penyebab abses payudara? Apa ciri dan gejala abses payudara? Bagaimana cara mengobati abses payudara?

Apa Itu Abses Payudara?
Abses payudara adalah peradangan (abses) yang terjadi di area payudara. Kondisi ini ditandai dengan timbulnya benjolan berwarna kemerahan pada payudara, di mana benjolan tersebut berisi nanah yang dihasilkan oleh radang jaringan tubuh.
Abses payudara lazimnya dialami oleh wanita pada rentang usia 18-50 tahun dan sedang dalam periode menyusui. Alih-alih menghentikan aktivitas menyusuinya, ibu menyusui yang mengalami abses payudara justru disarankan untuk tetap memberikan ASI bagi bayinya, bisa dengan cara memompa ASI menggunakan alat pompa ASI.
Penyebab Abses Payudara dan Faktor Risiko
Abses payudara kerap dihubungkan dengan penyakit mastitis, yakni radang yang lumrah dialami oleh ibu menyusui, dan ditandai dengan pembengkakan pada payudara disertai rasa nyeri.
Mastitis adalah penyakit radang yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini lantas masuk melalui celah kecil (bisa karena luka) pada puting payudara untuk kemudian menginfeksinya.
Saat bakteri menyerang, sistem imun lantas ‘memerintahkan’ sel darah putih untuk melawan bakteri tersebut. Dampaknya, jaringan tubuh yang terinfeksi akan ikut mati bersama bakteri. Hasilnya, timbullah sebuah rongga kecil yang berisi nanah. Nanah tersebut mengandung sel darah putih, pun sel tubuh dan bakteri yang mati.
Selain Staphylococcus aureus, bakteri penyebab abses payudara adalah:
- Streptococcus
- Bacillus typhoid
- Anaerob
Tak hanya infeksi bakteri, abses payudara juga disebabkan oleh:
- Obesitas
- Ukuran payudara besar
- Sumbatan saluran payudara akibat luka
- Trauma
Sejumlah faktor risiko pun turut memengaruhi posibilitas seorang wanita mengalami abses payudara. Faktor risiko abses payudara di antaranya:
- Penggunaan bra yang terlalu ketat
- Durasi menyusui yang sebentar sehingga ASI menumpuk
- Teknik menyusui yang kurang tepat
- Puting tercakar
- Kurang menjaga kebersihan payudara
Jenis-Jenis Abses Payudara
Kendati mayoritas penderita abses payudara adalah wanita menyusui, hal ini tidak serta merta membuat wanita non-menyusi mengabaikannya begitu saja, karena jenis abses payudara terbagi menjadi 2 (dua, yaitu:
1. Abses Payudara Menyusui (Laktasi)
Abses payudara menyusui (laktasi) adalah jenis abses payudara yang terjadi pada wanita menyusui. Abses ini umumnya terbentuk di area pinggir payudara, spesifiknya pinggir atas dari payudara
2. Abses Payudara Non-Menyusui (Non-Laktasi)
Sementara itu, abses payudara non-menyusui (non-laktasi) menyerang wanita yang sedang tidak menyusui. Pada jenis abses payudara ini, pembengkakan terbentuk di area pinggir puting susu yang berwarna gelap (areola), atau bagian bawah dari payudara.
Tanda dan Gejala Abses Payudara
Abses payudara dapat dikenali dari sejumlah gejala khas. Apa saja tanda gejala abses payudara? Berikut penjelasannya untuk menjadi perhatian Anda.
1. Muncul Benjolan
Gejala abses payudara yang paling mudah dikenali adalah benjolan yang terdapat di area payudara. Namun, untuk memastikan apakah benjolan tersebut terkait abses atau tidak, Anda bisa memerhatikan detail benjolan tersebut.
Benjolan abses payudara lazimnya memiliki tepian yang bertekstur halus dan berpola rapi. Selain itu, benjolan tersebut cenderung padat, seperti benjolan pada kista. Benjolan abses payudara umumnya berwarna kemerahan dan disertai dengan rasa nyeri.
2. Demam
Selain muncul benjolan, tanda gejala abses payudara lainnya adalah demam tinggi. Gejala demam pada abses payudara ini lantas disertai dengan rasa mual, muntah, dan meriang.
3. Kulit Terasa Panas
Pada kasus inflamasi abses payudara yang terjadi di dalam, biasanya tidak timbul gejala luar selain kulit membengkak. Namun ada kalanya inflamasi terjadi di permukaan kulit, maka yang terjadi adalah kulit menjadi berwarna merah, terluka, dan terasa panas.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera temui dokter agar segera bisa dilakukan penanganan medis guna mencegah kondisi abses bertambah parah.
Diagnosis Abses Payudara
Diagnosis abses payudara perlu ditegakkan agar dapat ditentukan penyebab pasti terjadinya abses, pun langkah pengobatan yang harus diterapkan.
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter akan melakukan prosedur anamnesis atau wawancara terhadap pasien. Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait keluhan yang dialami pasien, di antaranya:
- Keluhan apa yang dirasakan?
- Kapan pertama kali gejala muncul?
- Sudah berapa kali mengalami gejala ini?
- Apakah ada riwayat penyakit lain?
- Bagaimana aktivitas keseharian?
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah anamnesis, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada gejala penyakit abses payudara, seperti bengkak pada area payudara, dan kulit berwarna merah di area yang sama.
3. Pemeriksaan Penunjang
Guna memastikan penyakit abses payudara yang diderita oleh pasien, prosedur pemeriksaan penunjang akan ditegakkan. Prosedur penunjang ini meliputi:
-
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG adalah metode pemeriksaan yang menggunakan bantuan gelombang suara berfrekuensi tinggi. USG bertujuan untuk memastikan apakah benjolan yang terdapat pada payudara pasien terkait penyakit payudara atau tidak. Selain itu, jumlah kantong nanah juga dapat diketahui melalui metode ini.
-
Mammografi
Selain USG, prosedur pemeriksaan penunjang penyakit abses payudara adalah mammografi, yakni mengambil foto rontgen dari payudara. Perlu dipahami bahwa mammografi adalah metode pemeriksaan yang dapat menimbulkan rasa sakit selama prosesnya berlangsung.
-
CT Scan
Sama seperti USG, metode pemeriksaan CT Scan bertujuan untuk mencari tahu apakah benjolan pada payudara tersebut merupakan pertanda adanya abses atau justru disebabkan oleh penyakit lain.
Terapi Pengobatan Abses Payudara
Mengobati abses payudara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yakni terapi non-medis dan terapi medis, tergantung dari letak abses, derajat abses, dan sejumlah faktor lainnya, yang kemudian juga berpengaruh terhadap durasi proses penyembuhan abses payudara.
1. Terapi Non-Medis
Pada teknik pengobatan abses payudara secara non-medis, Anda bisa mengkompres area payudara yang mengalami abses dengan kain yang terlah dibasahi dengan air hangat. Cara ini dinilai efektif untuk meredakan rasa nyeri pada abses, namun tidak serta merta menghilangkannya.
2. Terapi Medis
Sementara itu, terapi obat juga akan ditegakkan guna mengatasi benjolan akibat abses ini. Umumnya, dokter akan memberikan obat antibiotik yang berfungsi untuk melawan peradangan. Selain itu, dokter juga akan menyuntikan jarum dengan tujuan mengeluarkan nanah yang terdapat di dalam benjolan.
Cara pengobatan abses payudara lainnya yakni dengan melakukan insisi dan drainase, yakni menyayat benjolan pada payudara untuk kemudian dikeluarkan isinya.
Pencegahan Abses Payudara
Karena penyakit abses payudara ini lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri, maka menjaga kebersihan payudara Anda adalah cara mencegah abses payudara terbaik yang bisa dilakukan. Selain itu, menerapkan pola hidup yang benar juga termasuk langka pencegahan penyakit abses payudara:
- Jangan pakai bra yang terlalu ketat
- Bersihkan payudara (terutama di area puting susu) setiap kali selesai menyusui
- Banyak minum air putih
- Konsumsi makanan bergizi
- Hindari merokok dan konsumsi alkohol