Sulfonilurea adalah golongan obat yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah untuk diabetes tipe 2, yang termasuk golongan obat ini adalah Glibenklamid, Glimepirid, Glikuidon, dan lain-lain. Selengkapnya simak penjelasan golongan obat ini, mulai definisi, indikasi, dosis, efek samping, hingga cara menyimpan obat dengan benar!
Rangkuman Informasi Umum Sulfonilurea
Nama Obat | Sulfonilurea |
Kandungan Obat | Sulfonilurea |
Kelas Obat | Agen hipoglikemik |
Kategori | Obat resep |
Manfaat Obat | Mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes tipe 2 |
Kontraindikasi |
Gangguan fungsi hati, gagal ginjal, porfiria, ibu menyusui dan selama kehamilan.
|
Sediaan Obat | Tablet |
Harga Sulfonilurea | Rp25.000 – 52.000 |
Sulfonilurea Obat Apa?
Sulfonilurea adalah golongan obat untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Obat ini dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah dengan merangsang pelepasan insulin dari sel Beta pankreas. Obat bekerja tergantung pada keberadaan sel Beta yang berfungsi, oleh karenanya obat ini tidak bekerja pada penderita diabetes tipe 1.
Sulfonilurea dapat merangsang pelepasan insulin dengan menghambat saluran kalium sensitif ATP dalam sel Beta, mengurangi permeabilitas kalium. Hal ini dapat menyebabkan depolarisasi sel dan meningkatkan asupan kalsium, yang meningkatkan sekresi insulin.
Manfaat Sulfonilurea
Manfaat utama obat golongan sulfonilurea adalah efeknya pada peningkatan sekresi insulin dan oleh karenanya dapat membantu mengurangi kadar glukosa darah.
Dosis Sulfonilurea
Golongan obat ini digunakan berdasarkan efek samping dan lama kerja, usia pasien, dan fungsi ginjal. Obat ini terbagi dua golongan, yakni generasi pertama dan kedua. Namun, generasi pertama sudah tidak bisa digunakan.
Dosis obat golongan sulfonilurea generasi kedua, meliputi:
1. Glimepiride
- Sediaan tablet: 1 mg, 2 mg, dan 4 mg.
- Dosis awal antara 1-2 mg sekali sehari. Untuk pemeliharaan sebanyak 2-8 mg sekali sehari
- Dosus dapat meningkat 1-2 mg sehari dengan interval 1-2 minggu.
2. Glipizide
- Sediaan tablet: 5 mg dan 10 mg.
- Dosis awal sebanyak 5 mg sekali sehari.
- Untuk pemeliharaan antara 10-20 mg per hari
- Pemberian dosis maksimum sebanyak 40 mg per hari.
- Dosis di atas 15 mg harus meminumnya 2 kali sehari.
- Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap antara 2,5-5 mg sehari setiap beberapa hari.
3. Glyburide atau Glibenclamide
- Sediaan tablet: Tablet 1,25 mg, 2,5 mg, dan 5 mg.
- Dosis awal antara 2,5-5 mg sekali sehari.
- Untuk pemeliharaan antara 2,5-20 mg per hari.
- Dosis maksimum sebanyak 20 mg per hari.
- Pemberian obat sekali sehari atau dua kali sehari.
- Minum 10 mg sehari mungkin memiliki respons yang lebih baik dengan dosis dua kali sehari.
- Tingkatkan dosis dengan penambahan 2,5 mg sehari dalam interval mingguan.
4. Glucovance (Glyburide+Metformin)
- Sediaan tablet (glyburide-metformin): 1,25-250 mg, 2,5-500 mg, dan 5-500 mg.
- Dosis awal sebanyak 1,25/250 mg sekali atau dua kali sehari.
- Dosis maksimal: glyburide 20 mg per hari; metformin 2000 mg per hari.
- Dosis dapat ditingkatkan dengan penambahan 1,25/250 mg per hari dalam interval 2 minggu.
5. Gliklazid
- Dosis awal 40-80 mg sekali sehari
- Pemberian dosis berdasarkan respons: hingga 160 mg bersama sarapan.
- Dosis maksimal 240 mg per hari dalam 1-2 kali.
6. Glikuidon
- Dosis awal 15 mg sekali sehari.
- Pemberian dosis dapat hingga 45-60 mg dalam 2 atau 3 kali sehari.
- Dosis maksimum 60 mg atau 180 mg sekali sehari.
Dosis yang Terlewat
Jika lupa mengonsumsi sulfonilurea tablet, obat harus Anda minum sesegera mungkin. Namun, jika sudah mendekati waktu dosis selanjutnya, sebaiknya lewati dosis yang sudah terlewat. Jangan menambah dosis dalam waktu yang bersamaan karena dapat menimbulkan beberapa samping yang serius.
Overdosis
Terlalu banyak mengonsumsi obat ini dapat menyebabkan beberapa gejala seperti pusing dan muntah. Jika memiliki gejala serius, sesegera mungkin beri tahu dokter.
Interaksi Sulfonilurea
Interaksi obat adalah berubahnya kinerja obat ketika menggunakannya dalam waktu bersamaan dengan obat-obatan lain, produk herbal, atau makanan dan minuman. Hal ini mengakibatkan efektivitas obat berubah dan risiko efek samping meningkat.
Sebelum menggunakan obat ini, sebaiknya beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain. Ini dapat membantu dokter untuk mengelola atau mencegah bahaya interaksi obat.
Sulfonilurea adalah golongan obat yang memiliki interaksi jika menggunakannya secara bersamaan dengan obat-obatan berikut:
- Aspirin
- Beta blockers
- Clarithromycin
- Colesevelam
- Obat antiinflamasi nonsteroid (ibuprofen, naprosyn, dan motrin)
- Antibiotik kuinolon
- Sulfamethoxazole
- Topiramate
- Warfarin
Efek Samping Sulfonilurea
Seperti obat-obatan lainnya, golongan obat ini juga memiliki efek samping, termasuk:
- Gejala gula darah rendah seperti berkeringat, pusing, bingung, atau gugup.
- Rasa lapar
- Penambahan berat badan.
- Reaksi kulit.
- Sakit perut.
- Urine berwarna gelap.
Peringatan Obat Sulfonilurea
Sebelum menggunakan golongan obat ini, sebaiknya perhatikan beberapa hal penting berikut ini:
- Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes tipe 1 atau ketoasidosis diabetikum.
- Penderita gangguan hati atau ginjal mungkin tidak dapat menggunakan obat ini. Untuk itu, Konsultasikan dengan dokter.
- Beberapa golongan obat ini dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karenanya, hindari paparan sinar matahari dan menggunakan tabir surya dan pakaian pelindung saat berada di luar ruangan.
- Biasanya menyebabkan perubahan kadar gula darah, sehingga Anda harus mengetahui gejala gula darah tinggi dan rendah, dan bagaimana perawatannya.
- Beberapa golongan obat ini bisa meningkatkan risiko masalah jantung yang serius.
- Ketika menggunakan obat ini, biasanya dokter akan memeriksa gula darah dan kadar gula dalam urine sesering mungkin.
- Beri tahu dokter bahwa Anda menggunakan obat golongan sulfonilurea sebelum menjalani semua jenis prosedur medis, termasuk prosedur perawatan gigi.
Petunjuk Penggunaan Obat
Mengonsumsi obat ini harus berdasarkan resep dari dokter. Untuk itu, ikuti semua saran dan petunjuk penggunaannya, baik dari dokter, apoteker, maupun panduan di balik kemasan. Ini untuk mencegah bahaya efek samping jika penggunaan obat tidak sesuai.
Berikut ini petunjuk penggunaan obat sulfonilurea:
- Minum obat 30 menit sebelum makan sarapan untuk memaksimalkan penyerapan obat. Biasanya minum obat sekali sehari sebelum sarapan atau dua kali sehari setelah makan berat.
- Dosis obat harus bertambah setiap dua minggu jika glikemik tidak dapat terkontrol.
- Dosis rendah dianjurkan sebagai titik awal (misalnya glibenklamid 2,5 mg atau glimepiride 2 mg).
- Minum obat secara teratur dan persis seperti yang dokter atau apoteker anjurkan.
- Jangan berhenti minum obat ini tanpa memeriksakan diri ke dokter.
Cara Menyimpan Obat
Guna mempertahankan efektivitas dan menghindari kerusakan obat, berikut ini cara menyimpan obat yang baik dan benar:
- Simpan obat di dalam kotak obat atau P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan).
- Menyimpannya di tempat yang kering dan tidak lembap.
- Jauhkan obat dari paparan sinar matahari langsung.
- Pastikan jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
- Anonim. Tanpa Tahun. Sulfonylurea Dosing. https://www.straighthealthcare.com/sulfonylurea-dosing.html (Diakses pada 24 Agustus 2021)
- Anonim. Tanpa Tahun. Sulphonylurea. https://www.healthhub.sg/a-z/medications/62/Sulphonylurea (Diakses pada 24 Agustus 2021)
- Anonim. Tanpa Tahun. Sulfonylureas. https://www.drugs.com/drug-class/sulfonylureas.html (Diakses pada 24 Agustus 2021)
- Anonim. 2019. Sulphonylureas. https://www.diabetes.co.uk/diabetes-medication/sulphonylureas.html (Diakses pada 24 Agustus 2021)
- Medicover Hospitals. 2021. Sulphonylureas. https://www.medicoverhospitals.in/medicine/sulfonylurea (Diakses pada 24 Agustus 2021)
- Marks, Lynn. 2015. What Are Sulfonylureas?. https://www.everydayhealth.com/sulfonylureas/guide/ (Diakses pada 24 Agustus 2021)