Serum anti bisa ular adalah salah satu obat untuk mengatasi gigitan ular berbisa. Gigitan ular berbisa dapat mengancam nyawa karena menghasilkan injeksi racun ke dalam tubuh yang akan menimbulkan gejala seperti rasa sakit, bengkak, kejang, mual, hingga kelumpuhan.
Selengkapnya ketahui serum anti bisa ular, mulai dari manfaat, pertolongan pertama bila digigit ular, hingga harganya dalam ulasan di bawah ini.
Apa Itu Serum Anti Bisa Ular?
Serum anti bisa ular adalah obat yang paling efektif untuk mengatasi risiko paparan racun ular agar tidak menyebar seluruh tubuh. Obat ini juga dapat mencegah efek serius seperti risiko kematian akibat gigitan ular berbisa.
Serum anti bisa ular atau antivenom terbuat dari darah hewan yang dimurnikan dalam proses bioteknologi. Obat ini akan menetralkan bisa ular atau racun. Serum ini sebaiknya diberikan pada korban setidaknya 4 jam pertama setelah digigit ular.
Serum anti ular berbisa diberikan dengan cara injeksi atau disuntikan ke pasien untuk melawan berbagai gejala gigitan ular tingkat parah seperti berdarah, mati rasa, penyumbatan sistem saraf, otot, pembuluh darah, keracunan jantung atau mengenai mata.
Manfaat Serum Anti Bisa Ular
Serum anti bisa ular memberikan beberapa manfaat dalam mengatasi bisa ular, berikut di antaranya:
- Menetralkan bisa ular dalam jaringan tubuh dengan cara melepaskannya dari tempat reseptor dan membuangnya dari tubuh.
- Menetralkan empat jenis bisa ular yang paling berbahaya, termasuk ular berbisa russell, ular kobra biasa, ular krait umum, dan ular beludak sisik gergaji (Echis).
- Mengatasi gejala gigitan ular yang mengancam jiwa seperti demam, sakit kepala, sistem saraf terhambat, kejang-kejang, dan mati rasa.
- Mengurangi risiko reaksi alergi racun (anafilaksis) yang mengakibatkan kematian.
- Mengatasi gejala terkait gigitan ular berbisa yang dapat dikenali berdasarkan masing-masing jenis ular tersebut.
Dosis Serum Anti Bisa Ular
Biasanya dosis serum anti racun ular adalah sekitar antara 10-30ml dan dalam kasus yang parah bisa mencapai 200ml.
Satu sepertiga dari dosis awal dapat diberikan secara lokal di sekitar luka dan sisa dua pertiga dosis secara intravena. Dosis kedua dapat diulangi dua jam setelah dosis pertama atau bahkan lebih awal tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan gejala. Selanjutnya dosis dapat diulang setelah interval enam jam sampai gejalanya hilang sama sekali.
Dosis, jadwal pengulangan dosis, dan cara pemberian serum anti bisa ular mungkin
dimodifikasi atau disesuaikan oleh dokter berdasarkan dengan tingkat keparahan gejala.
Cara Menggunakan Serum Anti Bisa Ular
Serum anti bisa ular berfungsi menghentikan penyebaran bisa ular agar tidak sampai jaringan darah dan sistem saraf. Jenis, dosis, dan tipe pengobatan dengan serum ini berbeda-beda, tergantung pada ukuran ular, jenis ular, dan durasi sudah berapa lama digigit ular.
Obat antivenom ular ini digunakan untuk beberapa jenis gigitan ular berbisa, termasuk:
- Gigitan Kering: Jenis gigitan ular yang tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan dengan antivenom ular, namun hanya membutuhkan vaksin tetanus atau obat lainnya.
- Gigitan Ringan: Gigitan ular yang menimbulkan gejala ringan seperti nyeri ringan dan sedikit pembengkakan.
- Gigitan Parah: Ini menyebabkan bengkak di seluruh tubuh, rasa sakit, nyeri, lemah, gangguan pernapasan, dan gejala syok.
Pemberian serum anti bisa ular dapat disuntikan setidaknya 4 jam pertama setelah digigit ular, dan lebih cepat lebih baik.
Perlu menjadi perhatian, obat antivenom ular mungkin menimbulkan efek samping lainnya seperti demam, menggigil, ruam, nyeri otot, nyeri sendi, gatal, dan adanya darah dalam urine.
Pertolongan Pertama Bila Digigit Ular
JIka Anda atau orang terdekat digigit ular, sebaiknya jangan panik dan lakukan pertolongan petama. Ada langkah-langkah yang dianjurkan sebagai pertolongan pertama bila digigit ular sambil menunggu pertolongan medis, termasuk berikut ini:
- Tetap tenang.
- Segera hubungi layanan kesehatan, rumah sakit, atau klinik terdekat.
- Segera cuci menggunakan air bersih pada bagian yang terkena racun ular.
- Lepaskan pakaian atau perhiasan yang ketat karena kemungkinan area yang digigit akan mengalami pembengkakan.
- Usahakan area yang terkena gigitan tetap berada di bawah jantung.
- Jangan biarkan korban yang digigit ular berjalan. Sebaiknya gendong atau bawa dengan kendaraan secepatnya menuju rumah sakit terdekat.
Begitu digigit ular, sebaiknya secepat mungkin membawa korban ke rumah sakit. Dokter akan menentukan obat dan perawatan terbaik untuk menghentikan gejala gigitan ular tersebut.
Jika gigitan ular tidak beracun dan tidak memiliki risiko mengancam jiwa, maka dokter akan membersihkan luka dan menyuntikkan vaksin tetanus. Namun jika memiliki gejala yang parah, serum anti bisa ular sangat diperlukan.
Mitos tentang Pertolongan Pertama Gigitan Ular
Ada banyak mitos atau kesalahpahaman yang beredar di masyarakat tentang cara menangani gigitan ular. Terdapat beberapa hal-hal yang sebenarnya tidak dianjurkan untuk dilakukan saat menolong orang yang digigit ular, antara lain:
- Jangan memotong luka gigitan ular.
- Tidak dianjurkan untuk mengikat atau membungkus area yang digigit dengan kain dengan anggapan itu akan menghambat paparan bisa dalam aliran darah.
- Jangan menggunakan tourniquet atau alat penjepit pembuluh darah.
- Jangan membuat korban banyak bergerak.
- Tidak dianjurkan mengompres luka gigitan ular dengan es batu.
- Tidak dianjurkan untuk mengisap racun dari luka gigitan.
- Tidak dianjurkan untuk menggunakan alat penghisap untuk mengeluarkan racun.
- Tidak dianjurkan memberi obat atau salep sembarangan, kecuali jika Anda adalah tenaga medis profesional.
Langkah-langkah tersebut tidak akan membantu menangani korban gigitan ular, namun cenderung membahayakan. Sebaiknya segera membawa korban gigitan ular ke rumah sakit terdekat.
Cara Mencegah Gigitan Ular
Gigitan ular dapat dicegah karena pada dasarnya ular tidak akan menggigit atau mengganggu manusia apabila mereka tidak merasa terancam. Ular hanya akan agresif apabila merasa diganggu.
Berikut ini adalah cara mencegah gigitan ular, yaitu:
- Hindari tempat-tempat yang mungkin terdapat ular seperti alam liar, rumput tinggi, semak belukar, saluran air, atau tumpukan batu.
- Bila Anda melakukan aktivitas di alam liar seperti sawah atau hutan, harap gunakan sepatu boot, celana tebal, atau perlengkapan lain yang aman.
- Jangan mencoba mengejar, menangkap, memegang, atau membunuh ular bila Anda menemukannya.
- Tetap tenang saat bertemu dengan ular dan berikan waktu hingga ular tersebut pergi.
Cara Mencegah Ular Masuk ke Rumah
Ular berbisa mungkin berkembang biak bukan hanya di alam liar. Ular mungkin masuk ke bagian rumah di wilayah tropis atau subtropis yang cocok untuk kawin, bertelur, dan menetas di musim pancaroba. Maka dari itu, Anda juga harus mengetahui cara mencegah ular masuk ke rumah, yaitu:
- Pastikan seluruh ruangan dan lingkungan di rumah Anda bersih.
- Gunakan kamper atau kapur barus pengusir ular dan serangga.
- Menaburkan garam tidak akan mengusir ular
- Lebih baik menggunakan pengharum ruangan.
- Bila Anda menemukan sarang ular di rumah Anda, seperti di atap atau saluran air dan tempat lainnya, jangan panik dan segera minta bantuan pihak yang biasa mengurusi hewan liar.
Bila Anda menemukan ular di mana pun, Anda harus tetap tenang dan jangan membuat gerakan mendadak. Ular hanya akan menggigit saat dia merasa terancam.
Harga Serum Anti Bisa Ular
Produksi serum anti bisa ular memerlukan biaya yang cukup tinggi, sehingga ketersediaannya sulit untuk negara-negara berkembang dengan kasus gigitan ular dan angka kematian karena gigitan ular yang tinggi.
Sementara ini, harga serum anti bisa ular di Indonesia mencapai Rp500.000 hingga 900.000. Beberapa rumah sakit yang bekerjasama dengan asuransi kesehatan pemerintah mungkin menyediakannya secara gratis dengan ketentuan tertentu.
Sampai saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengatakan bahwa adanya upaya dan desakan untuk meningkatkan produksi, impor, serta penjualan antivenom ular yang berkualitas dan terjangkau untuk negara-negara berkembang.
- Anonim. 2007. Anti-Snake Venom Serum. https://www.nih.org.pk/wp-content/uploads/2018/04/anti-snake-venom.pdf (Diakses pada 7 Juni 2024)
- Anonim. Tanpa Tahun. What is antivenom?. https://biomedicalsciences.unimelb.edu.au/departments/department-of-biochemistry-and-pharmacology/engage/avru/discover/what-is-antivenom (Diakses pada 7 Juni 2024)
- Anonim. Tanpa Tahun. Control of Neglected Tropical Diseases. https://www.who.int/teams/control-of-neglected-tropical-diseases/snakebite-envenoming/antivenoms (Diakses pada 7 Juni 2024)
- AS Ray. (2014). Snake Bite its First Aid & Anti Snake Venom (ASV): Details Guidelines; PharmaTutor; 2014; 2(10); 85-88. https://www.pharmatutor.org/articles/snake-bite-first-aid-anti-snake-venom-details-guidelines. (Diakses pada 23 Desember 2019).
- Dr Long, Neil. 2019. Polyvalent Snake Antivenom. https://litfl.com/polyvalent-snake-antivenom/. (Diakses pada 23 Desember 2019).
- Ellis, Mary Ellen. 2016. Snake Bites. https://www.healthline.com/health/snake-bites. (Diakses pada 23 Desember 2019).
- Eske, Jamie. 2018. How to identify and treat snake bites. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324007.php. (Diakses pada 23 Desember 2019).
- Rojnuckarin, Ponlapat. 2015. Clinical Uses of Snake Antivenoms. https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-94-007-6386-9_24. (Diakses pada 23 Desember 2019).
- UOFM Health. 2018. Snake Antivenom. https://www.uofmhealth.org/health-library/tm6541. (Diakses pada 23 Desember 2019).
- WHO. 2019. Snake Antivenom Immunoglobulins. https://www.who.int/bloodproducts/snake_antivenoms/en/. (Diakses pada 23 Desember 2019).
- WHO. 2019. Snakebite. https://www.who.int/health-topics/snakebite#tab=tab_1. (Diakses pada 23 Desember 2019).