Terbit: 27 May 2016 | Diperbarui: 8 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Anda sering mengalami nyeri atau rasa sakit yang ringan seperti sakit kepala? Aktivitas yang menumpuk sehari-hari bisa menjadi salah satu penyebab utama Anda mengalami penat yang pada akhirnya berujung pada sakit kepala. Selain itu, stress dan daya tahan tubuh yang kurang baik juga bisa menyebabkan sakit kepala yang menyiksa. Tentu saja, Anda sudah pasti tidak asing lagi dengan obat yang disebut obat Paracetamol. Paracetamol obat apa? Obat Paracetamol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit, nyeri ringan, dan menurunkan demam.

Paracetamol untuk Dewasa: Dosis, Indikasi, Kontraindikasi, & Efek Samping

Fungsi Paracetamol terkait dengan jenis obat ini yang digolongkan sebagai analgesik dan antipiretik. Fungsi Paracetamol sebagai obat analgesik adalah untuk meredakan nyeri yang ringan sampai sedang, termasuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, dan lainnya.

Fungsi Paracetamol adalah sebagai penghalang dari produksi zat prostaglandin dalam tubuh. Ketika tubuh mengalami infeksi, luka, atau peradangan, zat prostaglandin akan diproduksi sehingga menyebabkan Anda dapat merasakan nyeri, sakit, dan demam. Terkait hal ini, manfaat Paracetamol adalah untuk menghalangi produksi dari zat prostaglandin tersebut. Dengan dihalanginya produksi zat prostaglandin dalam tubuh, rasa nyeri, sakit dan demam yang dirasakan akan berkurang.

Obat Paracetamol yang bisa dengan mudah Anda temukan di pasaran ini adalah obat yang aman untuk dikonsumsi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, asalkan sesuai anjuran dan dikonsumsi dengan dosis yang tepat.

Mengingat keberadaannya yang sangat mudah ditemukan di apotek, toko obat, maupun warung, obat Paracetamol adalah obat yang sangat familiar di benak masyarakat. Anda pun dapat membeli obat ini secara bebas dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, bagaimana pun Anda tetap harus mengingat bahwa konsumsi obat Paracetamol harus dilakukan sesuai dengan anjuran. Anda perlu untuk memerhatikan petunjuk pemakaian obat dan dosis Paracetamol yang dicantumkan di kemasan obat pereda nyeri dan penurun panas ini.

Bagi Anda yang masih penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang obat Parasetamol ini, Anda dapat menyimak informasi di bawah ini tentang Parasetamol obat apa.

Nama: Paracetamol atau Acetaminophen
Merk terkenal: Panadol
Nama generik: Asetaminofen, Parasetamol
Sediaan:

  • Tablet 325 mg, 500 mg
  • Kaplet: 325 mg, 500 mg, 650 mg
  • Kapsul: 500 mg
  • Sirup oral (diminum) atau sediaan cair: 160 mg per 5 ml

Penggunaan dan Dosis Paracetamol

Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang (mulai dari sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, sakit punggung, osteoartritis, atau nyeri karena flu dan batuk) dan untuk menurunkan panas.

Untuk Analgesik (Pereda nyeri) dan Demam pada Dewasa:

  • Jika ingin efek biasa: obat diberikan 325-650 mg per oral atau per rectal (via dubur) setiap 4 jam bila perlu, jangan melebihi dosis 3250 mg/hari; dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, dengan dosis harian maksimal sampai dengan 4 g/hari
  • Jika ingin efek ekstra: 1000 mg per oral setial 6-8 jam jika perlu, jangan melebihi 3000 mg/hari, di bawah pengawasan profesional kesehatan, dosis harian maksimal sampai 4 g/hari

Cara penggunaan obat Paracetamol

Obat diminum langsung secara peroral (ditelan). Ikuti semua petunjuk produk. Jika Anda tidak yakin dengan informasi yang tercantum di penggunaan, konsultasikan dengan dokter atau ahli farmasi.

Peringatan:
Keterlibatan ginjal
Kerja obat yang lebih lama dan penurunan dosis dapat diguakan pada pasien dengan gangguan ginjal berat (dengan kadar CrCl <30 mL/menit).

Keterlibatan hati
Hati-hati penggunaan asetaminofen pada pasien dengan penyakit hati.

Efek samping penggunaan Obat Paracetamol

  • Frekuensi tidak dapat ditentukan
  • Angioedema
  • Disorientasi
  • Bingung
  • Kemerahan makulopapuler pruritik pada kulit
  • Ruam
  • Hiperamonemia
  • Sindrom Stevens Johnson (SSJ)
  • Nekrolisis epidermal toksik (NET)
  • Urtikaria
  • Perdarahan gastrointestinal
  • Edema laring
  • Agranulositosis
  • Leukopenia
  • Netropenia
  • Pansitopenia
  • Trombositopenia
  • Trombositopeni purpura
  • Hepatotoksisitas
  • Gagal hepar
  • Nefrotoksisitas
  • Pneumonitis
  • Anafilaktoid

Pada ibu hamil
Obat dapat melewati plasenta, namun aman pada setiap fase kehamilan jika digunakan dalam jangka pendek. Keamanan untuk kehamilan: Kategori B.

Jenis kategori obat untuk kehamilan:

  • Kategori A: Secara umum dapat diterima, telah melalui penelitian pada wanita-wanita hamil, dan menunjukkan tidak ada bukti kerusakan janin
  • Kategori B: Mungkin dapat diterima oleh wanita hamil, telah melalui penelitian pada hewan coba namun belum ada bukti penelitian langsung pada manusia.
  • Kategori C: Digunakan dengan hati-hati. Penelitian pada hewan coba menunjukkan risiko dan belum ada penelitian langsung pada manusia
  • Kategori D: Digunakan jika memang tidak ada obat lain yang dapat digunakan, dan dalam kondisi mengancam jiwa.
  • Kategori X: Jangan digunakan pada kehamilan.
  • Kategori NA: Tidak ada informasi

Pada ibu menyusui
Aman untuk ibu menyusui, meskipun obat dapat keluar melalui ASI.

Meskipun obat Paracetamol adalah obat yang dapat ditemui dengan bebas di pasaran, penggunaan obat yang terbaik adalah obat yang dikonsumsi di bawah pengawasan dokter. Laporkan kepada dokter Anda apabila tidak terjadi perbaikan kondisi setelah pemakaian obat dalam jangka waktu tertentu. Memerhatikan petunjuk penggunaan dan dosis Paracetamol yang tepat dapat menjadikan kinerja obat lebih efektif untuk mempercepat kesembuhan Anda.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi