Phenazopyridine adalah obat untuk membantu mengatasi gejala nyeri pada saluran kemih. Ketahui lebih lanjut mengenai obat ini mulai dari fungsi, efek samping, hingga dosis pemakaiannya.
Rangkuman Informasi Obat Phenazopyridine
Nama obat | Phenazopyridine |
Golongan obat | Analgesik saluran kemih |
Kategori obat | Obat keras |
Tingkat keamanan obat bagi ibu hamil dan menyusui menurut FDA | B |
Fungsi obat | Membantu meredakan nyeri pada saluran kemih |
Kontraindikasi obat |
|
Dosis obat |
|
Sediaan obat | Kaplet |
Phenazopyridine Obat Apa?
Phenazopyridine obat apa? Phenazopyridine adalah obat untuk membantu mengatasi nyeri pada saluran kemih yang disebabkan oleh iritasi maupun infeksi. Obat ini biasanya digunakan sebagai penunjang obat antibiotik.
Perlu diketahui, obat ini TIDAK BISA menyembuhkan infeksi maupun iritasi pada saluran kemih. Obat hanya bekerja untuk meredakan nyeri yang muncul. Itu sebabnya, obat ini hanya bersifat sebagai penunjang pengobatan infeksi dan saluran kemih.
Fungsi Obat Phenazopyridine
Phenazopyridine adalah obat analgesik saluran kemih yang difungsikan untuk mengatasi rasa nyeri dan terbakar pada saluran infeksi akibat iritasi atau infeksi. Selain pada kasus iritasi dan infeksi saluran kemih, obat ini juga dapat mengatasi gejala nyeri pada kasus:
- Cystitis
- Prostatitis
Pastikan untuk menggunakan obat sesuai dengan fungsinya. Penggunaan obat yang tidak sesuai dapat menurunkan efektivitas obat atau bahkan berujung pada reaksi tubuh yang bisa saja berbahaya.
Peringatan dan Perhatian Obat Phenazopyridine
Dalam menggunakan obat phenazopyridine, ada sejumlah hal penting yang perlu Anda ketahui dan pahami.
1. Kontraindikasi Obat Phenazopyridine
Penggunaan obat tidak disarankan pada orang-orang dengan kondisi tertentu. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan akan menurunkan efektivitas obat atau bahkan menimbulkan reaksi-reaksi yang bisa saja membahayakan tubuh.
Kondisi-kondisi yang dimaksud meliputi:
- Hipersensitivitas kandungan obat.
- Gangguan fungsi ginjal.
- Gangguan fungsi hati (liver).
Sementara itu, penggunaan obat harus mendapat izin dari dokter apabila mengalami kondisi-kondisi berikut ini:
- Hamil dan menyusui
- Lansia
- Defisiensi G6PD
Sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada apoteker maupun dokter sebelum menggunakan obat ini apabila Anda memiliki salah satu dari kondisi-kondisi di atas.
2. Peringatan dan Perhatian Obat Phenazopyridine Lainnya
Sementara itu, peringatan dan perhatian lainnya yang harus diketahui sebelum mengonsumsi obat ini adalah sebagai berikut:
- Jangan mengonsumsi obat apabila Anda juga sedang mengonsumsi obat-obatan yang berinteraksi dengan obat ini.
- Hentikan penggunaan obat untuk sementara waktu jika dirasa mengalami sejumlah efek samping seperti anemia, urine disertai darah, peningkatan detak jantung, dan kejang.
- Jika gejala efek samping tak kunjung mereda dalam waktu yang cukup lama, segera periksakan diri ke dokter.
- Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, memiliki alergi obat, atau memiliki riwayat suatu penyakit.
Apakah Obat Phenazopyridine Aman bagi Ibu Hamil dan Menyusui?
Menurut Unites States Food and Drug Administration (USFDA), obat ini masuk ke dalam kategori B untuk tingkat keamanan penggunaan bagi wanita hamil dan menyusui.
Kategori B merujuk pada jenis obat-obatan yang setelah melalui uji coba dengan objek hewan, tidak berisiko. Akan tetapi, belum ada studi terkontrol mengenai tingkat keamanan obat ini apabila digunakan oleh manusia.
Oleh sebab itu, penggunaan obat pada wanita hamil dan menyusui sebaiknya mengikuti anjuran dari dokter.
Interaksi Obat Phenazopyridine
Obat ini akan berinteraksi jika digunakan bersamaan dengan sejumlah jenis obat-obatan tertentu. Interaksi yang terjadi berdampak pada menurunnya efektivitas kinerja obat maupun menimbulkan reaksi-reaksi tertentu pada tubuh.
Obat-obatan yang paling berinteraksi dengan phenazopyridine adalah sebagai berikut:
- Leflunomide
- Lomitapide
- Mipomersen
- Pexidartinib
- Sodium nitrat
- Teriflunomide
Selain obat-obatan di atas, mungkin masih ada jenis obat lainnya yang akan berinteraksi dengan obat ini apabila digunakan secara bersamaan. Sampaikan pada apoteker atau dokter apabila Anda juga sedang mengonsumsi obat-obatan tersebut maupun obat-obatan lainnya agar bisa mencarikan alternatif obat pengganti yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Efek Samping Obat Phenazopyridine
Obat phenazopyridine dapat menimbulkan efek samping walaupun jarang terjadi. Efek samping obat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Anemia
- Perut tidak nyaman
- Perubahan warna urine
- Mual
- Muntah
- Kejang
- Gangguan penglihatan
- Peningkatan detak jantung
Gejala efek samping biasanya akan mereda setelah beberapa saat. Anda disarankan untuk segera mengunjungi dokter apabila gejala yang dirasakan tak kunjung mereda setelah beberapa lama guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter akan menentukan apakah kemunculan gejala tersebut terkait dengan penggunaan obat atau bukan. Jika ya, dokter bisa menyarankan Anda untuk menghentikan penggunaan obat dan mencarikan obat alternatif yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Dosis Obat Phenazopyridine
Phenazopyridine masuk ke dalam kategori obat keras. Penggunaan obat HARUS dengan resep dokter. Berikut ini adalah informasi mengenai aturan dosis obat yang perlu Anda ketahui.
1. Dalam Bentuk Apa Obat Phenazopyridine Tersedia?
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet oral dengan takaran dosis 100 mg. Obat dapat diperoleh di apotek setelah mendapatkan resep dari dokter.
2. Dosis Obat Phenazopyridine
Berikut aturan dosis umum untuk obat phenazopyridine:
- Dewasa: 200 mg per hari.
- Anak-anak: 12 mg/kg berat badan per hari, dibagi ke dalam 3 dosis.
Dosis obat bisa saja berbeda, tergantung dari keputusan dokter dengan memerhatikan kondisi. Pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang telah diberikan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dosis bisa saja menimbulkan reaksi tubuh yang berbahaya.
Cara Pemakaian Obat Phenazopyridine
Obat ini harus digunakan dengan benar agar efektivitasnya terasa, pun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti overdosis.
Berikut ini adalah petunjuk atau cara pakai obat yang perlu Anda ketahui dan pahami:
- Pastikan obat dalam keadaan baik dari segi kemasan maupun fisik obat itu sendiri.
- Minumlah obat sesuai dengan dosis yang tadi sudah disebutkan di atas.
- Gunakan obat ini secara teratur, yakni di rentang waktu yang sama setiap harinya yakni setiap 8 jam sekali (untuk dosis 3 kali sehari). Tentukan jadwal penggunaan obat dan lakukan setiap hari secara konsisten.
- Apabila lupa menggunakan obat pada jadwal yang sudah ditentukan, segera gunakan ketika ingat (berlaku jika jarak dengan jadwal pemakaian obat selanjutnya masih jauh, misalnya 6 jam lagi). Hindari pemakaian obat melampaui dosis sebagai pengganti jadwal yang terlewat.
- Imbangi penggunaan obat dengan minum air putih yang banyak dan istirahat yang cukup.
- Jika dalam kurun waktu beberapa minggu (penggunaan maksimal yang disarankan) kondisi Anda tidak juga membaik, segera periksakan diri Anda ke dokter guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mencari tahu penyebab serta langkah medis apa yang selanjutnya harus diambil.
Petunjuk Penyimpanan Obat Phenazopyridine
Obat ini harus disimpan di tempat yang benar untuk agar kualitas obat tetap terjaga. Berikut adalah petunjuk penyimpanan obat yang perlu Anda terapkan:
- Simpan obat di tempat bersuhu 20 – 25 derajat celcius.
- Hindari menyimpan obat di tempat lembap.
- Hindari menyimpan obat di tempat yang terpapar sinar matahari langsung.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Obat ini memiliki masa kedaluwarsa. Segera buang obat apabila sudah memasuki masa kedaluwarsa.
- Phenazopyridine. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/phenazopyridine?mtype=generic (Diakses pada 10 Oktober 2020)
- Phenazopyridine. https://www.drugs.com/drug-interactions/phenazopyridine-index.html?filter=3 (Diakses pada 10 Oktober 2020)
- Phenazopyridine Oral. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1237/phenazopyridine-oral/details (Diakses pada 10 Oktober 2020)
- Pregnancy Safety Guide. https://www.mims.com/indonesia/viewer/html/pregdef.htm (Diakses pada 3 Oktober 2020)