Terbit: 24 December 2024
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Micardis adalah obat yang umumnya diresepkan untuk membantu mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi). Selengkapnya ketahui tentang obat ini mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya dalam ulasan di bawah ini.

Micardis: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll

Rangkuman Informasi Obat Micardis

Nama Obat Micardis
Kandungan Obat Telmisartan
Kelas Obat Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Kategori Obat resep
Manfaat Obat
  • Mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Mencegah komplikasi kardiovaskular
Kontraindikasi Hipersensitif
Sediaan Obat Tablet
Harga obat
  • Micardis 40mg: Rp63.369 per box (20 tablet)
  • Micardis 80mg: Rp104.031 per box (20 tablet)

Micardis Obat Apa? 

Micardis adalah obat yang diformulasikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Dengan menurunkan tekanan darah dapat mengurangi risiko stroke dan serangan jantung.

Obat ini juga dapat digunakan untuk menurunkan risiko serangan jantung atau stroke pada pasien berusia 55 tahun ke atas yang menderita diabetes atau masalah jantung.

Micardis mengandung bahan aktif Telmisartan dan merupakan angiotensin II receptor blocker (ARB). Ini bekerja dengan menghalangi zat dalam tubuh yang menyebabkan pembuluh darah mengencang. Dengan begitu Micardis melemaskan pembuluh darah. Kondisi ini menurunkan tekanan darah dan meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung.

Manfaat Obat Micardis

Fungsi obat Micardis secara umum untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Obat ini juga dapat digunakan untuk kondisi terkait lainnya. Berikut ini penjelasannya:

1. Hipertensi Esensial

Hipertensi esensial atau tekanan darah tinggi primer adalah tekanan darah tinggi yang belum diketahui penyebabnya secara pasti. Jika tidak ditangani, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah pada beberapa organ. Jika kerusakan sudah dikatakan serius dapat memicu gagal jantung, gagal ginjal, kebutaan, atau stroke.

Biasanya gejala darah tinggi tidak muncul hingga terjadi kerusakan (pada pembuluh darah), maka dari itu sangat penting untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin.

2. Pencegahan Komplikasi Kardiovaskular

Micardis dapat membantu mencegah komplikasi kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke pada orang dewasa yang berisiko. Ini termasuk untuk pasien berusia lebih dari 55 tahun yang menderita penyakit arteri koroner, penyakit pembuluh darah perifer, stroke sebelumnya, serangan iskemik transien (TIA) sebelumnya, atau diabetes risiko tinggi dengan bukti kerusakan organ akhir.

Beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang berpotensi mengalami kondisi tersebut adalah berkurang atau tersumbatnya pasokan darah ke jantung atau kaki, terserang stroke, atau memiliki diabetes berisiko tinggi.

Dosis Obat Micardis

Obat Micardis tersedia dalam bentuk tablet dengan sediaan Micardis 20 mg (kandungan 20 mg Telmisartan setiap tabletnya), Micardis 40 mg, dan Micardis 80 mg. Dosis obat ini yang umum diresepkan adalah sebagai berikut:

  • Hipertensi: dosis yang dianjurkan adalah 40 mg, diminum satu kali sehari. Namun dokter dapat memberikan dosis 20 mg atau bahkan 80 mg menyesuaikan dengan kebutuhan pasien. Obat ini juga biasanya dikombinasikan dengan obat diuretik.
  • Mencegah komplikasi kardiovaskular: dosis yang biasanya diresepkan adalah 80 mg, diminum satu kali sehari. Tekanan darah harus sering diperiksa selama menjalani terapi.

Dosis tersebut merupakan dosis yang umum diberikan, mungkin dosis dapat berubah menyesuaikan kondisi pasien. Jadi jangan pernah mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter maupun apoteker sebelumnya.

Petunjuk Penggunaan Obat Micardis

Obat ini sebaiknya digunakan sesuai dengan resep atau aturan yang tertera pada label obat. Berikut adalah petunjuk penggunaan obat Micardis yang benar:

  • Konsumsi obat ini bersama ataupun tanpa makanan.
  • Gunakan obat ini sesuai dengan dosis yang disarankan.
  • Gunakan obat pada waktu yang sama setiap harinya.
  • Beri tahu dokter jika efek obat terlalu lemah atau terlalu kuat pada Anda.
  • Jika dosis terlewat, segera konsumsi obat saat ingat. Namun jika dekat dengan dosis selanjutnya, maka cukup konsumsi dosis selanjutnya saja.
  • Jika tidak sengaja mengonsumsi obat ini melebihi dosis yang disarankan, segera hubungi dokter.
  • Tetap gunakan obat ini meskipun sudah merasa sehat. Tekanan darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala.

Petunjuk Penyimpanan Obat Micardis

Simpanlah obat ini sesuai dengan petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasan. Hal ini untuk mencegah obat rusak dan efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanannya:

  • Simpan obat ini pada ruangan bersuhu 20°C-25°C.
  • Simpan obat di tempat yang kering dan tidak lembap.
  • Jauhkan obat dari cahaya atau paparan sinar matahari langsung.
  • Simpan obat pada kemasan aslinya dan hanya keluarkan sesaat sebelum menggunakannya.
  • Jauhkan obat dari pandangan atau jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Jika obat sudah memasuki masa expired atau kedaluwarsa, jangan buang obat sembarangan. Tanyakan kepada apoteker tentang petunjuk pembuangan obat ini.

Efek Samping Obat Micardis

Seperti jenis obat-obatan lainnya, obat Micardis juga berpotensi menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Sepsis
  • Anemia
  • Eosinofilia
  • Trombositopenia
  • Reaksi alergi, anafilaksi
  • Hyperkalemia
  • Hipoglikemia (pada pasien diabetes)
  • Insomnia
  • Depresi
  • Ansietas
  • Pingsan
  • Gangguan penglihatan
  • Vertigo
  • Bradikardi
  • Takikardi
  • Hipotensi
  • Nyeri perut
  • Diare
  • Dispepsia
  • Perut kembung
  • Muntah
  • Mulut kering
  • Rasa tidak nyaman pada lambung
  • Gangguan fungsi hati
  • Pruritus
  • Hiperhidrosis
  • Ruam
  • Angioedema
  • Eksim
  • Eritema
  • Urtikaria
  • Erupsi obat
  • Nyeri punggung
  • Spasme otot (kram pada kaki)
  • Myalgia
  • Arthtralgia
  • Nyeri pada ekstremitas (nyeri pada tungkai kaki)
  • Nyeri pada tendon (gejala seperti tendinitis)
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Nyeri dada
  • Astenia
  • Peningkatan kadar kreatinin
  • Penurunan hemoglobin
  • Peningkatan asam urat
  • Peningkatan enzim hepatik
  • Peningkatan fosfokinase kreatin darah.

Meski begitu daftar samping di atas tidak selalu terjadi. Efek samping tersebut dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari setiap pasien yang berbeda-beda.

Jika mengalami gejala efek samping berat dari penggunaan obat ini, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Interaksi Obat Micardis

Interaksi obat dapat terjadi apabila obat Micardis digunakan secara bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat dapat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

Berikut adalah daftar obat yang sebaiknya jangan digunakan bersama dengan obat Micardis, antara lain:

  • Digoxin
  • ACE inhibitor
  • Antagonis reseptor angiotensin II lain
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib, diklofenak, indometasin, meloxicam, dan lainnya.
  • Kortikosteroid
  • Diuretik (pil air)
  • Litium
  • Obat antihipertensi lainnya

Daftar obat-obatan di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Sebaiknya beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari.

Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama menggunakan obat ini untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Obat Micardis

Obat ini termasuk ke dalam jenis obat keras yang berarti penggunaannya harus melalui resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan obat Micardis:

  • Jangan menggunakan obat Micardis pada pasien yang hipersensitif pada Telmisartan dan komponen lain yang ada dalam obat Micardis.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal, transplantasi ginjal, stenosis arteri ginjal, penyakit hati, gangguan jantung, kadar aldosteron meningkat, hipotensi, kadar kalium tinggi dalam darah, dan diabetes.
  • Jangan mengonsumsi obat-obatan lain kecuali telah berkonsultasi dengan dokter. Hal ini terutama mencakup obat-obatan yang tidak diresepkan untuk mengendalikan nafsu makan, asma, pilek, batuk, demam, atau masalah sinus, karena obat-obatan tersebut dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Penggunaan obat ini tidak disarankan untuk pasien berusia di bawah 18 tahun.
  • Penggunaan obat Micardis selama masa kehamilan tidak disarankan, umumnya dokter akan meresepkan obat lainnya sebagai pengganti. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Penggunaan obat Micardis pada ibu menyusui tidak disarankan. Dokter biasanya akan meresepkan obat lain, terutama jika bayi baru lahir atau bayi lahir prematur.
  • Sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin setelah mengonsumsi obat ini, karena sebagian orang merasakan efek samping pusing setelah penggunaan obat Micardis.

Harga Obat Micardis

Obat ini bisa Anda dapatkan di berbagai apotek dan toko obat baik secara online maupun offline. Harga obat Micardis di setiap toko obat dan apotek mungkin berbeda-beda. Umumnya Micardis 40mg dijual dengan kisaran harga Rp63.369 per box (20 tablet), sedangkan Micardis 80mg di kisaran harga Rp104.031 per box (20 tablet).

Demikian ulasan lengkap tentang obat Micardis, obat yang biasanya diresepkan untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Informasi kesehatan ini tidak menggantikan konsultasi langsung dengan apoteker atau dokter.

 

  1. Drugs. Micardis. https://www.drugs.com/micardis.html#interactions (Diakses pada 2 Juli 2024)
  2. Mayo Clinic. Telmisartan (Oral Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/telmisartan-oral-route/side-effects/drg-20067196?p=1  (Diakses pada 2 Juli 2024)
  3. MIMS. Micardis – Telmisartan. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/micardis?type=full (Diakses pada 2 Juli 2024)


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi