Interferon adalah obat yang bekerja dengan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit tertentu. Selengkapnya ketahui tentang obat ini mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya dalam ulasan di bawah ini.
Rangkuman Informasi Obat Interferon
Nama Obat | Interferon |
Kandungan Obat | Polietilen glikol (PEG) |
Kelas Obat | Pengubah Respons Biologis, Agen Hepatitis B Hepatitis C, Imunomodulator |
Kategori | Obat keras |
Manfaat Obat | Mengobati:
Hepatitis C kronis, leukemia sel berambut, sarkoma Kaposi disebabkan oleh AIDS, leukemia granulisitik kronis, hepatitis B dan C kronis, kutil kelamin, limfoma, melanoma ganas, multiple sclerosis, penyakit granulomatosa kronis, dan osteoporosis ganas parah. |
Kontraindikasi | Hipersensitif |
Sediaan Obat | Injeksi |
Harga obat | Rp1.500.000 – Rp2.500.000/box |
Interferon Obat Apa?
Interferon adalah sejenis protein yang dihasilkan secara alami dalam tubuh sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Interferon memberi tahu sistem kekebalan tubuh tentang keberadaan kuman atau sel kanker di tubuh dan memicu sel kekebalan tubuh untuk melawan sel tersebut.
Interferon pertama kali dibuat di laboratorium pada tahun 1986 untuk mengobati jenis kanker tertentu. Obat ini salah satu perawatan paling awal yang bekerja dengan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Setelah itu, Interferon juga digunakan sebagai pengobatan untuk beberapa kondisi lain seperti hepatitis dan multiple sclerosis.
Cara Kerja Obat Interferon
Secara umum, cara kerja Interferon dengan mengganggu dan mencegah virus untuk berkembang biak. Nama Interferon berasal dari kata ‘interfere’ yang berarti ‘mengganggu’. Interferon terdiri dari 3 jenis yaitu Interferon-alfa, Interferon-beta, Interferon-gamma.
Interferon-alfa dan Interferon-beta bekerja untuk memberikan sinyal peringatan pada sistem kekebalan tubuh. Hal ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan Interferon-gamma yang akan melawan kuman atau virus tersebut.
Interferon pada dasarnya bekerja dengan beberapa cara yang berbeda, yaitu:
- Memperingatkan sistem imun tubuh agar dapat mengejar virus atau kanker.
- Membantu sistem imun untuk mengenali virus atau kanker.
- Memberi tahu sistem imun untuk melawan.
- Menghentikan virus dan sel kanker agar tidak tumbuh dan membelah.
- Membantu sel sehat untuk melawan infeksi.
Fungsi Obat Interferon
Manfaat Interferon dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus atau kuman yang menyerang tubuh. Berikut adalah beberapa fungsi Interferon berdasarkan jenisnya, antara lain:
- Interferon-alfa: mengobati infeksi virus mulai dari hepatitis C kronis, leukemia sel berambut, sarkoma Kaposi disebabkan oleh AIDS, leukemia granulisitik kronis, hepatitis B dan C kronis, kutil kelamin, limfoma, dan melanoma ganas.
- Interferon-beta: mengobati multiple sclerosis.
- Interferon gamma-1b: mengobati penyakit granulomatosa kronis dan osteoporosis ganas parah.
Dosis Obat Interferon
Interferon hadir dalam sediaan injeksi yang dapat diberikan melalui suntikan di bawah kulit atau otot atau dapat juga diberikan melalui infus. Dosis Interferon yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan untuk setiap pasien.
Umumnya dokter akan memberikan suntikan obat ini sebanyak tiga kali seminggu. Namun untuk pengobatan kanker, Anda mungkin membutuhkan infus Interferon sebanyak 5 kali dalam seminggu selama beberapa minggu atau bulan.
Petunjuk Penggunaan Obat Interferon
Obat ini harus digunakan sesuai dengan anjuran dari dokter. Berikut ini adalah petunjuk penggunaanya:
- Obat ini diberikan melalui intravena baik melalui infus atau suntikan.
- Pemberian obat ini harus dilakukan oleh tenaga medis profesional.
- Jangan menerima obat ini apabila warna cairan telah berubah.
- Gunakan obat ini sesuai dengan aturan dan jangan menghentikan penggunaanya tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Petunjuk Penyimpanan Obat Interferon
Simpan obat ini sesuai dengan petunjuk penyimpanannya yang tertera pada kemasan obat untuk mencegah obat rusak dan efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanannya:
- Simpan obat ini pada ruangan bersuhu antara 15-25°C.
- Simpan obat di tempat kering dan tidak lembap.
- Hindari obat dari cahaya atau paparan sinar matahari langsung.
- Jauhkan obat ini dari pandangan atau jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
- Jika obat sudah memasuki masa expired atau kedaluwarsa, buang obat dengan benar. Tanyakan apoteker tentang petunjuk pembuangan obat ini.
Efek Samping Obat Interferon
Seperti obat-obatan lainnya, obat ini juga berpotensi menimbulkan efek samping. Berikut adalah efek samping Interferon yang paling umum terjadi:
- Demam
- Panas dingin
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Tidak enak badan
- Kelelahan
- Diare
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Nyeri sendi
- Sakit punggung
- Pusing
- Anoreksia
- Detak jantung meningkat
- Kebingungan
- Jumlah sel darah putih rendah
- Trombosit rendah
- Sel darah merah rendah
- Peningkatan enzim hati
- Trigliserida meningkat
- Ruam kulit
- Rambut rontok
- Edema
- Batuk
- Kesulitan bernapas
- Reaksi alergi
Daftar efek samping tersebut tidak selalu terjadi. Efek samping yang ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika penggunaan obat selanjutnya. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau akibat kondisi tertentu dari setiap pasien.
Jika dirasa mengalami gejala efek samping berat atau reaksi alergi dari penggunaan obat ini, segera hentikan penggunaannya dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Interaksi Obat Interferon
Interaksi obat dapat terjadi apabila obat ini digunakan secara bersama dengan jenis obat-obatan lainnya. Interaksi obat dapat menyebabkan efektivitas obat menurun dan meningkatkan potensi terjadinya efek samping.
Berikut ini jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Interferon, antara lain:
- Theophilin
- Azidothymidine
Obat tersebut kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Untuk itu beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu baik obat resep, non-resep, hingga herbal. Konsumsi alkohol juga berisiko terhadap interaksi obat, maka sebaiknya dihindari.
Selain itu, konsultasikan dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Interferon untuk menghindari interaksi obat.
Peringatan dan Perhatian Obat Interferon
Interferon termasuk ke dalam jenis obat keras yang berarti penggunaannya harus melalui resep dokter. Maka dari itu ikuti petunjuk penggunaan obat ini dengan seksama untuk menjaga keamanannya. Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan obat ini, antara lain:
- Jangan menggunakan obat Interferon pada pasien yang hipersensitif pada obat ini dan komponen lain yang terkandung di dalamnya. Waspada jika Anda memiliki riwayat alergi pada obat sejenis.
- Penggunaan pada ibu hamil tidak disarankan karena dapat menimbulkan efek samping pada janin. Sebaiknya merencanakan kehamilan paling cepat 4 bulan setelah menyelesaikan perawatan dengan obat ini.
- Obat ini dapat terserap ke dalam ASI sehingga penggunaannya pada ibu menyusui juga tidak disarankan.
- Penggunaan pada pasangan yang sedang merencanakan kehamilan juga tidak disarankan. Pria harus menunggu paling tidak 7 bulan setelah perawatan dengan Interferon selesai untuk memiliki anak.
Harga Obat Interferon
Obat ini bisa Anda dapatkan di berbagai apotek dan toko obat baik secara online maupun offline. Harga obat ini di setiap toko obat dan apotek bervariasi. Obat ini dijual dengan kisaran harga Rp1.500.000 – Rp2.500.000/box.
Demikian ulasan lengkap tentang obat Interferon, obat yang digunakan untuk membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus atau kuman yang menyerang tubuh. Informasi kesehatan ini tidak menggantikan konsultasi langsung dengan apoteker atau dokter.
- Cleveland Clinic. Interferons. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/interferons (Diakses pada 26 Juni 2024)
- Drugs. Interferon Alfa-2B Dosage. https://www.drugs.com/dosage/interferon-alfa-2b.html (Diakses pada 26 Juni 2024)
- WebMD. Your Guide to Interferons. https://www.webmd.com/drug-medication/interferons-guide (Diakses pada 26 Juni 2024)