DokterSehat.Com – Entrostop obat apa: Entrostop adalah merek obat anti diare. Entrostop mengandung dua bahan aktif yaitu Attapulgite dan Pectin. Attapulgite bekerja dengan cara memperlambat aktvitas pada kolon atau usus besar. Sedangkan Pectin merupakan zat yang mampu menyerap racun dari pertumbuhan bakteri. Perpaduan dari kedua zat ini pada dasarnya adalah untuk menyerap racun penyebab diare, serta memadatkan feses.
Manfaat Entrostop
Berdasarkan cara kerja Attapulgite dan Pectin yang ada dalam obat ini, manfaat Entrostop adalah sebagai berikut:
- Menagtasi diare non-spesifik beserta dengan gejalanya
- Memadatkan feses
- Mengurangi intensitas buang air besar
- Menyerap racun, bakteri, hingga virus yang menyababkan diare.
Dosis Entrostop
Entrostop tersedia dalam bentuk tablet yang setiap tabletnya mengandung Attapulgite 650 mg dan Pectin 50 mg. Berikut adalah dosis Entrostop yang disarankan:
- Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun: 2 tablet setiap setelah buang air besar. Dosis maksimu Attapulgite adalah hingga 8400 mg dan Pectin hingga 20 mg atau setara dengan kurang lebih 12 tablet untuk 24 jam.
- Anak usia 6-12 tahun: 1 tablet setiap diare. Maksimum dosis juga setengah dari dosis untuk orang dewasa yang berarti 6 tablet untuk 24 jam.
Gunakanlah obat ini sesuai dengan dosis yang disarankan. Jika penggunaan obat ini sudah mencapai dosis maksimal namun gejala tidak kunjung membaik, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penggunaan obat ini pada anak usia di bawah 6 tahun sebaiknya menggunakan Entrostop herbal anak.
Efek Samping Entrostop
Umumnya penggunaan obat memang berisiko untuk menimbulkan efek samping. Sama seperti obat-obatan pada umumnya, Entrostop juga berpotensi menimbulkan efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping Entrostop yang mungkin timbul:
- Sembelit atau konstipasi atau susah buang air besar
- Mual dan muntah
- Sakit atau kram perut
- Perut kembung
- Gastritis
Efek samping tidak selalu terjadi dalam penggunaan obat ini. Efek samping bisa saja muncul karena penggunaan dosis yang kurang sesuai, penggunaan obat jangka panjang, maupun karena kondisi tertentu dari pasien. Jika Anda mengalami gejala efek samping yang sudah disebutkan di atas, segera hentikan penggunaan obat ini dan segera berkonsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Interaksi Obat
Penggunaan Entrostop bersamaan dengan obat lain bisa menyebabkan terjadinya interaksi obat yang memicu tingginya kemungkinan efek samping serta menurunkan kinerja obat. Berikut adalah beberapa obat yang tidak boleh digunakan bersama dengan Entrostop:
- Antibiotik tertasiklin, dapat menurunkan kinerja dari tetrasiklin.
- Obat malaria Chloroquine dan Hydroxychloroquine, obat ini juga kinerjanya akan menurun jika digunakan bersama Entrostop.
- Trihexyphenidyl, Eltrombopag, Deferasirox, Dixogin, Deferiprone, dan Lovastatin dapat terganggu penyerapannya jika digunakan bersama Entrostop.
- Oxycodone, Morfin, dan Codeine dapat meningkatkan risiko konstipasi jika digunakan bersama Entrostop.
Daftar di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Selalu diskusikan dengan dokter Anda sebelum menggunakan Entrostop, jika Anda memang sedang menjalani pengobatan lain.
Perhatian dan Peringatan
Entrostop merupakan jenis obat bebas yang bisa Anda dapatkan di apotek tanpa harus menggunakan resep dokter. Tapi Anda tetap harus hati-hati dalam menggunakan obat ini. Berikut adalah beberapa hal yang harus menjadi perhatian dan peringatan dalam penggunaan obat ini:
- Jangan gunakan obat ini pada pasien yang hipersensitif terhadap kandungan obat ini. Jika muncul gejala alergi, segera hentikan penggunaan obat.
- Jangan gunakan obat ini pada pasien yang sering mengalami konstipasi atau kesulitan buang air besar.
- Jangan gunakan obat ini lebih dari 48 jam atau 2 hari. Jika gejala tidak membaik dalam kurun waktu tersebut, segera hubungi dokter.
- Penggunaan obat ini pada wanita hamil dan ibu menyusui relatif aman. Namun agar lebih yakin sebaiknya konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
- Penggunaan obat ini pada anak usia 6 tahun dan lansia di atas 60 tahun sebaiknya dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter.
- Jangan gunakan obat ini bila diare disertai dengan gejala demam. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
- Tetap jaga asupan cairan ke dalam tubuh meskipun sudah menggunakan obat ini. Diare adalah salah satu penyakit yang dengan mudah menyebabkan dehidrasi.