Terbit: 3 October 2018
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Dulcolax: Manfaat, Dosis, Efek SampingDulcolax obat apa? Dulcolax adalah merek obat pencahar stimulan yang digunakan untuk melancarkan buang air besar. Dulcolax mengandung bahan aktif Bisacodyl yang merupakan senyawa organik yang memang sering digunakan untuk mengatasi sembelit.

Dulcolax: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Bisacodyl bekerja dengan cara memberikan rangsangan pada usus besar agar dapat mengeluarkan kotoran. Obat ini memberikan rangsangan pada saraf dalam sistem pencernaan yang mengakibatkan terjadinya kontraksi di usus besar atau kolon.

Manfaat Dulcolax

Berdasarkan kandungan bahan aktif Bisacodyl yang ada dalam obat ini, manfaat Dulcolax adalah sebagai berikut:

  • Mengatasi sembelit atau konstipasi (susah buang air besar)
  • Mengosongkan perut sebelum operasi atau pemeriksaan usus
  • Melunakkan feses untuk mengurangi rasa sakit pada hemoroid (wasir).

Dosis Dulcolax

Dulcolax tersedia dalam dua bentuk yaitu tablet oral dan juga supositoria (dimasukkan melalui anus). Setiap tablet Dulcolax mengandung Bisacodyl sebanyak 5 mg. Sedangkan untuk Dulcolax supositoria mengandung Bisacodyl sebanyak 10 mg. Dosis Dulcolax ditentukan berdasarkan usia dari penggunanya. Berikut adalah petunjuk dosis Dulcolax yang dikutip dari situs resmi obat ini:

1. Dulcolax tablet

  • Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 1-3 tablet untuk satu kali dalam satu hari.
  • Anak usia 6-12 tahun: 1 tablet per hari.
  • Anak usia d bawah 6 tahun: harus sesuai petunjuk dokter.

Dulcolax tablet juga terdiri dari dua kemasan yaitu Dulcolax tablet dan Dulcolax Pink tablet. Dulcolax Pink adalah Dulcolax yang disediakan untuk wanita. Bahan aktif yang terkandung di dalamnya sama dengan Dulcolax tablet biasa namun bahan tidak aktif yang terkandung di dalamnya berbeda. Dosis untuk kedua jenis Dulcolax tablet ini juga sama.

2. Dulcolax supositoria

  • Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 1 supositoria untuk satu kali penggunaan dalam satu hari.
  • Anak usia 6-12 tahun: ½ supositoria untuk satu kali dalam satu hati
  • Anak usia d bawah 6 tahun: harus sesuai petunjuk dokter.

Cara mengaplikasikan Dulcolax supositoria adalah dengan memasukkan obat ke dalam rektum melalui anus. Masukkan ujung yang runcing terlebih dulu ke dalam anus. Tahan posisi selama 15 hingga 20 menit sebelum beraktivitas kembali.

Gunakanlah obat ini sesuai dengan petunjuk dosis yang disarankan. Jangan mengganti baik itu menambahkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter sebelumnya.

Petunjuk Penggunaan

Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan ketika menggunakan obat ini:

  • Jangan gunakan Dulcolax tablet jika Anda tidak bisa menelan tablet tanpa mengunyahnya. Tablet tidak boleh dikunyah atau dihancurkan.
  • Jangan gunakan obat ini paling tidak satu jam setelah menggunakan Antasida atau minum susu
  • Dulcolax supositoria tidak untuk digunakan melalui oral.
  • Obat ini bereaksi kurang lebih 6 hingga 12 jam setalah penggunaan. Maka dari itu, sebaiknya digunakan sebelum tidur.

Efek Samping Dulcolax

Sama seperti obat lain pada umumnya, Dulcolax juga memiliki potensi menimbulkan efek samping. Efek yang paling umum terjadi adalah sakit perut atau kram perut yang memang umum timbul sebagai rangsangan setelah menggunakan obat pencahar. Efek samping lainnya yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

  • Diare
  • Reaksi alergi

Jika Anda mengalami efek samping yang sudah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya, segera hentikan penggunaan obat ini. Jika gejala tidak membaik, segera berkonsultasi ke dokter agar diberi penanganan.

Peringatan dan Perhatian

Dulcolax masuk ke dalam golongan obat bebas terbatas yang artinya Dulcolax sebenarnya merupakan obat keras, namun masih bisa didapatkan tanpa resep dokter. Demi menjaga keamanan penggunaan obat ini, berikut adalah hal yang harus Anda perhatikan dari penggunaan Dulcolax:

  • Jangan gunakan obat ini pada pasien yang hipersensitif terhadap semua komponen yang ada dalam obat ini.
  • Jangan gunakan obat ini pada pasien yang melakukan operasi perut akut, radang usus, dan juga penyumbatan usus.
  • Hentikan penggunaan obat ini jika Anda mengalami BAB berdarah dan jika Anda masih harus menggunakan pencahar terus-menerus setelah lebih dari satu minggu.
  • Penggunaan pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia di bawah 6 tahun harus berdasarkan petunjuk dokter.
  • Diskusikan dengan dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan lain untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang bisa meningkatkan efek samping dan menurunkan kinerja obat.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi