Terbit: 8 August 2025
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Diflunisal adalah salah satu obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang digunakan untuk meredakan nyeri. Lebih lanjut ketahui mengenai obat ini mulai dari fungsi, dosis, efek samping dan lainnya dalam ulasan di bawah ini!

Diflunisal: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Rangkuman Informasi Obat Diflunisal

Nama Obat Diflunisal
Kandungan Obat Diflunisal
Kelas Obat Antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Kategori Obat Obat bebas terbatas
Kategori Kehamilan dan Menyusui Kategori Kehamilan: C

Hindari obat ini pada akhir kehamilan karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus. Sementara untuk ibu menyusui, obat diflunisal masuk ke dalam ASI sehingga tidak dianjurkan mengonsumsinya. 

Manfaat Obat Meredakan nyeri
Kontraindikasi
  • Hipersensitivitas kandungan obat
  • Asma
  • Urtikaria
  • Gangguan fungsi ginjal
Sediaan Obat Tablet
Harga obat Rp28.000 (250mg).

 

Diflunisal Obat Apa?

Diflunisal adalah obat yang diformulasikan untuk membantu mengatasi nyeri ringan hingga sedang. Selain itu, obat ini juga berfungsi untuk mengatasi radang tulang (osteoarthritis) dan radang sendi (rheumatoid arthritis).

Obat ini termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin. Ini merupakan senyawa pemicu timbulnya nyeri pada tubuh.

Fungsi Obat Diflunisal

Diflunisal merupakan obat pereda nyeri dari golongan antiinflamasi nonsteroid yang berfungsi untuk membantu meredakan nyeri tingkat ringan hingga sedang seperti pada beberapa kondisi berikut:

  • Sakit kepala
  • Sakit gigi
  • Nyeri otot

Selain itu, obat ini juga berfungsi untuk mengatasi nyeri akibat peradangan pada penderita osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Namun, obat ini tidak menyembuhkan radang sendi dan hanya akan membantu selama terus mengonsumsinya.

Agar pengobatan efektif, pastikan untuk menggunakan obat ini sesuai dengan peruntukannya. Hal ini karena penggunaan obat yang tidak sesuai dapat menurunkan efektivitas obat atau bahkan berujung pada reaksi tubuh yang bisa saja berbahaya.

Dosis Obat Diflunisal

Diflunisal termasuk ke dalam kategori obat bebas terbatas, sehingga penggunaan obat ini bisa tanpa resep dokter. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu mengenai penggunaannya. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet oral. Obat tersedia di apotek dan toko obat.

Berikut ini adalah aturan dosis obat diflunisal yang perlu Anda ketahui.

Meredakan nyeri ringan hingga sedang:

  • Dewasa: Dosis awal 1000 mg, kemudian 500 mg setiap 8-12 jam sekali.
  • Lansia: Dosis awal 500 mg, kemudian 250 mg setiap 12 jam sekali.

Mengatasi osteoarthritis & rheumatoid arthritis:

  • Dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas: 500 mg – 1000 mg, terbagi menjadi 2 dosis dalam sehari.

Petunjuk Penggunaan Obat Diflunisal

Gunakanlah obat ini dengan benar agar efektif dalam meredakan nyeri, serta untuk menghindari hal lainnya seperti overdosis yang dapat membahayakan kesehatan. 

Berikut ini adalah cara pakai obat yang perlu Anda perhatikan, antara lain:

  • Sebelum mengonsumsinya, pastikan obat dalam keadaan baik dari segi kemasan maupun fisik obat itu sendiri.
  • Minumlah obat sesuai dengan dosis yang diresepkan.
  • Gunakan obat secara teratur, yakni di rentang waktu yang sama setiap harinya yakni setiap 8 jam sekali (untuk dosis 2 kali sehari). 
  • Apabila lupa menggunakan obat sesuai jadwal, segera gunakan ketika ingat (ini berlaku jika jarak dengan jadwal pemakaian obat selanjutnya masih jauh, misalnya 6 jam lagi). Hindari penggunaan obat melebihi dosis sebagai pengganti jadwal yang terlewat.
  • Imbangi penggunaan obat ini dengan perbanyak minum air putih dan istirahat yang cukup.
  • Jika dalam kurun waktu beberapa minggu kondisi Anda tidak kunjung membaik, segera kunjungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut guna mencari tahu penyebabnya.

Petunjuk Penyimpanan Obat Diflunisal

Simpan obat ini di tempat yang benar untuk mempertahankan kinerja obat dan mencegah kerusakan pada obat. Berikut ini cara menyimpan obat yang baik dan benar:

  • Simpan obat di tempat bersuhu 20-25 derajat Celcius.
  • Simpan obat di dalam kotak obat khusus, kotak P3K, atau laci lemari.
  • Hindari menyimpan obat pada tempat lembap.
  • Hindari menyimpan obat di tempat yang terpapar sinar matahari langsung.
  • Jauhkan obat ini dari pandangan atau jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Jika obat ini sudah memasuki masa kedaluwarsa, segera buang obat dengan benar. Tanyakan pada apoteker tentang pembuangan obat ini.#

Efek Samping Obat Diflunisal

Seperti obat lain pada umumnya, obat diflunisal juga dapat menimbulkan efek samping walaupun jarang terjadi. Adapun efek samping obat yang mungkin terjadi seperti berikut ini:

  • Kram atau nyeri perut 
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri lambung
  • Maag
  • Kepala pusing
  • Insomnia
  • Sakit kepala
  • Sensitif terhadap sinar UV (fotosensitivitas)
  • Kebingungan
  • Kelelahan
  • Rasa kantuk
  • Nyeri otot
  • Kesemutan
  • Nyeri dada
  • Penurunan pendengaran
  • Urtikaria – biduran atau bentol-bentol pada kulit

Gejala efek samping obat ini biasanya akan mereda setelah beberapa saat. Apabila gejala efek samping yang tak kunjung mereda setelah beberapa lama, sebaiknya segera mengunjungi dokter.

Dokter mungkin akan menentukan apakah gejala efek samping tersebut terkait dengan penggunaan obat ini atau bukan. Jika ya, dokter akan menyarankan Anda untuk menghentikan penggunaan obat dan mencarikan obat alternatif yang lebih aman untuk Anda.

Interaksi Obat Diflunisal

Interaksi obat adalah hasil dari reaksi dimana dua obat atau lebih, vitamin, suplemen, atau obat herbal lainnya diminum secara bersamaan. Interaksi obat menyebabkan semua kandungan tidak bekerja dengan efektif dan meningkatkan risiko terjadi efek samping atau alergi.

Berikut ini adalah obat-obatan yang sebaiknya tidak digunakan bersama dengan obat diflunisal, antara lain:

  • Warfarin
  • Antasida
  • Aspirin
  • Paracetamol
  • Quinolone
  • Indometacin
  • Aliskiren
  • ACE inhibitors (seperti captopril, lisinopril)
  • Angiotensin II receptor blockers (seperti losartan, valsartan)
  • Cidofovir
  • Corticosteroids (prednisone) 
  • Digoxin
  • Vaksin influenza hidup
  • Lithium
  • Methotrexate
  • Pemetrexed
  • Probenecid
  • Diuretics (pil air), seperti furosemide, hydrochlorothiazide, dan triamterene

Selain obat-obatan tersebut, mungkin masih ada jenis obat-obatan lainnya yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat ini. Oleh karena itu, sebaiknya beri tahu apoteker atau dokter apabila Anda juga sedang mengonsumsi obat-obatan lainnya, baik obat resep, nonresep dan produk herbal. Hal ini agar dokter bisa mencarikan alternatif obat pengganti yang lebih aman untuk Anda.

Peringatan dan Perhatian Obat Diflunisal

Sebelum menggunakan obat diflunisal, ada sejumlah hal penting yang menjadi peringatan dan perhatian yang perlu Anda ketahui, berikut di antaranya:

  • Obat ini tidak disarankan pada orang-orang dengan kondisi tertentu, termasuk hipersensitivitas terhadap kandungan obat diflunisal, asma, urtikaria, dan gangguan fungsi ginjal.
  • Penggunaan obat ini harus mendapat izin dari dokter jika mengalami kondisi tertentu seperti gagal jantung, retensi urine, riwayat penyakit pencernaan, gangguan fungsi hati, lansia, hamil dan menyusui.
  • Jangan menggunakan obat ini apabila Anda juga sedang menggunakan obat-obatan lain yang berinteraksi dengan obat ini.
  • Jangan mengonsumsi obat ini untuk jangka waktu yang lebih lama atau melebihi dosis dari yang dianjurkan oleh dokter.
  • Jika Anda hendak menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa Anda sedang mengonsumsi obat diflunisal.
  • Jangan mengonsumsi obat diflunisal jika Anda terinfeksi virus, dan jangan memberikan diflunisal kepada anak yang terinfeksi virus.
  • Hentikan penggunaan obat ini untuk sementara waktu jika dirasa mengalami sejumlah gejala efek samping seperti vertigo, kesemutan, kram otot, dan nyeri dada.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil; atau sedang menyusui. Obat diflunisal dapat membahayakan janin dan menyebabkan masalah persalinan jika dilakukan sekitar 20 minggu atau lebih selama kehamilan.

Harga Obat Diflunisal

Obat ini bisa didapatkan di berbagai apotek dan toko obat baik secara online maupun offline. Harga obat amiloride di setiap toko obat dan apotek mungkin saja berbeda-beda. Biasanya obat ini dijual dengan kisaran harga Rp28.000 (250mg).

Demikian ulasan lengkap tentang diflunisal, obat yang digunakan untuk meredakan nyeri pada kondisi tertentu. Informasi kesehatan ini tidak menggantikan konsultasi langsung dengan apoteker atau dokter.

 

  • Diflunisal. DrugBank. https://go.drugbank.com/drugs/DB00861 (Diakses pada 17 Juli 2024)
  • Mayo Clinic. Diflunisal (Oral Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/diflunisal-oral-route/side-effects/drg-20069723 (Diakses pada 17 Juli 2024)
  • Medline Plus. Diflunisal. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a684037.html (Diakses pada 17 Juli 2024)
  • WebMD. Diflunisal – Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5360/diflunisal-oral/details (Diakses pada 17 Juli 2024)


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi