Terbit: 28 February 2021
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Dibekacin adalah obat untuk mengatasi infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pernapasan, infeksi mata, dan beberapa indikasi infeksi bakteri lainnya. Ketahui Dibekacin Meiji obat apa, indikasi, dosis, dan aturan pakai.

Dibekacin: Dosis, Indikasi, Aturan Pakai, dll

Rangkuman Informasi Obat Dibekacin Meiji

 Nama Obat  Dibekacin
 Kandungan Obat  Dibekacin sulfate
 Kelas Obat  Aminoglikosida
 Kategori Obat  Obat resep
 Manfaat Obat  Mengatasi infeksi bakteri termasuk infeksi kulit, saluran kemih, pernapasan, infeksi mata, dan infeksi bakteri lainnya.
 Kontraindikasi Obat
  • Hipersensitivitas pada bacitracin dan aminoglikosida
  • Kehamilan
  • Perforasi pada gendang telinga
 Sediaan Obat  Cairan injeksi dan tetes mata
 Harga Obat  Rp100.067/pcs (0.3% tetes mata)

*Harga obat mungkin berbeda di setiap apotek.

Dibekacin Obat Apa?

Dibekacin adalah obat golongan aminoglikosida untuk mengatasi indikasi infeksi bakteri, seperti bakteri yang menyebabkan infeksi mata, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, dan infeksi pernapasan. Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri gram negatif penyebab infeksi.

Dibekacin Meiji dalam sediaan tetes mata berguna untuk mengatasi blepharitis, infeksi kelenjar tarsal, konjungtivitis, dan infeksi mata akibat infeksi bakteri lainnya. Obat ini termasuk obat resep yang hanya boleh digunakan untuk dengan resep dokter.

Merek Dagang Dibekacin

Obat ini dikenal dengan nama generik dibekacin sulfate. Kandungan yang sama dijual dengan merek dagang Dibekacin Meiji. Obat dengan bahan aktif sama mungkin tersedia dalam merek dagang lain yang belum tercantum dalam informasi ini.

Fungsi Obat Dibekacin

Golongan obat aminoglikosida ini berfungsi untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri:

  • Pseudomonas aeruginosa
  • Proteus sp.
  • Strain Klebsiella pneumoniae
  • E. coli 
  • Staphylococci 
  • Streptococci
  • Pneumococci
  • Acinetobacter sp.
  • Haemophilus sp. (Koch-Weeks bacillus)
  • Moraxella sp. (Morax-axent diplobacillus)
  • P. aeruginosa

Obat ini juga digunakan untuk meredakan gejala infeksi bakteri, termasuk:

  • Septikemia, keracunan darah akibat paparan bakteri.
  • Abses, penumpukan nanah akibat bakteri pada lapisan kulit.
  • Furunkel (bisul).
  • Furunculosis, abses kulit seperti bisul akibat infeksi bakteri Staphylococcus pada folikel rambut.
  • Phlegmon, peradangan pada jaringan ikat.
  • Tonsilitis, peradangan pada amandel.
  • Infeksi pascaoperasi
  • Pneumonia, infeksi atau peradangan pada paru-paru.
  • Bronkitis, peradangan pada saluran pernapasan bronkus.
  • Peritonitis, peradangan pada lapisan perut yang bernama peritoneum.
  • Pielonefritis, infeksi saluran kemih bagian atas.
  • Cystitis, inflamasi pada kandung kemih.
  • Uretritis, peradangan pada uretra (saluran urine).
  • Otitis media, infeksi telinga bagian tengah.

Obat aminoglikosida dalam sediaan tetes mata berguna untuk mengatasi infeksi bakteri pada mata, termasuk:

  • Blefaritis, infeksi pada salah satu atau kedua kelopak mata.
  • Konjungtivitis, inflamasi pada mata dengan gejala mata gatal dan berair.
  • Keratitis, peradangan kornea mata.
  • Hordeolum, bintil serupa jerawat di pinggiran kelopak mata.
  • Infeksi kelenjar tarsal
  • Dacryocystitis

Bahan aktif dibekacin sulfate akan membantu tubuh dalam melawan bakteri penyebab infeksi dan memberi perlindungan agar bakteri tersebut tidak kembali lagi. Selanjutnya, tanyakan pada dokter jenis infeksi bakteri apa saja dapat diatasi dengan obat ini.

Peringatan Obat Dibekacin

Harap perhatikan beberapa peringatan penting ini sebelum menggunakan obat aminoglikosida, sebagai berikut:

  • Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat alergi obat aminoglikosida atau kandungan lainnya.
  • Tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap antibiotik aminoglikosida seperti fradiomisin (neomisin), amikasin, kanamisin, streptomisin, gentamisin, dan bacitracin.
  • Pasien dengan asupan nutrisi yang buruk harus berhati-hati dalam menggunakan obat antibiotik ini.
  • Gunakan obat sesuai dosis dan resep dokter.
  • Anda harus memeriksakan diri ke dokter untuk gejala infeksi bakteri yang lebih serius.
  • Tanyakan pada dokter apakah obat ini aman untuk wanita hamil, ibu menyusui, wanita yang sedang merencanakan kehamilan, dan anak-anak.
  • Obat ini dapat menyebabkan kerusakan bagian pendengaran dari saraf ke-8 bila dengan gejala tinitus dan vertigo.
  • Injeksi obat hanya boleh diberikan oleh ahli kesehatan dengan pengawasan yang cermat.
  • Segera hentikan penggunaan obat bila mengalami gejala yang tidak biasa atau efek samping serius.

Demi keamanan sebelum menggunakan obat antibiotik ini, beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat sebagai berikut:

  • Myasthenia gravis.
  • Masalah fungsi pendengaran.
  • Gangguan fungsi ginjal.
  • Lansia dan bayi.
  • Pasien obesitas.
  • Fibrosis kistik.

Jangan abaikan peringatan tersebut demi keamanan dan efektivitas obat antibakteri. Gunakan obat hanya berdasarkan resep dokter dan dengan pemeriksaan kesehatan rutin.

Interaksi Obat Dibekacin

Reaksi antara dua obat atau lebih bila menggunakannya bersamaan tanpa saran dokter. Berikut ini interaksi obat aminoglikosida yang mungkin terjadi:

  • Obat pengganti darah.
  • Diuretik.
  • Anestesi atau pelemas otot.
  • Obat nephrotoxic seperti sefalosporin, cephalosporins, cyclosporin,  dan fludarabin.
  • Ethacrynic acid.
  • Furosemide.
  • Agen penghambat neuromuskular.
  • Obat opioid.
  • Beta-laktam.
  • Dimenhydrinate.

Obat lain dapat berinteraksi dengan aminoglikosida, termasuk obat resep, obat bebas, vitamin, suplemen, suplemen makanan, dan produk herbal. Sebaiknya beri tahu dokter semua daftar obat yang Anda gunakan belakangan ini.

Efek Samping Dibekacin

Berikut ini efek samping obat yang mungkin terjadi:

  • Masalah pencernaan.
  • Gangguan fungsi ginjal.
  • Masalah liver.
  • Gangguan fungsi pendengaran.

Segera hubungi dokter bila mengalami reaksi efek samping berat atau bila gejala infeksi bakteri tidak kunjung membaik.

Dosis Obat Dibekacin

Dosis obat antibakteri untuk setiap pasien berbeda berdasarkan beberapa faktor, yaitu:

  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Tingkat keparahan gejala
  • Riwayat atau kondisi medis saat ini
  • Respon terhadap dosis pertama

Berikut ini dosis obat aminoglikosida secara umum:

  • Cairan Injeksi: 1-3 mg/kgBB sehari secara IM atau infus IV lambat dalam dosis terbagi.
  • Tetes Mata: 2 tetes sebanyak 4 kali sehari. (Dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala).

Informasi tentang dosis obat aminoglikosida ini hanya berdasarkan ketentuan yang umum digunakan, tidak dapat menggantikan resep dokter. Mohon konsultasi ke dokter tentang dosis obat antibakteri yang sesuai dengan kondisi Anda.

Cara Pakai Dibekacin

Dibekacin sulfate dalam sediaan cairan injeksi hanya boleh diberikan oleh dokter atau profesional kesehatan ke pasien. Sementara cara pakai obat tetes mata cukup dengan diteteskan ke mata sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan.

Petunjuk Penyimpanan Dibekacin

Berikut ini petunjuk penyimpanan obat-obatan antibakteri secara umum:

  • Simpan obat dalam suhu ruangan sekitar 20°C-25°C, tempat yang kering seperti dalam kotak P3K khusus atau wadah tertutup.
  • Suntikan atau alat infus hanya boleh untuk sekali pakai dan segera buang ke tempat sampah khusus medis setelah penggunaan.
  • Tidak boleh buang sampah obat sembarangan untuk mengurangi risiko pencemaran lingkungan dan penyalahgunaan limbah obat.

Itulah pembahasan tentang Dibekacin Meiji obat apa. Dibekacin Meiji adalah obat untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. Meiji Indonesian Pharmaceutical Industries. 2017. DIBEKACIN MEIJI® EYE DROPS. https://meiji.co.id/id/doctor_sites/product_doc/dibekacin_meiji_eye_drops-1056. (Diakses pada 26 Februari 2021).
  2. MIMS. 2020. Dibekacin Meiji. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dibekacin%20meiji?type=full. (Diakses pada 26 Februari 2021).
  3. MIMS. 2020. Dibekacin. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dibekacin?mtype=generic. (Diakses pada 26 Februari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi