DokterSehat.Com – Clonidine obat apa? Clonidine adalah salh satu jenis obat antihipertensi yang sering digunakan untuk mengatasi hipertensi langsung atau dengan cara dikombinasikan dengan obat lainnya. Obat ini bekerja melancarkan peredaran darah dengan cara memengaruhi saraf yang berperan mengatur pembuluh darah dan juga otot jantung.
Selain sebagai obat hipertenti, Clonidine juga merupakan obat analgesik yang dapat bekerja meredakan nyeri. Clonidine juga sering kali digunakan untuk mengatasi hot flashes yang biasa dialami oleh wanita yang sedang mamasuki masa menopause. Sedangkan untung anak-anak, Clonidine digunakan untuk mengatasi ADHD.
Manfaat Clonidine
Berdasarkan cara kerjanya, berikut adalah manfaat Clonidine:
- Mengatasi tekanan darah tinggi
- Mengatasi hot flashes
- Mengatasi ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder) pada anak
Dosis Clonidine
Clonidine hadir dalam berbagai sediaan mulai dari tablet oral, injeksi, dan dalam bentuk patch. Pemilihan sediaan dan jumlah dosis bergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien. Berikut adalah dosis Clinidine yang lazim diberikan pada kondisi tertentu:
1. Hipertensi
- Oral: Dosis awal 0.1 mg, diberikan 2 kali sehari di pagi hari dan sebelum tidur. Dosis pemeliharaan 0.2-0.6 mg per hari. Dosis maksimal harian adalah 2.4 mg.
- Patch: 0.1 mg untuk 24 jam, diaplikasikan setiap 7 hari sekali. Dosis maksimal adalah 2 kali 0.3 mg per 24 jam.
2. Hipertensi berat
- Injeksi: 150-300 mcg, diberikan melalui suntikan lambat. Dosis maksimal adalah 750 mcg per 24 jam.
3. Gejala menopause
- Oral: 50 mcg, diberikan dua kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 75 mcg, diberikan dua kali sehari. Peningkatan dosis dilakukan jika setelah dua minggu gejala tidak membaik.
4. ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder) pada anak usia di atas 6 tahun
- Oral: 0.1 mg, diberikan satu kali sebelum tidur. Dosis maksimal adalah 0.4 mg per hari yang dibagi menjadi dua kali pemberian.
Dosis di atas adalah dosis yang disarankan. Peningkatan dosis harus dilakukan berdasarkan keputusan dokter dan melihat pada kondisi pasien. Jangan mengganti dosis baik itu menambahkan maupun menurunkan tanpa berkonsultasi sebelumnya dengan dokter.
Efek Samping Clonidie
Seperti obat-obatan pada umumnya, Clonidine juga berpotensi menimbulkan efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping Clonidine yang perlu Anda waspadai:
- Mulut kering
- Mual dan muntah
- Pusing atau sakit kepala
- Mengantuk
- Tekanan darah menurun
- Konstipasi
- Kelelahan
- Gelisah
- Mood swings
- Depresi
- Kesadaran menurun
- Libido menurun
- Reaksi alergi
Efek samping di atas tidak terjadi pada semua penggunaan obat ini. Umumnya efek samping dapat terjadi akibat dari kondisi pasien atau akibat penggunan dosis yang kurang tepat. Segera hentikan penggunaan Clonidine jika Anda mengalami salah satu dari gejala efek samping yang disebutkan di atas. Jika gejala tidak membaik, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Interaksi Obat
Interaksi obat mungkin terjadi dan menyebabkan menurunnya efektivitas obat atau meningkatkan risiko efek samping. Interaksi ini bisa terjadi ketika Clonidine digunakan bersamaan dengan alkohol maupun bersama dengan obat-obatan lainnya. Berikut adalah beberapa daftar obat yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan Clonidine:
- Obat antihipertensi lain, karena dapat memicu hipotensi
- Obat—obatan NSAIDs atau antiinflamasi non-steroid
- Antidepresan trisiklik
- Obat-obatan beta blockers
Daftar obat di atas bukan merupakan daftar lengkap. Diskusikan dengan dokter jika sedang menjalani pengobatan lain sebelum menggunakan Clonidine untuk menghindari interaksi obat.
Perhatian dan Peringatan
Clonidine masuk ke dalam golongan obat yang harus didapatkan melalui resep dokter. Sebelum menggunakan obat ini, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
- Jangan gunakan obat ini pada pasien yang hipersensitif terhadap Clonidine dan obat sejenisnya.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada pasien dengan riwayat gangguan otak, gangguan ginjal, gangguan hati, jantung koroner, depresi, epidural hematoma, dan radang pembuluh darah.
- Obat ini masuk dalam kategori C untuk penggunaan pada ibu hamil. Itu artinya obat ini hanya boleh digunakan jika memang manfaat yang didapatkan lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan obat ini.
- Obat ini dapat tersalurkan melalui ASI sehingga penggunaan obat ini pada ibu menyusui tidak disarankan. Jika terpaksa menggunakan obat ini, harus melalui pertimbangan medis dari dokter.
- Penggunaan obat ini untuk jangka panjang tidak disarankan, terutama untuk pasien lansia.