Terbit: 1 October 2018 | Diperbarui: 12 May 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Clobazam obat apa? Clobazam adalah jenis obat dari kelas Benzodiazepine yang merupakan jenis obat yang memberikan efek sedatif, sehingga biasa digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Clobazam juga memberikan efek antikonvulsi atau efek anti kejang sehingga menjadi salah satu obat untuk mengatasi epilepsi.

Clobazam: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Cara kerja obat ini adalah dengan bertindak sebagai GABA (Gamma Amino Butyric Acid) yang merupakan zat yang dapat menghambat sinyal syaraf. Clobazam sebagai GABA akan meningkatkan batas minimal sensitivitas saraf terhadap rangsang sehingga penghantaran sinyal pada saraf terhambat dan rangsangan berlebih yang tidak diinginkan pun dapat ditekan. Selain adanya efek antikonvulsi dan efek sedatif, obat ini juga menghasilkan efek anti cemas (ansiolitik), penurunan daya ingat (amnestik), dan relaksasi otot.

Manfaat Clobazam

Berdasarkan dari cara kerjanya yang dapat memberikan efek sedatif, antikonvulsi, anti cemas, amnestik, dan relakasasi otot, berikut adalah beberapa manfaat Clobazam:

  • Mengatasi gangguan kecemasan parah
  • Sebagai obat pendamping untuk pengobatan epilepsi
  • Mangatasi kejang yang dialami oleh penderita epilepsi.

Dosis Clobazam

Clobazam umumnya tersedia dalam bentuk tablet dan diproduksi oleh beberapa produsen dengan merek yang berbeda-beda. Dosis yang diberikan juga variatif bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Berikut adalah dosis Clobazam yang disarankan untuk kondisi tertentu:

  1. Gangguan kecemasan berat
  • Dewasa: 20-40 mg, bisa diberikan satu kali sebelum tidur atau dibagi menjadi beberapa kali pemberian dalam sehari. Dosis maksimal per harinya adalah 60 mg. Lakukan selama 2-4 minggu.
  • Lansia: Mulai dari dosis rendah, lalu ditingkatkan hingga 10-20 mg per hari.

2. Epilepsi

  • Dewasa: Dosis awal 20-30 mg per hari lalu ditingkatkan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien. Dosis maksimal harian adalah 60 mg.
  • Anak-anak di atas 6 tahun: 5 mg diberikan satu kali sehari. 0.3-1 mg per haru untuk dosis pemeliharaan. Dosis maksimal harian adalah 60 mg.
  • Lansia: Mulai dari 5 mg untuk dosis awal, dosis ditingkatkan perlahan bergantung dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Dosis di atas merupakan dosis yang umum diberikan. Dosis bisa berbeda bergantung pada kebutuhan dan penyakit yang dialami pasien. Jangan mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter.

Efek Samping Clobazam

Seperti obat pada umumnya, Clobazam juga berpotensi menimbulkan efek samping. Berikut adalah efek samping Clobazam yang mungkin terjadi:

  • Menyebabkan kantuk
  • Infeksi saluran pensapasan atas
  • Gangguan tidur atau insomnia
  • Gangguan pencernaan seperti konstipasi
  • Nafsu makan hilang
  • Menurunnya gairah seksual
  • Mual dan muntah
  • Mulut kering dan susah menelan
  • Mudah kelelahan
  • Pusing dan linglung
  • Gerakan mata tidak normal hingga gangguan penglihatan
  • Batuk
  • Gelisah

Selain efek samping di atas, masih mungkin terjadi efek samping lainnya. Munculnya efek samping sangat nergantung pada kondisi pasien. Jika Anda mengalami efek samping seperti di atas atau efek samping lainnya, segera hentikan penggunaan obat ini. Jika gejala efek samping tidak membaik, segera hubungi dokter untuk diberi penanganan.

Perhatian dan Peringatan

Sebelum Anda menggunakan obat ini, terdapat beberapa hal yang harus Anda perhatikan demi menjaga keamanan dari penggunaan obat ini, berikut di antaranya:

  • Jangan gunakan obat ini pada pasien dengan hipersensitivitas pada Clobazam dan obat-obatan Benzodiazepine lainnya.
  • Jangan gunakan obat ini pada pasien yang memiliki kondisi seperti penyakit psikotik, miastenia gravis, gangguan fungsi hati kronis, sindrom sleep apnea, dan anak usia di bawah 6 tahun.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada ibu hamil dan menyusui. Obat ini masuk dalam kategori C untuk ibu hamil yang artinya hanya boleh digunakan jika manfaatnya lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi.
  • Obat ini menyebabkan kantuk, sehingga dilarang untuk digunakan ketika akan berkendara atau mengoprasikan mesin.
  • Jangan menghentikan penggunaan obat ini tanpa berdiskusi dengan dokter karena dapat menimbulkan gejala putus obat seperti halusinasi, tremor, gelisah, dan psikosis.
  • Penggunaan obat ini bersama dengan alkohol dapat menimbulkan interaksi obat yang menurunkan efektivitas obat dan meningkatkan risiko efek samping.
  • Penggunaan obat ini bersama obat tertentu dapat juga menimbulkan interaksi obat. Jangan lupa untuk selalu berdiskusi dengan dokter tentang kondisi kesehatan dan pengobatan lain yang sedang Anda jalani untuk menghindari timbulnya interaksi obat.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi