Terbit: 28 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Clindamycin obat apa? Clindamycin adalah jenis obat yang mengandung antiobiotik yang berfungsi untuk melawan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Mari menyimak informasi penting lainnya tentang obat clindamycin di bawah ini.

Clindamycin – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang indikasi clindamycin, kontraindikasi clindamycin, bentuk sediaan clindamycin, manfaat clindamycin, dosis clindamycin, dan efek samping clindamycin.

  • Nama: Clindamycin
  • Kelas Terapi: Klindamisin
  • Nama Dagang: Albiotin, Klindamisin, Dacin, Anerocid, Dalacin C, Ethidan, Ficodan, Biodasin, Glomasin, Calinda, Indanox, Klindogel, Clidacor, Lando, Lindacyn, Climadan, Clinbercin, Milorin, Clindamec, Nufaclind, Clindexin, Opiclam, Clinex, Probiotin, T3 Mycin

Indikasi Clindamycin

Sama seperti obat-obatan yang lain, obat clindaymycin memiliki beberapa indikasi. Anda perlu memerhatikan beberapa indikasi tersebut. Salah satu indikasi clindaymycin adalah adanya infeksi serius yang terjadi akibat bakteri anaerob atau bakteri aerob gram positif.

Selain itu ada beberapa indikas clindaymycin lainnya yakni adanya infeksi serius pada saluran pernapasan, infeksi serius pada kulit dan jaringan lunak, infeksi perut bagian dalam, dan infeksi mulut seperti abses periodontal dan periodontitis.

Pasien dengan infeksi ginekologi seperti endometritis, salpingitis, selulitis pelvis pasca operasi vagina, dan inflamasi pelvis juga bisa diberikan obat clindamycin. Penderita AIDS bisa menggunakan clindamycin bersama pirimetamin untuk terapi toksoplasmik ensefalitis.

Kontraindikasi Clindamycin

Obat clindamycin memiliki kontraindikasi terhadap pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap monografi klindamisin. Bagi Anda yang memiliki hipersensitivitas terhadap klindamisin sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat alternatif.

Bentuk Sediaan Clindamycin

Obat clindamycin yang ada di pasaran tersedia dalam bentuk tablet yang digunakan secara oral. Ada dua variasi kemasan obat clindamycin, yakni kemasan 150 mg dan kemasan 300 mg. Perhatikanlah dengan seksama dosis clindamycin pada kemasan tersebut.

Manfaat Clindamycin

Obat clindamycin termasuk ke dalam kelas obat antibiotik lincomycin. Clindamycin memiliki mekanisme bekerja dengan memperlambat atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Dengan mekanisme kerja obat clindamycin tersebut, clindamycin memiliki beberapa manfaat.

Manfaat clindamycin yang utama adalah untuk mengatasi dan mengobati banyak jenis infeksi serius yang terjadi akibat bakteri. Obat clindamycin juga bisa sebagai alternatif bagi pasien yang alergi golongan obat penisilin.

Manfaat clindamycin juga bisa untuk infeksi tulang dan sendi yang diakibatkan oleh stapilokokus. Infeksi tulang dan sendi jenis ini contohnya seperti osteomielitis dan sepsis intra abdominal. Obat clindamycin bermanfaat untuk terapi infeksi mulut, faringitis, dan toksoplasmosis.

Manfaat clindamycin juga dapat digunakan untuk mengatasi abses dentoalveolar. Abses dentoalveolar yang dimaksud adalah jenis abses dentoalveolar yang tidak dapat diatasi dengan pemberian penisilin atau metronidazol.

Beberapa infeksi seperti infeksi telinga, paru-paru, kulit, darah, organ reproduksi wanita, dan organ dalam bisa diatasi dengan menggunakan obat clindamycin. Manfaat clindamycin bisa berguna untuk mengobati anthrax, malaria, dan jerawat apabila digunakan bersama obat jenis lain.

Dosis Clindamycin

Pemberian obat clindamycin dilakukan secara per oral setiap 6 jam. Sebaiknya obat clindamycin diminum bersama dengan segelas air. Pada kasus infeksi serius, dosis clindamycin untuk orang dewasa adalah 150-300 mg.

Pada kasus infeksi yang lebih serius lagi, dosis clindamycin untuk orang dewasa meningkat menjadi 300-450 mg, sedangkan dosis untuk anak-anak adalah 8-16 mg/kg BB/hari yang dibagi dalam 3-4 dosis.

Dosis clindamycin pada penyakit inflamasi pelvis berbeda dengan dosis di atas karena untuk kasus yang berbeda dan diberikan secara intravena. Pada kasus ini diperlukan clindamycin fosfat dengan dosis 900 mg yang dilakukan secara intravena setiap 6 jam. Selain itu, diperlukan pula tambahan gentamisin dosis 2 mg/kg setiap 8 jam.

Penderita penyakit inflamasi pelvis juga diberikan doksisiklin secara oral dengan dosis 100 mg yang diberikan 2 kali sehari. Hal ini bisa diganti dengan pemberian obat clindamycin oral sebanyak 450 mg dengan frekuensi 4 kali sehari. Terapi ini berlangsung selama 10-14 hari.

Pasien penderita servisitis yang diakibatkan oleh Chlamydia trachomatisI bisa diatasi melalui pemberian obat clindamycin dengan dosis 450 mg sebanyak 4 kali dalam sehari. Pemberian obat clindamycin pada kasus ini dilakukan selama 10-14 hari.

Efek Samping Clindamycin

Obat clindamycin memiliki beberapa efek samping yang perlu menjadi perhatian Anda yang ingin menggunakannya. Hal ini dikarenakan obat clindamycin memiliki efek toksik yang serius dan fatal. Oleh karena itu, segeralah berhenti minum obat clindamycin dan berkonsultasilah dengan dokter Anda apabila memiliki efek samping seperti di bawah ini.

Efek samping clindamycin pada umumnya adalah nyeri abdomen (perut), gangguan pada uji fungsi hati, ruam makulopapular, gatal, keputihan, diare, dan kolitis pseudomembran. Efek samping berupa eritema multiforme, poliartritis, pruritus adalah beberapa contoh efek samping clindamycin yang jarang terjadi.

Efek samping clindamycin yang bersifat tidak umum contohnya seperti mual, muntah, urtikaria, dysgeusia, hipotensi, dan cardiorespiratory arrest bila diberikan secara oral. Apabila pemberian clindamycin dilakukan secara injeksi, efek samping bisa berupa nyeri dan abses.

 

Sumber:

  1. BPOM: Pusat Informasi Obat Nasional: http://pionas.pom.go.id
  2. Us National Library of Medicine: http://medlineplus.gov
  3. Drugs.com

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi