Ceftizoxime adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri tertentu. Ketahui ceftizoxime selengkapnya, mulai dari manfaat hingga efek samping melalui ulasan di bawah ini.
Apa Itu Ceftizoxime?
Ceftizoxime termasuk ke dalam golongan obat antibiotik sefalosporin generasi ketiga. Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri penyebab infeksi. Sehingga infeksi dapat berkurang.
Obat ini hanya dapat digunakan mengatasi infeksi bakteri dan tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi jamur atau virus.
Manfaat Ceftizoxime
Secara umum kegunaan ceftizoxime adalah untuk mengatasi infeksi bakteri tertentu yang peka terhadap antibiotik ini. Berikut adalah beberapa jenis infeksi bakteri yang biasanya diatasi dengan obat ini:
- Profilaksis infeksi bedah pada pasien yang menjalani operasi prostat
- Infeksi paru-paru akibat bakteri Pseudomonas Sp pada fibrosis kistik
- Infeksi tulang dan sendi
- Infeksi perut
- Infeksi kulit
- Meningitis bakterial
- Infeksi saluran kemih
Dosis Penggunaan Ceftizoxime
Ceftizoxime hadir dalam sediaan serbuk injeksi yang nantinya akan dilarutkan dan diberikan melalui intravena atau intramuskuler. Berikut adalah dosis yang umumnya disarankan:
Profilaksis Infeksi pada Pasien Operasi Prostat
- Dewasa: 1 gram pada saat induksi anestesi, diulangi setelah pengangkatan kateter jika perlu. Diberikan melalui injeksi intramuskuler atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit.
Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.
Infeksi Paru-Paru akibat Bakteri Pseudomonas Sp
- Dewasa: 100-150 mg/kg setiap 8 jam sebagai injeksi intramuskular dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit.
Dosis maksimumnya 9 gram setiap hari. Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.
- Anak-anak dengan BB < 40 kg: 150 mg/kg berat badan setiap hari terbagi menjadi 3 dosis. Dosis maksimumnya 6 gram setiap hari.
Infeksi Tulang dan Sendi, Infeksi Perut Berat, Infeksi Kulit Berat
- Dewasa: 1-2 gram setiap 8 jam sebagai injeksi intramuskuler dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit.
- Anak-anak dengan BB < 40 kg: 100-150 mg/kg berat badan setiap hari, terbagi menjadi 3 dosis terbagi. Dosis maksimumnya 6 gram setiap hari.
Meningitis Bakterial, Pneumonia nosokomial, Terapi Empiris Demam Neutroponia
- Dewasa: 2 gram setiap 8 jam sebagai injeksi intramuskular dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit. Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.
- Anak-anak dengan BB < 40 kg: 150 mg/kg berat badan setiap hari, terbagi menjadi 3 dosis. Dosis maksimumnya adalah 6 gram setiap hari.
Infeksi Saluran Kemih Berat
- Dewasa: 1-2 gram setiap 8-12 jam sebagai injeksi intramuskular dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit. Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.
- Anak-anak dengan BB < 40 kg: 100-150 mg/kg berat badan setiap hari, terbagi menjadi 3 dosis. Dosis maksimumnya adalah 6 gram setiap hari.
Dosis di atas merupakan dosis yang lazim diberikan. Dosis mungkin akan mengganti dosis sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Cara Menggunakan Obat Ceftizoxime
Ceftizoxime merupakan obat keras dan hanya bisa digunakan dengan resep dokter. Penggunaannya diberikan oleh tenaga medis profesional melalui injeksi serta di bawah pengawasan dokter.
Obat ini digunakan dengan cara disuntikan melalui otot atau pembuluh vena. Dokter akan menentukan lama penggunaan dan jadwal penyuntikan ceftizoxime sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Peringatan Sebelum Menggunakan Obat
Sebelum menggunakan obat ceftizoxime, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan, di antaranya:
- Konsultasikan dengan dokter jika memiliki riwayat alergi terhadap ceftizoxime.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat gangguan ginjal, hati, asma bronkial, dan mengalami kekurangan gizi.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, suplemen, atau produk herbal lainnya. Hal ini untuk mengurangi risiko interaksi obat.
- Bicarakan dengan dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Informasikan ke dokter jika Anda akan melakukan vaksinasi selama pengobatan menggunakan ceftizoxime.
- Apabila mengalami alergi atau efek samping serius setelah mengonsumsi obat ini, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Interaksi Obat Ceftizoxime
Ceftizoxime dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut ini:
- Vaksin hidup
- Warfarin
- Chloramphenicol
- Probenecid
- Aminoglikosida
Selain obat-obatan di atas, mungkin masih ada jenis obat lainnya yang dapat berinteraksi dengan obat ini. Oleh sebab itu, sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter mengenai obat apa saja yang sedang Anda gunakan.
Efek Samping Ceftizoxime
Efek samping yang dapat terjadi di antaranya:
- Garis merah pada kulit
- Bengkak, nyeri tekan, atau nyeri pada bagian suntikan
- Kram perut
- Kebiruan
- Perubahan warna kulit
- Diare
- Demam
- Kehausan
- Gatal pada area genital
- Mual
- Muntah
- Sakit ketika melakukan hubungan seksual
- Keputihan
- Pembengkakan di kaki atau tungkai
- Kelelahan yang tidak biasa
- Penurunan berat badan
- Bercak putih di mulut, tenggorokan, atau lidah
Itulah informasi seputar ceftizoxime, mulai dari manfaat hingga efek sampingnya. Bila setelah menggunakan obat, Anda mendeteksi adanya gejala efek samping yang tidak mereda atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter.
- Anonim. Ceftazidime. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ceftazidime?mtype=generic. (Diakses 9 November 2023).
- Anonim. Seftazidim. http://pionas.pom.go.id/monografi/seftazidim. (Diakses 9 November 2023).
- Anonim. Ceftazidime (Injection Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/ceftazidime-injection-route/before-using/drg-20073334. (Diakses 9 November 2023).