DokterSehat.Com – Aspirin obat apa? Sebagian dari Anda mungkin mengenal Aspirin sebagai obat pereda sakit kepala. Aspirin adalah salah satu jenis obat yang paling tua di dunia karena sudah sejak dahulu kala digunakan untuk meredakan rasa sakit. Hingga kini Aspirin masih menjadi salah satu obat andalan untuk meredakan berbagai gajala penyakit. Ketahui tentang manfaat,dosis, efek samping, dan juga hal-hal yang harus diperhatikan sebelum konsumsi Aspirin berikut ini!
Apa Itu Aspirin
Aspirin atau asetil salisilat meruapakan olahan senyawa salisilin yang diambil dari tumbuhan. Cara kerja Aspirin adalah dengan menghambat enzim yang memproduksi mengatur senyawa prostaglandin yang merupakan senyawa yang tercipta ketika terjadi peradangan. Aspirin masuk ke dalam golongan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid).
Manfaat Aspirin
Konsumsi Aspirin akan memberikan efek antipiretik, antiinflamasi, dan antiplatelet, serta menjadi obat analgesik. Keempat manfaat ini lah yang membuat Aspirin mampu untuk menurunkan demam, meredam nyeri, meredakan peradangan, hingga menghambat pembekuan darah.
Manfaat Aspirin lainnya adalah dapat dapat menghambat proses perlemakan hati yang bisa memicu penyakit kanker hati. Selain itu, Aspirin juga bisa membantu proses mengencerkan darah yang dapat mencegah serangan jantung.
Umumnya penggunaan Aspirin akan diresepkan oleh dokter pada pasien yang berisiko atau pernah terkena serangan jantung dan stroke, dan pada pasien yang baru saja menjalani operasi pada arteri yang tersumbat seperti bypass, carotid endarterectomy, coronary stent.
Selain memiliki manfaat sebagai obat dalam, Anda juga bisa memanfaatkan Aspirin sebagai obat luar. Efek Antiinflamasi dari penggunaan Aspirin dapat membantu meredakan peradangan pada jerawat dan luka pada kulit.
Dosis Aspirin
Aspirin umumnya tersedia dalam bentuk tablet dengan komposisi 80 mg, 320 mg, dan 500 mg. Penggunaan Aspirin sebaiknya mengacu pada resep dokter. Pemberian obat Aspirin bisa melalui oral maupun rektal. Secara umum berikut adalah dosis Aspirin yang diberikan untuk kondisi tertentu.
Dosis Aspirin untuk Dewasa atau di atas 16 tahun:
- Aspirin untuk mengatasi nyeri dan demam, dosisnya adalah 325-500 mg diberikan sebanyak 3 hingga 4 kali dalam sehari.
- Aspirin untuk nyeri akibat pengapuran dan peradangan sendi, dosisnya diberikan 1000 mg sebanyak 3 atau paling banyak 4 kali dalam sehari.
- Aspirin untuk kondisi angina pectoris alias angin duduk, dosisnya adalah 75-325 mg perhari.
- Aspirin untuk serangan jantung, dosisnya adalah sebanyak 160-162,5 mg diberikan satu kali sehari. Pemberian Aspirin dimulai sejak serangan jantung terdeteksi hingga 30 ke depan.
- Aspirin untuk pasca operasi endarterektomi karotis atau pencegahan stroke, dosisnya diberikan sebanyak 80-650 mg perhari.
- Aspirin untuk pasca operasi bypass jantung, dosisnya adalah 325 mg sehari sekali selama setahun setelah operasi. Mulai diberikan saat 6 jam setelah operasi.
- Aspirin untuk pasca operasi coronary stent atau pemasangan ring jantung, dosinya sebanyak 325 mg sebelum tindakan dan 160-325 mg setiap hari setelah tindakan.
Dosis Aspirin untuk Anak:
- Aspirin untuk demam atau nyeri anak usia 2-11 tahun, 10-15 mg/Kg. Usia di atas 12 tahun 325-650 mg.
- Aspirin untuk penyakit Kawasaki, dosisnya sebanyak 80-100 mg/Kg/hari diberikan dalam dosis terpisah sebanyak 4 kali.
Efek Samping Aspirin
Setiap obat tentunya memiliki efek samping, begitu juga dengan Aspirin. Efek samping umum dari penggunaan Aspirin antara lain adalah iritasi lambung dan susu, mual, dan juga gangguan pencernaan. Sedangkan efek samping lainnya yang mungkin muncul, namun jarang terjadi antara lain adalah memar, muntah, gejala asma memburuk, pendarahan lambung, dan peradangan lambung.
Peringatan dan Perhatian
Berikut adalah beberpa hal yang harus Anda perhatikan dalam penggunaan Aspirin:
- Penggunaan pada pasien usia lanjut harus lebih diperhatikan karena akan lebih sensitive terhadap efek yang diberikan Aspirin.
- Efek seperti pusing dan mengantuk setelah konsumsi obat ini bisa semakin parah jika Anda mengonsumsi alkohol.
- Obat ini bisa memberatkan kerja ginjal sehingga harus diperhatiakn penggunaannya pada penderita ginjal.
- Jangan konsumsi obat ini bersamaan dengan obat herbal yang sifatnya menghambat COX-2 (enzim yang bertanggung jawab atas peradangan dan rasa sakit). Penggunaan secara bersamaan bisa menyebabkan erosi lambung.
- Hindari penggunaan obat ini pada trimester ketiga kehamilan, tetapi masih relatif aman digunakan oleh ibu menyusui.