Terbit: 16 March 2019 | Diperbarui: 16 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Antipiretik obat apa? Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurukan demam dan mengatasi gejalanya. Biasanya, penggunaan obat antipiretik dilakukan bersamaan dengan analgesik sehingga sering dikatakan obat analgetik antipiretik.

Antipiretik – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang obat antipiretik termasuk informasi tentang bentuk sediaan antipiretik, kandungan antipiretik, jenis-jenis antipiretik, indikasi antipiretik, kontraindikasi antipiretik, manfaat antipiretik, dosis antipiretik, efek samping antipiretik, dan lainnya.

Mengapa obat analgetik antipiretik sering dikombinasikan?

Obat analgetik bermanfaat untuk meredakan nyeri atau rasa sakit yang biasanya muncul bersamaan dengan demam. Jadi, penggunaan obat analgetik antipiretik adalah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam.

Cara kerja antipiretik

Obat-obatan antipiretik dapat menurunkan demam dengan cara menghambat sintesa dan
pelepasan prostaglandin E2. Hambatan sintesa dan pelepasan ini distimulasi oleh pirogen endogen pada hipotalamus.

Jenis-Jenis Obat Antipiretik

Obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis antipiretik ada beberapa jenis. Anda perlu mengetahui beberapa jenis obat antipiretik.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat antipiretik:

  1. Salisilat (seperti aspirin, salisilamid)
  2. Para-aminofenol (misalnya asetaminofen, fenasetin)
  3. Obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) – ibuprofen, naproxen, dan ketoprofen.

Bentuk Sediaan Antipiretik

Obat antipiretik tersedia secara oral dan non-oral. Bentuk sediaan obat antipiretik per oral seperti tablet, kaplet, dan sirup. Ada juga obat antipiretik yang dalam bentuk kapsul supositoria, yaitu kapsul yang dimasukkan ke dalam anus.

Kandungan Antipiretik

Obat antipiretik memiliki kandungan yang cukup beragam mengingat ada beberapa golongan obat antipiretik. Kandungan obat antipiretik bisa berupa asetaminofen (parasetamol), ibuprofen, asetosal, asam mefenamat, dan lainnya.

Indikasi Antipiretik

Penggunaan obat antipiretik pada umumnya harus menunggu demam. Pasien baru boleh diberikan obat antipiretik bila tubuhnya mengalami demam atau memiliki suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celcius.

Ada juga yang menyebutkan bahwa antipiretik baru boleh dipakai jika suhu tubuh mencapai lebih dari 38,5 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh kurang dari suhu tersebut, maka sebaiknya jangan cepat-cepat diberikan antipiretik.

Kontraindikasi Antipiretik

Obat-obatan antipiretik memiliki kontraindikasi yang berbeda-beda tergantung pada jenis obat antipiretik yang digunakan. Anda bisa melihat kontraindikasi dari beberapa contoh obat antipiretik di bawah ini:

1. Parasetamol

Obat antipiretik yang mengandung parasetamol tidak boleh digunakan oleh pasien yang menderita gangguan fungsi hati berat. Pasien juga tidak bisa menggunakan parasetamol bila memiliki riwayat alergi terhadap obat yang mengandung parasetamol.

2. Ibuprofen

Ibuprofen adalah kandungan obat yang juga memiliki sifat antipiretik.

Penderita hipersensitivitas dan ibu hamil trimester akhir tidak bisa menggunakan ibuprofen untuk meredakan demam. Selain itu, orang-orang yang menderita asma, alergi, urtikaria, dan ulkus peptikum juga tidak bisa menggunakan ibuprofen.

3. Asetosal (asam asetilsalisilat)

Anak dan remaja yang berusia di bawah 16 tahun tidak bisa menggunakan obat antipiretik yang mengandung asetosal. Obat antipiretik yang mengandung asetosal juga tidak boleh digunakan pada ibu menyusui, penderita hemofilia. penderita asma, dan sindrom Reye.

4. Asam mefenamat

Obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat tidak boleh digunakan sembarangan karena juga memiliki beberapa kontraindikasi. Pasien yang mengalami nyeri akibat operasi CABG tidak boleh menggunakan obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat.

Selain itu, jika Anda mengalami peradangan usus besar juga tidak bisa menggunakan asam mefenamat. Tidak hanya obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat, obat antipiretik lainnya juga tidak boleh digunakan secara rutin karena bersifat toksik.

Manfaat Antipiretik

Semua obat antipiretik memiliki manfaat untuk meredakan demam. Namun, ada juga manfaat antipiretik lainnya. Beberapa obat antipiretik tertentu juga bisa meredakan nyeri sehingga obat tersebut bisa dikatakan sebagai obat analgetik antipiretik.

Dosis Antipiretik

Obat antipiretik termasuk obat yang harus diperhatikan dalam hal dosis. Ini dikarenakan obat antipiretik bersifat toksik bagi tubuh. Oleh karena itu, perhatikanlah dosis antipiretik dengan cermat.

Berikut ini adalah beberapa contoh dosis obat antipiretik:

1. Parasetamol

Dosis obat antipiretik yang mengandung parasetamol untuk anak usia 3 bulan–1 tahun adalah 60 mg–120 mg, anak 1-5 tahun dosisnya 120–250 mg, dan anak 6–12 tahun 250– 500 mg. Pada orang dewasa, dosisnya adalah 0,5–1 gram setiap 4–6 jam (maksimal 4 gram per hari).

2. Ibuprofen

Obat antipiretik yang mengandung ibuprofen memiliki dosis sekitar 200-250 mg sebanyak3-4 kali sehari bagi orang dewasa. Pada anak usia 1-2 tahun, dosisnya adalah 50 mg sebanyak 3-4 kali sehari.

Antipiretik dengan kandungan ibuprofen adalah 100-125 mg sebanyak 3-4 kali sehari bagi anak usia 3-7 tahun, dan 200-250 mg untuk anak 8-12 tahun dengan frekuensi 3-4 kali sehari.

3. Asetosal (asam asetilsalisilat)

Dosis antipiretik yang mengandung asetosal atau asam asetilsalisilat hanya diperuntukkan bagi orang dewasa. Orang dewasa memerlukan dosis asetosal sebanyak 300-900 mg tiap 4-6 jam tetapi tidak boleh lebih dari 4 g per hari.

4. Asam mefenamat

Obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat membutuhkan dosis sebanyak 500 mg dengan frekuensi 3 kali sehari. Dosis tersebut sebaiknya diberikan setelah makan. Jangan menggunakan asam mefenamat lebih dari 7 hari.

Efek Samping Antipiretik

Penggunaan obat-obatan antipiretik tak luput dari beberapa efek samping. Efek samping antipiretik yang sering terjadi adalah tekanan darah rendah dan adanya gangguan pada fungsi hati dan ginjal.

Efek samping antipiretik yang juga sering terjadi adalah oliguria dan retensi garam dan air. Di samping itu, penggunaan obat antipiretik juga bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran cerna.

Fungsi hati dan ginjal bisa terganggu pada beberapa kasus pengguna obat antipiretik. Inilah salah satu alasan mengapa orang yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal tidak bisa menggunakan obat antipiretik.

Orang-orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan bahan aktif dari obat-obatan antipiretik bisa mengalami reaksi alergi. Adapun beberapa tanda reaksi alergi yang bisa muncul seperti gatal-gatal, ruam, pusing, mual muntah, sesak napas, dan nyeri ulu hati.

Hentikanlah penggunaan obat antipiretik jika Anda mengalami efek samping yang telah disebutkan. Segeralah mencari bantuan medis agar efek samping antipiretik dapat diatasi sehingga tidak berkembang menjadi lebih parah.

 

Sumber:

  1. BPOM: Pusat Informasi Obat Nasional: http://pionas.pom.go.id [diakses pada 15 Maret 2019]
  2. Wima: Antipiretik. http://repository.wima.ac.id/3056/2/Bab%201.pdf [diakses pada 15 Maret 2019]
  3. Anis Supriyati. 2018. Obat Antipiretik. https://kupdf.net/download/obat-antipiretik_5b056ce8e2b6f57d5a5cd56f_pdf [diakses pada 15 Maret 2019]

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi