Terbit: 21 April 2020 | Diperbarui: 27 April 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Alteplase adalah obat yang termasuk ke dalam golongan obat fibrinolitik atau trombolitik. Obat ini digunakan untuk melarutkan gumpalan darah yang tidak diinginkan. Ketahui selengkapnya tentang obat ini mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya melalui artikel ini!

Alteplase: Manfaat, Dosis, Efek Samping, Dll

Rangkuman Informasi Obat Alteplase

Nama Obat Alteplase
Kelas Terapi Obat Fibrinolitik
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Melarutkan gumpalan darah
Kontraindikasi Hipersensitivitas, risiko pendarahan
Sediaan Obat Injeksi
Merek Dagang Actilyse

Alteplase Obat Apa?

Alteplase adalah obat dari golongan fibrinolitik atau trombolitik. Obat ini bekerja menghasilkan zat yang melarutkan gumpalan darah yang tidak diinginkan.

Obat dari golongan fibrinolitik bekerja mengaktifkan plasminogen yang kemudian membentuk plasmin. Plasmin merupakan enzim yang dapat menghancurkan protein pembeku darah yang disebut dengan fibrin.

Manfaat Alteplase

Secara umum manfaat obat ini adalah untuk mengatasi gumpalan darah dalam tubuh yang tidak diinginkan. Gumpalan darah ini dapat terbentuk dan menyumbat pembuluh darah hingga menyebabkan gangguan yang serius.

Berikut adalah beberapa kegunaan Alteplase:

  • Terapi trombolitik pada infark miokard akut
  • Terapi trombolitik stroke iskemik akut
  • Terapi trombolitik embolisme paru
  • Melarutkan gumpalan darah pada kateter yang ditempatkan dalam pembuluh darah

Dosis Alteplase

Obat ini hadir dalam sediaan injeksi. Pemberian dosis obat ini bergantung pada kondisi yang ingin diatasi. Berikut adalah dosis Alteplase yang disarankan:

  • Infark miokard dengan infus yang dipercepat untuk berat tubuh di atas 67 kg: Dosis awal 15 mg injeksi intravena, kemudian diikuti dengan 50 mg dengan infus selama 30 menit dan 35 mg diinfuskan selama 60 menit berikutnya. Dosis total 100 mg dalam 90 menit.
  • Infark miokard dengan infus yang dipercepat untuk berat tubuh kurang dari 67 kg: 15 mg injeksi intravena, diikuti 0,75 mg/kg (tidak melebihi 50 mg) diinfuskan selama 30 menit berikutnya, kemudian diikuti dengan 0,5 mg/kg (tidak melebihi 35 mg) diinfuskan selama 60 menit berikutnya.
  • Infark miokard dengan metode infus 3 jam untuk berat tubuh di atas 65 kg: 60 mg diberikan melalui infus pada jam pertama (6-10 mg diberikan melalui bolus intravena selama 1-2 menit), kemudian diikuti dengan 20 mg setiap jam melalui infus untuk jam ke 2 dan 3.
  • Infark miokard dengan metode infus 3 jam untuk berat tubuh kurang dari 65 kg: 0,75 mg/kg melalui infus pada jam pertama (dengan 6-10 mg diberikan melalui bolus intravena selama 1-2 menit), kemudian diikuti oleh 0,25 mg/kg/jam untuk jam ke 2 dan 3.
  • Embolisme paru: 50 mg/jam selama 2 jam, dosis total 100 mg.
  • Stroke iskemik: 0,9 mg/kg melalui intravena selama 60 menit dengan 10% dari total dosis diberikan melalui bolus intravena pada menit pertama. Dosis maksimumnya adalah 90 mg.

Dosis di atas adalah dosis yang lazim diberikan. Dokter dapat mengubah dosis sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Jangan pernah mengganti dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter maupun apoteker.

Petunjuk Penggunaan Alteplase

Berikut adalah petunjuk penggunaan obat ini:

  • Obat ini diberikan melalui intravena baik melalui infus atau suntikan.
  • Pemberian injeksi Alteplase harus dilakukan oleh tenaga medis profesional.
  • Jangan menerima Alteplase apabila warna cairan telah berubah.
  • Gunakan obat ini sesuai dengan aturan dan jangan menghentikan penggunaanya tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Petunjuk Penyimpanan Alteplase

Simpan obat ini sesuai dengan petunjuk penyimpanannya untuk mencegah obat rusak dan efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanan Alteplase yang sebaiknya diperhatikan:

  • Obat ini disimpan pada suhu di bawah 30° C.
  • Hindari obat dari cahaya atau sinar matahari langsung.
  • Hindari obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Setelah dicampurkan dengan air steril untuk injeksi, obat ini harus segera digunakan. Jika tidak harus disimpan dalam lemari es (2-8 ° C) dan digunakan dalam waktu 24 jam.

Efek Samping Alteplase

Setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan obat ini. Berikut adalah beberapa efek samping dari Alteplase:

  • Pendarahan pada luka
  • Gusi berdarah
  • Batuk berdarah
  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Peningkatan aliran menstruasi atau pendarahan vagina
  • Feses berdarah
  • Urin merah atau kecoklatan
  • Mimisan
  • Kelumpuhan
  • Reaksi alergi

Efek samping yang timbul pada setiap orang berbeda-beda. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari pasien.

Jika Anda merasakan gejala efek samping serius atau reaksi alergi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan hentikan penggunaan obat.

Interaksi Obat Alteplase

Interaksi obat dapat terjadi ketika obat ini digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

Berikut adalah beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan Alteplase:

  • Abciximab
  • Acenocoumarol
  • Anistreplase
  • Apixaban
  • Ardeparin
  • Argatroban
  • Aspirin
  • Bemiparin
  • Benazepril
  • Betrixaban
  • Bivalirudin
  • Captopril
  • Certoparin
  • Cilostazol
  • Clopidogrel
  • Dabigatran Etexilate
  • Dalteparin
  • Danaparoid
  • Defibrotide
  • Desirudin
  • Dipyridamole
  • Edoxaban
  • Enalapril
  • Enalaprilat
  • Enoxaparin
  • Eptifibatide
  • Fondaparinux
  • Fosinopril
  • Heparin
  • Lepirudin
  • Lisinopril
  • Moexipril
  • Nadroparin
  • Nitroglycerin
  • Parnaparin
  • Pentosan Polysulfate Sodium
  • Perindopril
  • Phenindione
  • Phenprocoumon
  • Prasugrel
  • Protein C
  • Quinapril
  • Ramipril
  • Reteplase
  • Reviparin
  • Rivaroxaban
  • Streptokinase
  • Sulfinpyrazone
  • Tenecteplase
  • Ticlopidine
  • Tinzaparin
  • Tirofiban
  • Trandolapril
  • Treprostinil
  • Urokinase
  • Warfarin

Daftar di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beberapa obat di atas masih mungkin digunakan dengan Alteplase, namun dokter akan memberikan penyesuaian pada dosis.

Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu termasuk obat resep, non-resep, hingga obat herbal.

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari. Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat ini untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Alteplase

Obat ini termasuk ke dalam golongan obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Alteplase:

  • Jangan gunakan obat ini pada pasien yang hipersensitif terhadap Alteplase dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien yang memiliki kondisi stroke akut, tekanan darah tidak normal, dan gangguan fungsi ginjal.
  • Alteplase masuk ke dalam kategori C untuk kehamilan menurut FDA. Obat ini terbukti memberikan efek samping negatif pada kehamilan menurut penelitian pada hewan, namun belum ada studi terkontrol pada manusia. Obat ini hanya dapat digunakan apabila manfaatnya lebih besar dari risikonya.
  • Belum ada penelitian yang membuktikan efek obat ini pada masa menyusui. Diskusikan dengan dokter tentang penggunaan obat ini jika Anda sedang dalam masa menyusui.

 

  1. Mayo Clinic. 2019. Alteplase, Recombinant (Intravenous Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/alteplase-recombinant-intravenous-route/before-using/drg-20070819. (Diakses 21 Desember 2019).
  2. Multum, Cerner. 2018. Alteplase. https://www.drugs.com/mtm/alteplase.html#moreResources. (Diakses 21 Desember 2019).
  3. PIONAS BPOM. Alteplase. http://pionas.pom.go.id/monografi/alteplase. (Diakses 21 Desember 2019).
  4. PIONAS BPOM. Fibrinolitik. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/28-fibrinolitik. (Diakses 21 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi