Terbit: 5 September 2024 | Diperbarui: 6 September 2024
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Gastridin adalah obat untuk mengobati masalah pencernaan. Ketahui selengkapnya tentang obat ini mulai dari fungsi, dosis, hingga efek sampingnya dalam ulasan di bawah ini. 

Gastridin: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Rangkuman Informasi Obat Gastridin

Nama Obat Gastridin
Kandungan Obat Ranitidin
Kelas obat Antagonis reseptor-H2 atau histamine 2 blocker
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Mengatasi tukak saluran pencernaan
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Kontraindikasi Hipersensitif
Sediaan Obat Tablet dan cairan injeksi
Harga Obat Tablet: Rp7.500/tablet

Gastridin Obat Apa? 

Gastridin adalah obat yang mengandung bahan aktif Ranitidin, yang merupakan obat dari golongan antagonis reseptor-H2 atau histamine 2 blocker. Obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan tertentu.

Cara kerja obat ini adalah dengan membantu menurunkan produksi asam lambung di saluran pencernaan.

Obat Gastridin umumnya digunakan untuk mengobati penyakit maag dan tukak lambung melalui resep dokter. 

Fungsi Gastridin

Jika melihat pada kandungan bahan aktif yang terkandung di dalamnya, berikut adalah beberapa fungsi dari obat ini:

  • Mencegah tukak lambung dan usus
  • Mengatasi sindrom Zollinger-Ellison
  • Mengatasi gastroesophageal reflux disease (GERD)
  • Kondisi lain yang menyebabkan produksi asam lambung berlebihan atau asam lambung naik ke kerongkongan

Dosis Penggunaan Obat Gastridin

Obat Gastridin tersedia dalam sediaan tablet dan cairan injeksi. Setiap tablet mengandung 150 mg ranitidin, sedangkan ampul injeksi mengandung ranitidin 25 mg/mL. Berikut dosis Gastridin yang disarankan:

1. Dosis Tablet

  • Tukak saluran pencernaan: 2 tablet per hari, 1 di pagi hari dan 1 sebelum tidur. Pengobatan umumnya dilakukan 4 minggu, tapi dapat diperpanjang hingga 6-8 minggu.
  • Sindrom Zollinger-Ellison: 1 tablet, diberikan 3 kali per hari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 600-900 mg jika diperlukan.

2. Dosis Injeksi

  • Tukak lambung dan duodenum: 50 mg setiap 6-8 jam.
  • Sindrom Zollinger-Ellison: 50 mg setiap 6-8 jam.

Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk dosis yang ada pada kemasan atau sesuai dengan petunjuk dokter. Jangan pernah mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter maupun apoteker.

Cara Menggunakan Obat Gastridin

Penggunaan obat ini harus disesuaikan dengan sediaannya. Berikut ini adalah petunjuk atau cara menggunakan obat Gastridin yang perlu diketahui:

  • Pastikan Anda menggunakan obat ini setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter yang menangani Anda.
  • Pastikan obat dalam keadaan baik, kemasan maupun fisik obat itu sendiri.
  • Obat ini dapat dikonsumsi sebelum maupun sesudah makan. 
  • Gunakan obat sesuai yang diresepkan dokter
  • Bila obat dalam sediaan tablet, telan obat secara utuh dengan bantuan segelas air. Jangan membelah atau menghancurkan obat. 
  • Bila obat dalam sediaan injeksi, obat hanya diberikan oleh tenaga medis profesional yang diberikan wewenang oleh dokter. 
  • Obat diberikan melalui suntikan intramuskular (IM), atau infus intravena (IV). 
  • Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak. 

Peringatan Sebelum Menggunakan Obat

Sebelum menggunakan obat Gastridin ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan, di antaranya: 

  • Konsultasikan pada dokter bila Anda memiliki riwayat hipersensitif atau alergi Ranitidin. 
  • Diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini Anda memiliki kondisi seperti penyakit ginjal, penyakit hati, atau porfiria (kelainan enzim genetik yang menyebabkan gejala yang mempengaruhi kulit atau sistem saraf.
  • Penggunaan pada ibu hamil relatif aman dilakukan, namun ibu hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
  • Penggunaan pada ibu menyusui tidak disarankan karena obat ini dapat masuk diserap ke ASI. Jangan pernah gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter jika Anda menyusui.
  • Penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko penyakit pneumonia. Baru tahu dokter sebelum menggunakan obat ini apabila Anda memiliki risiko pneumonia lainnya.

Interaksi Obat Gastridin

Interaksi obat dapat terjadi ketika obat ini digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Berikut adalah beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan Gastridin: 

  • Delavirdine
  • Procainamide
  • Warfarin
  • Midazolam
  • Triazolam
  • Glipizide
  • Atazanavir
  • Gefitinib

Selain daftar obat di atas, kemungkinan masih ada jenis obat lainnya yang tidak boleh digunakan berbarengan dengan obat Gastridin.

Informasikan pada dokter atau apoteker bila sedang atau belakangan menggunakan obat-obatan lain, suplemen, atau produk herbal lainnya untuk menghindar risiko terjadinya interaksi obat. 

Efek Samping Gastridin

Pada kondisi tertentu, setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping, Begitu juga dengan obat ini. Berikut efek samping obat Gastridin yang mungkin terjadi: 

  • Reaksi alergi
  • Sakit perut
  • Kehilangan nafsu makan
  • Urine gelap
  • Penyakit kuning
  • Demam
  • Menggigil
  • Batuk berdahak
  • Nyeri dada
  • Napas pendek
  • Denyut jantung tidak teratur
  • Mudah memar atau berdarah
  • Masalah rambut dan kulit
  • Sakit kepala
  • Mengantuk
  • Pusing
  • Insomnia
  • Penurunan gairah seks
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sembelit

Efek samping penggunaan obat ini tidak selalu terjadi. Efek samping mungkin dapat terjadi akibat penggunaan obat yang kurang tepat, penggunaan jangka panjang, atau kondisi lain dari pasien. Apabila mengalami efek samping serius atau reaksi alergi, sebaiknya segera hentikan penggunaan obat dan temui dokter. 

 

  1. Anonim. 2023. Ranitidine. https://www.drugs.com/ranitidine.html. (Diakses pada 9 Januari 2024)
  2. Anonim. Gastridin. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/gastridin/gastridin?lang=id. (Diakses pada 9 Januari 2024).
  3. University of Illinois-Chicago, Drug Information Group. 2018. Ranitidine, Oral Tablet. https://www.healthline.com/health/ranitidine-oral-tablet. (Diakses 9 Januari 2024).

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi