Terbit: 6 September 2024 | Diperbarui: 9 September 2024
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Duphaston adalah obat untuk mengatasi nyeri menstruasi, keguguran, sindrom PMS, endometriosis, dan beberapa kondisi lain terkait hormon kewanitaan. Kenali lebih jauh mulai dari manfaat, dosis, hingga efek sampingnya dalam ulasan berikut ini. 

Duphaston: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Rangkuman Informasi Obat Duphaston

Nama Obat Duphaston
Kandungan Obat Dydrogesterone
Kelas Obat Estrogen, Progesteron & Obat Sintetis Terkait
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Mengatasi keguguran berulang, infertilitas karena insufisiensi luteal, endometriosis, nyeri haid, dan indikasi lain terkait hormon kewanitaan tertentu.
Kontraindikasi
  • Hipersensitivitas pada komposisi obat.
  • Perdarahan abnormal pada vagina dengan penyebab tidak jelas. 
  • Tromboflebitis atau tromboemboli. 
  • Sedang mengalami atau ada riwayat penyakit serebrovaskuler atau penyakit arteri koroner. 
  • Memiliki penyakit hati. 
  • Riwayat ikterus kolestatik atau pruritus selama hamil.
  • Riwayat herpes pada kehamilan.
  • Mengalami sindrom Dubin-Johnson & sindrom Rotor.
  • Memiliki penyakit anemia sel sabit. 
  • Riwayat herpes saat kehamilan. 
  • Mengalami tumor jinak atau ganas sebelum terapi kontrasepsi oral. 
  • Memiliki karsinoma payudara atau organ genital.
Sediaan Obat Tablet
Harga Obat Rp22.100/tablet

Harga obat mungkin berbeda di setiap apotik.

Duphaston Obat Apa? 

Duphaston adalah obat yang digunakan untuk mengatasi beberapa masalah medis yang terkait dengan hormon kewanitaan. Obat ini mengandung bahan aktif Dydrogesterone yang merupakan bentuk sintesis dari hormon progesteron. 

Obat ini juga dapat bekerja selayaknya hormon progesteron alami dengan mengontrol pertumbuhan dan peluruhan dinding rahim sehingga membuat siklus menstruasi menjadi  lebih teratur.

Duphaston tergolong obat keras dan penggunaan obat ini harus di berdasarkan resep dokter. 

Manfaat Duphaston 

Obat Duphaston dikenal sebagai obat penguat kandungan yang umumnya digunakan untuk wanita hamil yang berisiko keguguran. Obat ini juga digunakan untuk wanita dengan masalah kekurangan hormon progesteron terkait dengan siklus haid. 

Berikut ini beberapa kondisi medis yang bisa diobati dengan Duphaston, di antaranya: 

  • Keguguran berulang.
  • Infertilitas karena insufisiensi luteal.
  • Dismenore atau nyeri payudara.
  • Endometriosis.
  • Terancam keguguran.
  • Perlindungan endometrium selama terapi penggantian hormon menopause.
  • Perdarahan uterus disfungsional.
  • Amenore sekunder.
  • Siklus haid tidak teratur.
  • Sindrom pra menstruasi (PMS).
  • Terapi sulih estrogen.
  • Kemungkinan aborsi.

Obat Duphaston mungkin digunakan untuk indikasi penyakit yang tidak tercantum dalam informasi ini. Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui fungsi obat. 

Dosis Penggunaan Duphaston

Obat ini tersedia dalam sediaan oral bentuk tablet. Dosis obat diberikan berdasarkan kondisi medis dan kebutuhan pasien. Berikut dosis obat Duphaston yang lazim disarankan: 

1. Terapi Sulih Estrogen

  • 10 mg per hari. Penggunaannya selama 10-12 hari per bulan. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 20 mg per hari selama 10-12 hari, apabila terjadi withdrawal bleeding yang mengganggu.

2. Terapi Estrogen Siklis

  • 10 mg per hari. Digunakan selama 12-14 hari terakhir dari terapi estrogen. 

3. Sindrom Pra-menstruasi

  • 10 mg, 2 kali sehari, digunakan  pada hari ke 12-26. 

4. Dismenore atau Nyeri Haid

  • 10 mg, 2 kali sehari. Digunakan mulai hari ke-5 sampai hari ke-25. 

5. Endometriosis

  • 10 mg, 2 kali sehari. Digunakan dari hari ke-5 hingga hari ke-25 atau terus-menerus. 

6. Amenore Sekunder

  • 10 mg, 2 kali sehari. Digunakan pada hari ke-11 hingga hari ke-25. apabila pasien mengalami pendarahan rahim abnormal karena ketidakseimbangan hormone maka dosisnya adalah 10-20 mg sebanyak 1-2x sehari selama 5-10 hari.

7. Mencegah Pendarahan 

  • 10 – 20 m, 1 – 2 kali sehari. Digunakan pada hari ke-11 sampai hari ke-25 dari siklus. Kasus untuk kemungkinan aborsi adalah 40 mg sekaligus lalu 10 mg setiap delapan jam hingga gejalanya hilang.

8. Infertilitas akibat Insufisiensi Luteal

  • 10 mg, 2 kali sehari. Digunakan dari hari ke-11 hingga hari ke-25 pada siklus haid pasien. Dosis tersebut harus dilanjutkan setidaknya enam kali berturut-turut. 

Dosis di atas adalah aturan dosis Duphaston yang lazim diberikan. Dokter mungkin dapat mengganti dosis sesuai kondisi dan kebutuhan pasien. Jangan pernah mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter atau apoteker sebelumnya.

Cara Menggunakan Obat Duphaston

Berikut ini adalah petunjuk atau cara menggunakan obat Duphaston yang perlu diketahui:

  • Pastikan Anda menggunakan obat ini setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter yang menangani Anda.
  • Pastikan obat dalam keadaan baik, kemasan maupun fisik obat itu sendiri.
  • Gunakan obat sesuai dengan resep dokter. 
  • Obat ini dapat konsumsi sebelum atau sesudah makan. 
  • Telan obat tablet secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan membelah atau menghancurkan obat. 
  • Gunakan obat ini secara teratur, yakni di waktu yang sama setiap harinya.
  • Apabila lupa menggunakan obat pada waktu yang sudah ditentukan, segera gunakan obat ketika ingat.
  • Simpan obat dalam wadah yang kering, di tempat bersuhu ruang, dan terhindar dari paparan sinar matahari. 
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak. 

Peringatan Sebelum Menggunakan Obat

Sebelum menggunakan obat Duphaston ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan, di antaranya: 

  • Konsultasikan dengan dokter bila memiliki riwayat alergi atau hipersensitif terhadap kandungan obat. 
  • Obat ini tidak boleh untuk pasien dengan porfiria, herpes gestasional, otosklerosis, pruritus berat, dan riwayat depresi.
  • Jangan gunakan obat ini bila Anda memiliki gangguan hati.
  • Jangan menggunakan obat ini bila Anda diduga atau sudah didiagnosis bergantung pada progestogen, seperti meningioma.
  • Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang mengalami pendarahan pada vagina dengan penyebab yang tidak diketahui. 
  • Beri tahu dokter bila memiliki riwayat penyakit serebrovaskular atau arteri koroner, herpes kehamilan, jaundice kolestatik, sindrom Dubin-Johnson, syndrome Rotor, dan anemia sickle-cell tidak bisa memakai obat Dydrogesterone.
  • Informasikan ke dokter bila Anda memiliki tumor hati jinak maupun ganas akibat penggunaan kontrasepsi oral
  • Obat ini tidak untuk diperuntukan bagi wanita kurang dari usia 18 tahun. 
  • Pasien harus memantau nilai fungsi hati dan pemeriksaan payudara saat menggunakan obat ini.

Tingkat Keamanan Obat untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Obat Duphaston menurut United States Food and Drug Administration (USFDA) masuk ke dalam kategori B. Itu artinya, penggunaan obat ini tidak berisiko bagi janin berdasarkan studi percobaan pada hewan. 

Akan tetapi, belum ada studi terkontrol pada manusia untuk memastikan apakah efek yang sama juga berlaku. Sehingga, obat ini hanya boleh digunakan jika manfaat yang didapat lebih besar dari risikonya. 

Sementara itu, belum diketahui apakah obat Duphaston dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Diskusikan dengan dokter bila Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui sebelum menggunakan obat ini. 

Interaksi Obat Duphaston

Penggunaan obat Duphaston secara bersamaan dengan obat-obatan tertentu lainnya dapat meningkatkan terjadinya interaksi obat. Berikut ini adalah interaksi obat yang dapat terjadi jika Duphaston digunakan bersama obat lain: 

  • Meningkatkan metabolisme obat bila digunakan bersama penginduksi CYP3A4 (misalnya karbamazepin, fenobarbital, rifampisin, dan efavirenz). Obat ini juga dapat berinteraksi dengan makanan seperti sage, St John’s wort, atau ginkgo biloba.

Selain daftar obat di atas, kemungkinan masih ada jenis obat lainnya yang tidak boleh digunakan berbarengan dengan obat Duphaston. 

Informasikan ke dokter bila Anda sedang atau belakangan menggunakan obat resep, obat bebas, suplemen, atau produk herbal lainnya untuk mengurangi risiko interaksi obat. 

Efek Samping Duphaston

Obat-obatan jenis apapun berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan obat ini. Berikut adalah beberapa efek samping Duphaston yang mungkin muncul:

  • Mual 
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Insomnia
  • Mengantuk
  • Timbul reaksi pada kulit
  • Sakit perut
  • Kembung
  • Peningkatan berat badan
  • Gangguan siklus menstruasi
  • Payudara melunak atau lembut

Kondisi di atas tidak selalu terjadi. Efek samping ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya saat penggunaan obat dihentikan. Namun, segera konsultasikan dengan dokter bila menemukan gejala alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti: 

  • Gatal-gatal
  • Ruam kulit
  • Sesak napas
  • Bengkak dan kemerahan pada kaki

 

  1. Anonim. Dydrogesterone. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dydrogesterone?mtype=generic. (Diakses pada 12 Januari 2024).
  2. Anonim. Duphaston dydrogesterone. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/duphaston?type=brief&lang=id. (Diakses pada12 Januari 2024).
  3. Anonim. Duphaston. https://www.mims.com/malaysia/drug/info/duphaston?type=full. (Diakses pada 12 Januari 2024). 
  4. Badan POM. Duphaston Dydrogesterone. https://registrasiobat.pom.go.id/files/assesment-reports/obat_baru/Duphaston.pdf. (Diakses pada 12 Januari 2024)
  5. Anonim. 2023. Progesterone Pregnancy and Breastfeeding Warnings. https://www.drugs.com/pregnancy/progesterone.html. (Diakses pada 12 Januari 2024).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi