Terbit: 21 August 2024 | Diperbarui: 22 August 2024
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Droperidol adalah obat penenang yang juga umum digunakan untuk mengatasi mual dan muntah. Ketahui lebih lanjut mengenai obat ini mulai dari fungsi, efek samping, hingga dosis pemakaiannya.

Droperidol: Fungsi. Dosis, dan Efek Samping

Rangkuman Informasi Obat Droperidol

 Nama obat   Droperidol
 Golongan obat  Antipsikotik
Kategori obat Obat keras
 Tingkat keamanan obat bagi ibu hamil dan menyusui menurut FDA C
Fungsi obat
  • Mengatasi gangguan kecemasan
  • Meredakan gejala mual dan muntah
 Kontraindikasi obat
  • Hipersensitivitas kandungan obat
  • Depresi parah
  • Penyakit Parkinson
  • Koma
  • Hipokalemia
  • Bradikardia
 Dosis obat  Sesuai petunjuk dokter
 Sediaan obat  Cairan suntik

Droperidol Obat Apa? 

Droperidol adalah obat penenang dan antimual. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi kecemasan dan gejala mual serta muntah terkait dengan prosedur medis seperti operasi bedah maupun yang lainnya.

Obat droperidol yang termasuk ke dalam golongan antipsikotik tipikal butyrophenon  ini memiliki mekanisme kerja yaitu menurunkan kinerja sistem saraf pusat subkortikal yang ada pada otak. 

Selain itu, obat juga bekerja dalam menghambat aktivitas asam glutamat, receptor catecholamine, serta merangsang produksi penghambat ganglion guna mengubah respons otak. 

Fungsi Droperidol

Droperidol adalah antipsikotik yang fungsinya adalah untuk mengatasi kecemasan dan gejala mual serta muntah. Obat ini direkomendasikan untuk menangani agitasi atau agresi pada pasien dengan psikosis.

Pastikan untuk menggunakan obat sesuai dengan fungsinya. Penggunaan obat yang tidak sesuai dapat menurunkan efektivitas obat atau bahkan berujung pada reaksi tubuh yang bisa saja berbahaya.

Dosis Penggunaan Obat Droperidol 

Penggunaan obat Droperidol disertai resep dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk cairan injeksi (suntik). Pemberian obat hanya dilakukan oleh perawat setelah mendapat resep dari dokter.

Berikut informasi dosis obat terkait gejala mual dan muntah tindakan operasi: 

  • Dewasa: 0,625 – 1,25 mg setiap 6 jam sekali.
  • Anak-anak 2-18 tahun: 10 – 50 mcg/kg berat badan (maks. 1,25 mg), setiap 6 jam sekali.
  • Lansia: 0,625 mg setiap 6 jam sekali.

Dosis obat bisa saja berbeda, tergantung dari kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.

Cara Menggunakan Obat Droperidol

Berikut ini adalah petunjuk atau cara menggunakan obat Droperidol yang perlu diketahui: 

  • Pastikan untuk menggunakan obat ini setelah mendapat rekomendasi dari dokter yang menangani Anda.
  • Pastikan obat dalam keadaan baik, baik kemasan maupun fisik obat itu sendiri.
  • Obat ini disuntikan pada intramuskular (area otot) dan intravena (pembuluh darah). 
  • Pastikan perawat memberikan dosis sesuai dengan jumlah yang telah diresepkan oleh dokter. 
  • Pastikan perawat memberikan dosis di waktu jadwal yang sudah ditentukan oleh dokter.

Peringatan Sebelum Menggunakan Obat 

Sebelum menggunakan obat Droperidol ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan, di antaranya: 

  • Konsultasikan dengan dokter bila memiliki riwayat alergi atau hipersensitif kandungan obat. 
  • Beri tahu dokter bila memiliki riwayat gangguan pernapasan, gangguan fungsi hati, gangguan ginjal, epilepsi, glaukoma. 
  • Obat ini tidak disarankan pada orang yang pernah mengalami kondisi koma, depresi parah, penyakit parkinson, hipokalemia, dan bradikardi. 
  • Beri tahu dokter bila pernah mengalami ketidakseimbangan elektrolit tubuh. 
  • Bicarakan dengan dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui. 
  • Informasikan kepada dokter bila Anda sedang menggunakan obat-obatan, suplemen, atau produk herbal lainnya. Hal ini untuk mencegah terjadinya interaksi obat. 
  • Hindari mengonsumsi alkohol, selama Anda menerima pengobatan Droperidol. 
  • Jangan menghentikan penggunaan obat secara mendadak, tanpa anjuran dari dokter. 

Interaksi Obat Droperidol

Obat ini dapat berinteraksi jika digunakan bersamaan dengan sejumlah jenis obat-obatan tertentu. Interaksi yang terjadi berdampak pada menurunnya efektivitas kinerja obat maupun menimbulkan reaksi-reaksi tertentu pada tubuh. 

Obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Droperidol adalah sebagai berikut:

  • Barbiturat
  • Benzodiazepine
  • Ciprofloxacin
  • Ketoconazole
  • Quinidine
  • Disopyramide
  • Procainamide
  • Amiodarone
  • Sotalol
  • Erythromycin
  • Sparfloxacin
  • Astemizole
  • Terfenadine
  • Chloroquine
  • Cisapride
  • Domperidone
  • Methadone
  • Pentamidine
  • Chlorpromazine

Selain obat-obatan di atas, mungkin masih ada jenis obat lainnya yang akan berinteraksi dengan obat ini apabila digunakan secara bersamaan. Sampaikan pada dokter apabila sedang menggunakan obat-obatan tersebut maupun obat-obatan lainnya. 

Efek Samping Droperidol

Penggunaan obat Droperidol dapat menimbulkan efek samping walaupun jarang terjadi. Efek samping obat yang dimaksud adalah sebagai berikut: 

  • Penurunan tekanan darah
  • Detak jantung cepat (aritmia)
  • Kantuk
  • Kepala pusing
  • Demam
  • Bronkospasme
  • Sembelit
  • Penglihatan kabur
  • Retensi urine

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika gejala efek samping tidak kunjung mereda atau justru menimbulkan gejala efek samping yang lebih parah seperti: 

  • Tremor
  • Kesulitan berbicara
  • Gelisah
  • Kehilangan kontrol keseimbangan
  • Kaku pada beberapa anggota tubuh 

Itu dia informasi selengkapnya mengenai obat Droperidol. Semoga bermanfaat dan jaga selalu kesehatan diri agar senantiasa terhindar dari penyakit.

 

  1. Anonim. Droperidol. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/droperidol?mtype=generic (Diakses pada 2 Januari 2024)
  2. Multum Cerner. Droperidol Oral. https://www.drugs.com/mtm/droperidol.html. (Diakses pada 2 Januari 2024)
  3. Anonim. Pregnancy Safety Guide. https://www.mims.com/indonesia/viewer/html/pregdef.html. (Diakses pada 2 Januari 2024)
  4. Anonim. 2023. Droperidol (Injection Route) Side Effect. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/droperidol-injection-route/side-effects/drg-20063582. (Diakses pada 2 Januari 2024).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi