Terbit: 14 October 2024 | Diperbarui: 15 October 2024
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Amfetamin adalah obat untuk mengatasi ADHD, narkolepsi, obesitas, dan depresi. Selengkapnya ketahui fungsi, dosis, efek samping, dan lainnya dalam ulasan di bawah ini. 

Amfetamin: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Rangkuman Informasi Obat Amfetamin

Berikut ini adalah rangkuman informasi umum tentang obat Amfetamin:

Nama Obat Amfetamin
Kandungan Obat Amfetamin
Kelas Obat Stimulan sistem saraf otak
Kategori Obat Obat resep
Manfaat Obat
  • ADHD
  • Narkolepsi
  • Obesitas
  • Depresi
Kontraindikasi Obat Arteriosklerosis lanjut, penyakit kardiovaskular simptomatik, hipertensi sedang sampai berat, dan lainnya.
Sediaan Obat Tablet
 Harga Obat Tablet: Rp300.00 – Rp400.000

Amfetamin Obat Apa?

Amfetamin adalah stimulan sistem saraf pusat yang mempengaruhi zat kimia alami di otak dan saraf yang berperan penting pada hiperaktif dan mengontrol impuls.

Amfetamin biasanya diresepkan dokter untuk mengobati gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) dan narkolepsi. Obat ini terkadang juga digunakan untuk penyakit depresi dan mengatasi obesitas karena dapat menurunkan nafsu makan.

Obat ini dapat menyebabkan ketagihan dan penyalahgunaan jika digunakan tanpa resep dari dokter. 

Fungsi Obat Amfetamin

Amfetamin dapat mengaktifkan reseptor di otak dan meningkatkan aktivitas sejumlah neurotransmiter, yakni norepinephrine dan dopamin. Amfetamin telah diujicobakan untuk mengatasi berbagai macam kondisi.

 Fungsi utama amfetamin di antaranya:

1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Amfetamin dapat mengatasi beberapa gejala ADHD pada anak-anak, termasuk hiperaktif, mudah marah, ketidakstabilan mood, kesulitan perhatian, dan perilaku impulsif.

Obat Ini telah terbukti meningkatkan perkembangan otak dan pertumbuhan saraf pada anak-anak penderita ADHD.

Pengobatan jangka panjang dengan pengobatan berbasis amfetamin pada anak-anak dapat mencegah perubahan yang tidak diinginkan pada fungsi dan struktur otak.

2. Narkolepsi

Amfetamin dan turunan amfetamin telah digunakan sebelumnya untuk mengobati narkolepsi, yakni rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan serangan tidur yang mendadak.

Penderita narkolepsi merasakan emosi yang kuat dapat memicu hilangnya tonus otot secara tiba-tiba atau katapleksi, yang menyebabkan pingsan dan kemungkinan jatuh. Ini juga memicu serangan tidur yang sering dan tidak terduga.

3. Obesitas

Amfetamin dengan nama dagang Benzedrine pertama kali digunakan untuk mengobati obesitas di tahun 1930-an, karena mampu mengurangi nafsu makan.

Efek samping obat dan potensinya membuat kecanduan dan penyalahgunaan menyebabkan obat ini tidak disukai. Di tahun 1950-an, ketika penggunaan obat dihentikan dilaporkan telah menyebabkan malnutrisi, psikosis, dan depresi sehingga dokter berhenti meresepkannya untuk menurunkan berat badan.

Namun, setelah melakukan penelitian di tahun 2015, peneliti menyarankan bahwa dexamphetamine mungkin cara yang aman dan efektif meningkatkan motivasi untuk perubahan gaya hidup yang menyebabkan penurunan berat badan.

4. Depresi

Amfetamin digunakan untuk mengobati gangguan afektif, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan skizofrenia sejak tahun 1930-an. Namun di tahun 1950-an dan 1960-an, di tengah kekhawatiran tentang efek sampingnya, obat ini digantikan oleh antidepresan yang baru tersedia.

Dalam kasus yang jarang terjadi, amfetamin digunakan bersama dengan antidepresan standar untuk mengobati beberapa jenis depresi yang tidak merespons pengobatan lain.

Dosis Penggunaan Obat Amfetamin

Obat ini hadir dalam sediaan oral bentuk tablet. Pemberian dosis bergantung pada usia, kondisi medis yang sedang diderita, keparahan kondisi, kondisi medis lainnya, atau respon terhadap dosis pertama. 

Berikut ini dosis obat yang mengandung amfetamin untuk beberapa masalah kesehatan:

1. Dosis untuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Dosis untuk dewasa antara usia 18 tahun ke atas tidak ada dosis yang tersedia untuk rentang usia ini.

Dosis anak antara usia usia 6 sampai 17 tahun.

  • Dosis awal: 5 miligram sekali atau dua kali sehari.
  • Dosis yang ditingkatkan: Dosis meningkat setiap minggu sebesar 5 miligram sampai respons yang diinginkan terpenuhi.
  • Dosis maksimum: Hanya dalam kasus yang jarang terjadi, perlu melebihi total 40 miligram per hari.
  • Waktu dosis: Dosis pertama saat bangun dan dosis tambahan (1 hingga 2 dosis) setiap 4-6 jam.

Dosis anak antara usia 3 sampai 5 tahun.

  • Dosis awal: 2,5 miligram per hari.
  • Dosis ditingkatkan: Dosis meningkat setiap minggu sebesar 2,5 miligram sampai respons yang diinginkan terpenuhi.

Dosis tablet oral untuk anak antara usia 0 sampai 2 tahun tidak disarankan untuk anak di bawah usia 3 tahun.

2. Dosis untuk Narkolepsi

Obat yang diberikan dalam bentuk tablet oral dengan kekuatan 5 miligram dan 10 miligram untuk dosis dewasa usia 18 tahun ke atas.

  • Dosis umum: 5 hingga 60 miligram per hari berdasarkan respons tubuh.
  • Waktu dosis: Dosis pertama saat bangun tidur dan dosis tambahan (5 atau 10 miligram) setiap 4-6 jam.

Dosis obat untuk anak-anak antara usia 12 sampai 17 tahun, meliputi:

  • Dosis awal: 10 miligram per hari.
  • Dosis yang ditingkatkan: Dosis meningkat setiap minggu sebanyak 10 miligram sampai respons yang diinginkan terpenuhi.

Dosis obat untuk anak usia antara 6 sampai 12 tahun:

  • Dosis awal: 5 miligram per hari.
  • Dosis yang ditingkatkan: Dosis dapat meningkat setiap minggu sebanyak 5 miligram sampai respons yang diinginkan terpenuhi.

Dosis anak antara usia 0 sampai 5 tahun yang aman dan efektif belum ditetapkan untuk kelompok usia ini.

Cara Menggunakan Obat Amfetamin

Berikut ini adalah petunjuk atau cara menggunakan obat Amfetamin yang perlu diketahui:

  • Pastikan Anda menggunakan obat ini setelah mendapatkan rekomendasi dari apoteker atau dokter yang menangani Anda. 
  • Pastikan obat dalam keadaan baik, kemasan maupun fisik obat itu sendiri.
  • Obat ini dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. 
  • Telan obat bentuk tablet secara utuh dengan bantuan segelas air. Jangan membelah, menghancurkan, atau mengunyah obat. 
  • Gunakan obat ini secara teratur, yakni di waktu yang sama setiap harinya. Apabila lupa menggunakan obat pada waktu yang sudah ditentukan, segera gunakan obat ketika ingat.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, selama Anda menjalani pengobatan menggunakan Amfetamin.
  • Obat ini dapat menyebabkan sulit tidur(insomnia). Hindari menggunakan obat ini di malam hari. 
  • Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Peringatan Sebelum Menggunakan Obat

Sebelum menggunakan Amfetamin ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan, di antaranya: 

  • Konsultasikan dengan dokter atau apoteker bila Anda alergi atau hipersensitif terhadap Amfetamin. 
  • Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat gangguan cemas berat, hipertiroidisme, penyakit jantung, hipertensi, stroke, atau glaukoma.
  • Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang menderita depresi, epilepsi, kecanduan alkohol, atau penyalahgunaan NAPZA.
  • Jangan gunakan amfetamin jika telah menggunakan penghambat MAO dalam 14 hari terakhir, seperti isocarboxazid, linezolid, phenelzine, rasagiline, selegiline, atau atau telah menerima injeksi metilen biru.
  • Amfetamin menyebabkan psikosis baru atau memburuk (pikiran atau perilaku tidak biasa), terutama jika memiliki riwayat depresi, penyakit mental, atau gangguan bipolar.
  • Obat ini dapat menyebabkan kantuk dan sakit kepala. Hindari mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi serta kewaspadaan setelah mengonsumsi obat Amfetamin. 
  • Bicarakan dengan dokter bila Anda sedang hamil, atau merencanakan kehamilan.

Keamanan Obat untuk Ibu Hamil dan Menyusui 

Obat Amfetamin menurut United States Food and Drug Administration (USFDA) masuk ke dalam kategori C. Itu artinya, studi percobaan pada hewan membuktikan adanya risiko efek samping terhadap janin. 

Akan tetapi, belum ada studi terkontrol pada manusia untuk memastikan apakah efek yang sama juga berlaku. Sehingga, obat ini hanya boleh digunakan jika manfaat yang didapat lebih besar dari risikonya. 

Amfetamin dapat terserap ke dalam ASI. Informasikan pada dokter bila Anda sedang dalam masa menyusui, sebelum menggunakan obat ini. 

Interaksi Obat Amfetamin

Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat menimbulkan efek interaksi obat apabila digunakan secara bersamaan dengan Amfetamin: 

  • Isocarboxazid
  • Linezolid
  • Methylene blue
  • Moclobemide
  • Phenelzine
  • Procarbazine
  • Rasagiline
  • Safinamide
  • Selegiline
  • Tranylcypromine
  • Ibuprofen
  • Fluoxetine 

Selain obat-obatan yang disebutkan di atas, mungkin masih ada jenis obat lainnya yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan obat Amfetamin. 

Informasikan ke dokter mengenai obat-obatan, vitamin, suplemen, atau produk herbal yang mungkin sedang atau belakangan Anda gunakan.

Efek Samping Amfetamin 

Berikut ini beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat Amfetamin: 

Efek samping yang lebih umum yang dapat terjadi setelah menggunakan amfetamin meliputi:

  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Kesulitan tidur
  • Nafsu makan menurun
  • Rasa tidak enak di mulut
  • Gelisah
  • Pusing
  • Disfungsi seksual
  • Muntah
  • Gatal
  • Diare atau sembelit
  • Mulut kering
  • Penurunan berat badan
  • Perubahan suasana hati

Jika efek samping ini ringan, mungkin akan hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Namun, jika efek samping lebih parah atau tidak hilang, konsultasikan dengan dokter atau apoteker.

 

  1. Anonim. 2019. Amphetamine Dosage. https://www.drugs.com/dosage/amphetamine.html. (Diaskes pada 29 Januari 2024)
  2. Anonim. 2023. Amphetamine ER 1.25 Mg/Ml Oral 24 Hr Extended-Release Suspension Pressors. (Diakses pada 29 Januari 2024)
  3. Newman Tim. 2017. Uses and risks of amphetamine. https://www.medicalnewstoday.com/articles/221211. (Diaskes pada 24 Januari 2024)
  4. University of Illinois. 2018. Amphetamine, Oral Tablet. https://www.healthline.com/health/amphetamine-oral-tablet#about. (Diaskes pada 29 Januari 2024)
  5. Anonim. 2023. Amphetamine / dextroamphetamine Pregnancy and Breastfeeding Warnings. https://www.drugs.com/pregnancy/amphetamine-dextroamphetamine.html. (Diakses pada 29 Januari 2024)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi