Seseorang yang mengalami alergi obat mengalami gejala umum seperti ruam kulit, gatal, demam, bengkak, hingga masalah pernapasan. Ketahui apa itu alergi obat dan cara mengatasinya.
Apa Itu Alergi Obat?
Alergi obat adalah reaksi alergi terhadap suatu obat yang terjadi akibat respon keliru dari sistem imun tubuh. Sistem imun yang seharusnya melawan zat penyebab infeksi atau penyakit malah menyerang zat obat yang membantu menyembuhkan gejala penyakit tersebut.
Obat apapun dapat menyebabkan alergi, namun yang paling umum adalah alergi terhadap golongan antibiotik, aspirin, antiinflamasi nonsteroid, antikonvulsan, dan lainnya. Reaksi alergi bisa muncul setelah 24 jam atau lebih cepat setelah sistem imun tubuh kontak dengan alergen (zat pemicu alergi).
Gejala alergi yang paling umum adalah ruam, gatal, bersin, dan peradangan. Alergi ini dapat mengancam jiwa karena reaksi hipersensitif sistem imun terhadap obat memengaruhi berbagai sistem tubuh (anafilaksis).
Perbedaan Alergi Obat dan Efek Samping Obat
Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda memiliki alergi atau hanya mengalami efek samping obat saja. Alergi ini terjadi akibat respon negatif dari sistem kekebalan tubuh yang salah bereaksi terhadap kandungan obat tertentu.
Sementara efek samping obat terjadi akibat efek lain yang tidak terkait sistem imun atau fungsi dari obat tersebut. Efek samping obat bisa berbahaya namun bisa juga tidak, sementara alergi hampir selalu membahayakan.
Selain itu, setiap orang mungkin mengalami efek samping obat yang terjadi akibat salah dosis atau jadwal minum obat. Sementara alergi hanya terjadi bagi orang-orang tertentu dengan masalah sistem imun.
Ciri-Ciri Alergi Obat
Gejala alergi obat dapat muncul setelah 24 jam atau bahkan hanya beberapa jam saja setelah Anda minum kandungan tertentu. Gejala yang paling umum, berupa:
- Ruam kulit
- Kulit gatal
- Demam
- Pilek
- Mata berair
- Mata gatal
- Hidung tersumbat
- Pembengkakan pada mulut dan tenggorokan
- Sesak napas
Alergi yang parah dapat menyebabkan anafilaksis. Anafilaksis adalah respon mendadak saat reaksi alergi mengacaukan banyak sistem tubuh. Gejala anafilaksis meliputi:
- Mual
- Pusing
- Kram perut
- Diare
- Gangguan kecemasan
- Kulit biru
- Tekanan darah menurun
- Denyut nadi melemah atau meningkat
- Kejang
- Sesak napas karena saluran udara dan tenggorokan menyempit
- Pingsan
Orang dengan reaksi alergi anafilaksis harus segera dilarikan ke rumah sakit. Kondisi ini sangat mengancam jiwa karena gangguan sistem tubuh dapat semakin parah dan meluas.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian kecil orang mungkin mengalami gejala alergi ringan hingga tidak menyadarinya. Walaupun demikian, Anda harus tetap konsultasi ke dokter bila mengalami reaksi berbeda dan mengkhawatirkan setelah minum obat.
Sebagian besar orang lainnya dengan kondisi alergi terhadap obat berisko mengalami gejala berat dan gejala anafilaksis. Segera hubungi dokter bila Anda mengalami dugaan gejala anafilaksis berupa sesak napas, kejang, hingga pingsan setelah minum obat tertentu.
Penyebab Alergi Obat
Seseorang lebih rentan mengalami alergi bila mengalami kondisi sebagai berikut:
- Memiliki riwayat alergi makanan atau serbuk bunga.
- Memiliki riwayat alergi yang sama di keluarga.
- Mengonsumsi obat dengan dosis tinggi, durasi panjang, atau konsumsi berulang.
- Memiliki riwayat penyakit tertentu seperti infeksi HIV atau infeksi virus Epstein-Barr.
Walaupun demikian, siapa pun dapat mengalami reaksi alergi terutama bila mengalami masalah sistem imun.
Diagnosis Alergi Obat
Dokter akan memeriksa gejala fisik, riwayat medis, dan bertanya seputar obat-obatan apa saja yang terakhir kali Anda gunakan. Bila mencurigai adanya reaksi alergi, dokter akan memastikan diagnosis dengan beberapa pemeriksaan, termasuk:
- Tes Darah: Mendeteksi reaksi terhadap beberapa obat dan memastikan gejala datang dari obat, bukan kondisi lain.
- Tes Kulit: Mengambil sampel kulit yang terdampak alergi untuk memastikan penyebab dan diagnosis alergi.
Dokter akan memberikan hasil tes pada Anda. Anda mungkin memiliki alergi, tidak alergi, atau alergi dengan tingkat kepastian berbeda. Dokter akan memberikan opsi perawatan, pengobatan, dan pencegahan dari hasil diagnosis tersebut.
Cara Mengatasi Alergi Obat
Segera hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter bila mengalami gejala yang mengkhawatirkan setelahnya. Gunakan obat antialergi untuk meredakan gejala lebih dulu, termasuk:
1. Antihistamin
Tubuh akan melepaskan zat alami histamin saat kontak dengan alergen. Anda membutuhkan antihistamin untuk mengurangi gejala alergi ringan. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, pil, obat tetes, atau semprotan hidung.
2. Bronkodilator
Gejala mengi dan batuk akibat alergi dapat diatasi dengan bronkodilator. Obat ini akan membantu melegakan pernapasan. Obat bronkodilator dipasarkan dalam sediaan inhaler atau nebulizer.
3. Kortikosteroid
Gejala pembengkakan saluran pernapasan akibat alergi dapat diatasi dengan kortikosteroid. Kortikosteroid juga dapat meredakan gejala alergi berupa peradangan. Dokter dapat meresepkan obat kortikosteroid baik dalam sediaan pil, tetes mata, krim, atau cairan hidung.
Sementara untuk alergi yang menyebabkan anafilaksis, dokter akan meresepkan suntikan epinefrin dan Anda akan menjalani perawatan medis darurat.
Cara Mencegah Alergi Obat
Anda harus berhati-hati sebelum minum obat. Berikut ini cara mencegahnya:
- Jangan pernah menggunakan obat sembarangan.
- Konsultasi pada dokter opsi obat lain untuk mengobati penyakit Anda.
- Tanyakan pada dokter semua obat yang boleh dan tidak boleh Anda konsumsi.
- Setiap kali Anda berobat, pastikan dokter mengetahui bahwa Anda memiliki riwayat alergi tertentu.
- Anda harus mengetahui dengan jelas semua obat yang akan Anda minum.
- Jangan menggunakan obat di luar resep dokter.
Bila Anda menaati semua perintah dokter terkait riwayat alergi yang Anda alami, kondisi Anda mungkin akan membaik. Pasalnya, sistem imun Anda juga berubah dan alergi Anda mungkin juga melemah atau hilang.
- Healthline Editorial Team. 2018. What Is a Drug Allergy?. https://www.healthline.com/health/drug-allergy. (Diakses pada 15 September 2020).
- Mayo Clinic. 2017. Drug allergy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/drug-allergy/symptoms-causes/syc-20371835. (Diakses pada 15 September 2020).
- WebMD. 2020. Drug Allergies. https://www.webmd.com/allergies/allergies-medications. (Diakses pada 15 September 2020).