DokterSehat.Com – Meskipun beritanya sudah semakin sayup-sayup mulai jarang terdengar, kasus virus zika tetap masih menjadi wabah yang membahayakan di negara-negara Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Pemerintah berbagai negara-negara tersebut bahkan sudah memberlakukan aturan agar kaum hawa menunda kehamilan hingga waktu yang cukup lama agar virus ini tidak memberikan dampak buruk bagi bayi yang baru lahir, yakni bayi dengan kondisi microchepaly dengan tanda berupa kepala dan otak bayi yang lebih kecil dan tidak normal seperti biasanya.
Melihat masih tingginya resiko penularan dari virus zika ini, banyak orang yang menyerukan agar Olimpiade musim panas 2016 di Rio de Janeiro, Brazil, kota dimana wabah virus zika masih berlangsung dengan ganas, dihentikan atau setidaknya ditunda demi menghindari penularan yang lebih parah mengingat olimpiade tentu akan mengundang ratusan ribu pengunjung yang berasal dari berbagai negara berbeda. Uniknya, badan kesehatan dunia (WHO) justru masih menganggap jika olimpiade tetap berlangsung di Rio dengan tanggal yang telah ditentukan.
Alasan anjuran WHO untuk tetap melangsungkan olimpade dibalik kekhawatiran banyak orang tentang virus zika adalah meskipun olimpade ditunda ataupun dibatalkan, maka hal ini tidak akan berpengaruh besar pada persebaran virus zika dengan signifikan. Alih-alih mengkhawatirkan olimpiade, WHO lebih fokus pada beberapa cara mencegah penyebaran virus zika dengan cara menekan populasi nyamuk aedes, salah satu hewan pembawa virus berbahaya ini yang bisa menularkan virus dengan cepat melalui gigitannya.
Setidaknya, 150 pakar kesehatan yang berasal dari berbagai negara di seluruh dunia telah mengajukan keberatan akan penyelenggaran olimpiade di bawah ancaman penyebaran virus zika yang dianggap sebagai hal yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab sama sekali. Namun, dengan WHO menjamin keberlangsungan olimpiade, sepertinya anjuran ini tidak akan terlau diperhatikan oleh banyak pihak.