Terbit: 21 March 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kuret atau kuretase adalah tindakan yang sering dilakukan pada wanita yang mengalami keguguran dan untuk membantu diagnostik para dokter. Prosedur ini dilakukan karena berbagai alasan. Paling umum, kuret dilakukan untuk membantu menentukan penyebab perdarahan uterus yang abnormal.

6 Alasan Tindakan Kuret, Prosedur & Efek Sampingnya

Sebenarnya Apa Itu Kuret?

Kuret dalam dunia medis disebut D&C (dilation and curettage) atau dilatasi dan kuretase adalah prosedur di mana serviks rahim diperluas (dilatasi) sehingga lapisan rahim (endometrium) bisa dihilangkan dengan alat berbentuk sendok yang disebut kuret atau kuretase. Kuret adalah prosedur yang diperlukan untuk mengangkat jaringan yang tersisa di dalam rahim setelah wanita mengalami keguguran.

Kuretase akibat keguguran dilakukan karena rahim tidak akan terbuka sendiri. Berbeda dengan rahim ibu yang melahirklan secara otomatis akan terbuka dengan sendirinya.

Kuretase juga dapat dilakukan untuk membantu menentukan tingkat kelainan endometrium pada kasus kanker atau sel pra-kanker yang terdeteksi oleh biopsi. D&C juga terkadang diperlukan untuk mengangkat jaringan setelah keguguran.

Dalam beberapa kasus, D&C dibutuhkan terutama pada wanita yang mengalami perdarahan berat setelah keguguran. Ini adalah cara tercepat untuk menghentikan pendarahan dan menghindari perkembangan hipovolemia (kehilangan banyak darah) dan anemia. Sekarang Anda sudah tahu apa itu kuret, nah, berikut ini alasan mengapa kuret dilakukan.

Alasan Kenapa Harus Kuret

Tidak hanya keguguran, ada beberapa alasan mengapa atau kapan kuret harus dilakukan pada wanita, berikut di antaranya:

1. Keguguran, aborsi, & persalinan

Tindakan kuretase dapat dilakukan sebagai pilihan untuk kasus keguguran, tindakan kuretase pada abortus atau aborsi, dan setelah persalinan. Ini dilakukan untuk membersihkan sisa jaringan plasenta (ari-ari) yang tertinggal atau sisa jaringan janin di dalam rahim setelah proses keguguran, aborsi dan persalinan.

Pada kasus keguguran atau tertinggalnya jaringan plasenta setelah persalinan, jaringan yang tertinggal dalam dinding rahim akan menimbulkan hambatan pada rahim untuk berkontraksi. Akibatnya bila rahim tak bisa berkontraksi, rahim tidak bisa menutup pembuluh darah yang terbuka sehingga perdarahan terus terjadi.

Selain itu jaringan sisa ini merupakan tempat berkembang biaknya kuman, sehingga infeksi mudah terjadi. Dengan dilakukan tindakan kuretase maka semua jaringan yang menganggu akan dikeluarkan dan rahim dapat berkontraksi sempurna sehingga perdarahan pun berhenti dan infeksipun terhindar.

2. Membantu diagnosa

Tindakan ini dapat digunakan sebagai cara untuk membantu diagnosa suatu penyakit rahim misalnya perdarahan per vaginam yang tak teratur.

3. Perdarahan

Perdarahan per vaginam yang hebat dan lama atau perdarahan hebat setelah menopause bisa menjadi alasan dilakukannya tindakan kuretase.

4. Kanker rahim, Infeksi, & kesuburan

Kuret adalah tindakan yang dilakukan sebagai kecurigaan akan kanker endometriosis atau kanker rahim, infeksi rahim, dan pemeriksaan kesuburan (infertilitas).

5. Hamil anggur

Mola hidatidosa atau hamil anggur adalah kehamilan abnormal atau kehamilan yang gagal. Hamil anggur ini berupa tumor jinak yang disebabkan kegagalan pembentukan janin. Kondisi ini diperlukan kuret dengan tindakan operasi pengangkatan jaringan yang abnormal. Ini adalah metode penanganan hamil anggur yang sering disarankan.

Hamil anggur jika dibiarkan akan menimbulkan kematian akibat perdarahan.

6. Polip rahim

Polip rahim adalah pertumbuhan yang berbentuk bulat atau lonjong di dinding dalam rahim yang meluas ke dalam rongga rahim. Polip rahim ini biasanya jinak, meskipun beberapa bersifat kanker. Tindakan kuretase dapat perdilakukan dengan operasi pengangakatan untuk menghilangkan polip rahim.

Prosedur Kuret

Prosedur kuret dapat dilakukan sebagai rawat jalan atau rawat inap di rumah sakit. Berikut prosedur yang dilakukan sebelum dan saat menjalamni kuret:

1. Puasa sebelum kuret

Persiapannya tergantung jenis anestesi/bius yang akan pasien terima, bila bius umum maka harus puasa minimal 12 jam sebelum dilakukan tindakan kuret. Sedangkan, bila bius spinal (separuh badan saja) maka pasien harus puasa selama 8 jam sebelumnya.

2. Hentikan penggunaan obat, merokok dan alkohol

Persiapan umum lainnya adalah: Hentikan konsumsi aspirin, obat pencahar dan obat flu beberapa hari sebelum tindakan kuret. Hentikan penggunaan obat herbal minimal dua minggu sebelum kuret dilakukan. Juga hindari merokok dan alkohol.

3. Tes kesehatan

Pengontrolan terhadap penyakit kronis yang ada dengan pemeriksaan darah, urin dan tes kesehatan lainnya untuk memastikan kondisi pasien fit. Tapi bila kuret dilakukan pada kasus darurat misalnya perdarahan hebat akibat keguguran, maka kuret akan segera dilakukan dengan bius umum.

4. Pemberian obat penenang sebelum kuret

Sebelum tindakan kuret biasanya pasien diberi obat penenang terlebih dahulu. Biasanya, anestesi digunakan, tetapi anestesi IV atau anestesi paracervical juga dapat digunakan.

5. Pemberian antibiotik

Anda mungkin diberikan antibiotik secara intravena atau oral untuk membantu mencegah infeksi.

6. Pemeriksaan serviks

Rahim akan diperiksa untuk menentukan apakah rahim terbuka. Jika rahim tertutup, dilator (alat bernama spekulum) akan dimasukkan untuk membuka rahim agar alat bedah bisa masuk. Spekulum berfungsi untuk menjaga rahim tetap terbuka.

7. Penggunaan vakum

Prosedur vakum aspirasi (juga disebut suction curettage) menggunakan kanula plastik (tabung fleksibel) yang terpasang pada alat isap untuk menghilangkan isi rahim. Ukuran kanula kira-kira diameter dalam milimeter karena jumlah minggu kehamilan. Misalnya, kanula 7 mm akan digunakan untuk usia kehamilan 7 minggu. Penggunaan kuret untuk mengikis lapisan rahim juga dapat digunakan, tetapi ini biasanya tidak perlu.

8. Tes jaringan yang telah diangkat

Jaringan yang diangkat selama prosedur dapat dikirim ke laboratorium patologi untuk pengujian.

9. Pemulihan

Setelah penyedia layanan kesehatan telah melihat bahwa rahim telah menjadi keras dan pendarahan telah berhenti atau minimal, spekulum akan dilepas dan pasien akan menjalani pemulihan.

Setelah Prosedur Kuret

Waktu pemulihan biasanya singkat setelah kuret. Kram, mirip dengan kram menstruasi, mungkin akan menjadi sensasi terkuat pada pasien setelah mendapatkan tindakan kuret. Meskipun sebagian besar wanita mengalami kram kurang dari satu jam, beberapa wanita lainnya mungkin mengalami kram selama sehari atau bahkan lebih.

Berikut adalah pantangan yang harus dihindari setelah kuret:

1. Tidak berhubungan seks

Pasien akan disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual setelah kuret selama beberapa minggu, bahkan harus berkonsultasi dengan dokter hingga diperbolehkan. Pantangan ini dilakukan guna menghindari infeksi akibat bakteri yang masuk ke dalam rahim .

2. Dilarang mandi beberapa hari

Demi menghindari gangguan pemulihan, pasien dilarang mandi selama beberapa hari atau hingga kondisi pulih. Pasien juga dilarang membersihkan area intim dengan cairan pembersih.

3. Hindari mengangkat benda berat

Pasien juga tidak diperbolehkan membawa beban atau benda berat, karena akan menghambat pemulihan.

4. Tidak mengemudi

Disarankan agar pasien tidak mengemudi setidaknya 24 jam setelah anestesi. Ini direkomendasikan bahkan setelah anestesi sedatif atau lokal karena efek samping dari obat-obatan ini untuk sementara waktu dapat mengganggu koordinasi dan waktu respons.

Efek Samping Kuret

Wanita yang menjalani kuret setelah mengalami keguguran, kemungkinan berrisiko dan komplikasi.

1. Kram perut

Normalnya pasien akan mengalami efek samping kram di daerah perut bagian bawah seperti akan menstruasi. Biasanya hanya berlangsung 30 menit – 1 jam, tetapi ada juga yang mengalaminya selama berhari-hari.

2. Perdarahan ringan

Perdarahan ringan atau spotting beberapa hari hingga minggu setelah kuret dilakukan. Menstruasi yang terlalu awal atau malah terlambat.

3. Komplikasi

Komplikasi serius yang mungkin terjadi adalah perdarahan hebat. Namun hal ini jarang terjadi.

4. Infeksi

Segala tindakan apapun pasti membawa risiko infeksi, untuk itu pasien mungkin diberikan antibiotik sebelum dan sesudah kuret dilakukan untuk menurunkan risiko infeksi.

5. Perforasi uterus (robeknya rahim)

Hal ini sangat jarang terjadi (1% dari seluruh kasus) dan biasanya timbul akibat alat yang menembus terlalu dalam hingga merobek rahim.

6. Sindroma asherman

Hal ini terjadi bila pengerukan atau pengikisan dinding rahim terlalu agresif dan dalam, akibatnya terbentuk jaringan ikat pada dinding rahim. Akibat sindroma asherman ini pasien kemungkinan mandul dan tidak mengalami menstruasi karena dinding rahim tidak normal.

Namun, bila prosedur dilakukan dengan benar dan hati-hati, kemungkinan pasien masih bisa hamil.

Itulah alasan kenapa harus kuret pada wanita yang mengalami keguguran atau kondisi lainnya. Sementara itu, ika Anda ingin hamil setelah menjalani kuret, terlebih dahulu konsultasikan dengan dokter tentang waktu yang tepat untuk hamil kembali.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi