Terbit: 16 August 2016 | Diperbarui: 25 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kini, kita akan cukup sering menemukan anak yang terlahir dengan kondisi autisme. Anak yang mengalami autisme biasanya akan mengalami masalah dalam berkomunikasi dengan orang lain, atau bahkan untuk mempelajari sesuatu. Kerap kali anak autis akan kesulitan untuk mendapatkan dunia sosial dan cenderung terisolasi. Yang menjadi masalah adalah, masih belum benar-benar diketahui apa penyebab dari lahirnya anak dengan gangguan autisme ini hingga belakangan ada sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Princeton yang menemukan ratusan gen yang diduga menjadi penyebab dari autism ini.

Penelitian Menemukan Ratusan Gen yang Diduga Menjadi Penyebab Autisme

Pakar kesehatan Arjun Krishnan yang merupakan periset dari Institut Genomik Integratif Lewis-Sigler di Princeton ini berkata jika Ia memakai program komputer untuk mendapatkan gen yang diyakini menjadi penyebab autism. Menurut beliau, dari 25 ribu gen yang ditemukan dalam tubuh manusia, diyakini ada 400 hingga 1000 gen yang bisa memicu munculnya autisme. Sayangnya, hingga saat ini baru 65 gen saja yang sudah teridentifikasi.

Krishnan menyebutkan jika Ia memakai program komputer yang akan mencari gen-gen yang menunjukkan keterkaitan antara otak dan masalah autisme. Caranya pun cukup menarik dimana program ini bisa mengenali beberapa gen yang sepertinya berkaitan layaknya kita mencari teman lain di media sosial. Kombinasi antara gen di dalam tubuh seorang anak juga diketahui akan menentukan tingkatan autisme yang diderita oleh seorang anak sehingga menjelaskan mengapa ada anak yang mengalami autisme dalam level yang parah dan ada yang mengalami autisme dalam level yang rendah.

Meskipun sudah ditemukan beberapa ratus gen yang diyakini menyebabkan autisme pada anak. Krishnan dan para peneliti lainnya masih belum benar-benar menemukan cara bagaimana gen-gen ini menyebabkan gangguan pada perkembangan otak anak dan menyebabkan autisme sehingga penelitian ini masih akan dilakukan lebih lanjut agar bisa mendapatkan cara agar autism bisa didiagnosa sedini mungkin sehingga bisa dicegah dengan lebih baik.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi