Terbit: 4 December 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Turbinektomi adalah tindakan medis berupa operasi bedah untuk mengangkat salah satu bagian hidung yakni turbinat. Ketahui lebih lanjut mengenai prosedur medis ini mulai dari tujuan, prosedur pelaksanaan, hingga risikonya.

Turbinektomi: Tujuan, Prosedur, Risiko, dll

Apa Itu Turbinektomi?

Turbinektomi (turbinectomy) adalah tindakan operasi pengangkatan turbinat. Turbinat sendiri merupakan tulang kecil yang ada di dalam hidung, dan jumlahnya bisa mencapai 3-4. Bagian hidung ini memiliki fungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pelembap udara yang hendak memasuki saluran pernapasan untuk menuju paru-paru. Ada kalanya turbinat ini mengalami pembengkakan sehingga menyebabkan terhalangnya aliran udara.

Prosedur turbinektomi merupakan jalan terakhir dalam mengatasi pembengkakan turbinat tersebut. Sebelum sampai pada prosedur tersebut, dokter biasanya akan terlebih dahulu memberikan resep obat-obatan (meliputi obat rhinitis alergi dan steroid). Apabila terapi obat-obatan tidak berhasil, barulah dokter akan menyarankan turbinektomi.

Tujuan Turbinektomi

Turbinectomy dilakukan adalah untuk mengangkat turbinat hidung yang mengalami pembengkakan sehingga menyebabkan gangguan pernapasan. Sebenarnya, pembengkakan pada turbinat tersebut merupakan kondisi umum dan dapat teratasi dengan mengonsumsi sejumlah obat-obatan yakni steroid dan obat rhinitis alergi.

Akan tetapi, ketika  turbinat yang membengkak tidak juga mengempis kendati penderita sudah mengonsumsi obat-obatan, maka turbinektomi menjadi pilihan guna mengatasi masalah tersebut sebelum semakin mengganggu.

Pada intinya, tujuan dari prosedur ini adalah sebagai berikut:

  • Mengatasi hidung tersumbat kronis.
  • Meminimalisir dengkuran saat tidur.
  • Mengatur aliran udara melalui hidung.
  • Mengatasi sleep apnea.
  • Memperbaiki tulang rawan hidung—atau septum—yang membengkok (dengan septoplasty).

Kapan Melakukan Turbinektomi?

Kapan melakukan turbinektomi? Operasi bedah ini sebaiknya Anda jalani ketika pengobatan pembengkakan turbinet dengan lebih lanjut dengan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).

Sebelum Turbinektomi

Sebelum menjalani turbinektomi, dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap calon pasien. Ini untuk menentukan apakah memang pasien perlu untuk menjalani tindakan medis tersebut atau tidak. Ada beberapa tahapan pemeriksaan praturbinektomi, yaitu:

  • Anamnesis
  • Pemeriksaan fisik
  • Pemindaian bagian dalam hidung

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan terlebih dahulu mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien. Selain menanyakan perihal keluhan, dokter juga ingin mengetahui riwayat medis dan hal-hal terkait lainnya, termasuk obat-obatan yang sedang pasien konsumsi.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah itu, dokter akan melalukan pemeriksaan fisik secara langsung. Dokter akan memerhatikan hidung pasien guna mencari tahu seberapa parah pembengkakan turbinat yang terjadi.

3. Pemindaian Bagian Dalam Hidung

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kondisi turbinat hidung pasien secara menyeluruh. Untuk hal ini, dokter akan menerapkan prosedur pemindaian bagian dalam hidung dengan medium X-Ray.

Melalui X-Ray, dokter bisa mendapat gambaran struktur turbinat secara utuh. Ini berguna untuk menentukan langkah selanjutnya yang harus diambil. Jika hasil pemindaian X-Ray memang menunjukkan adanya pembengkakan yang signifikan, dokter akan segera mempersiapkan tindakan medis ini.

Penatalaksanaan dengan Turbinektomi

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan berkaitan dengan prosedur turbinektomi. Apa sajakah itu?

1. Persiapan Turbinektomi

Sebelum melakukan tindakan medis ini, sejumlah persiapan yang harus Anda ketahui adalah sebagai berikut:

  • Dokter akan terlebih dahulu menjelaskan tentang turbinectomy, mulai dari manfaat, prosedur pelaksanaan, hingga risiko pascaoperasi.
  • Dokter akan menanyakan kepada Anda perihal obat-obatan yang saat ini sedan dikonsumsi. Mungkin ada beberapa jenis obat-obatan yang untuk sementara waktu harus dihentikan dulu penggunaannya. Ikuti petunjuk dari dokter.
  • Tidak makan dan minum lewat tengah malam pada malam sebelum menjalani prosedur bedah ini. Hal tersebut guna mencegah gejala muntah karena kemungkinan Anda akan diberikan bius umum (general anesthesia) yang membuat tertidur selama operasi berlangsung.
  • Sebaiknya tidak mengendarai kendaraan saat menuju rumah sakit atu fasilitas kesehatan lainnya untuk menjalani prosedur turbinectomy. Pasalnya, operasi ini mungkin akan menimbulkan rasa kantuk setelahnya.

2. Prosedur Pelaksanaan Turbinektomi

Operasi pengangkatan turbinat dilakukan melalui kedua lubang hidung. Dokter akan memberikan bius total kepada Anda, sehingga Anda akan tertidur selama operasi berlangsung. Untuk menyelesaikan prosedur ini, dokter bedah akan menggunakan berbagai alat dan metode termasuk:

  • Endoskopi, yaitu tabung tipis dan fleksibel dengan lampu dan kamera pada ujungnya.
  • Microdebrider, yaitu alat pemotong yang fungsinya untuk memotong tulang dan jaringan lainnya yang bermasalah.
  • Kateterasi, yakni metode yang melibatkan pembakaran untuk mengangkat atau menutup jaringan yang terdampak.
  • Frekuensi radio, yakni metode yang menggunakan arus listrik frekuensi tinggi untuk memanaskan dan merusak jaringan hidung yang terdampak.

Selama prosedur, turbinat dapat dikurangi (reduksi turbinat) atau diangkat seluruhnya (turbinektomi), tergantung pada kondisi pasien dan hasil yang hendak dicapai. Dokter Anda mungkin juga akan merekomendasikan prosedur lain—seperti septoplasty (operasi untuk memperbaiki septum yang menyimpang) atau operasi sinus—dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Bagaimana Setelah Turbinektomi Dilakukan?

Turbinektomi biasanya memakan waktu satu hingga dua jam dan Anda tidak harus sampai menjalani rawat inap, melainkan cukup rawat jalan. Lamanya waktu pemulihan pascaoperasi tergantung dari tingkat keparahan kondisi dan apakah Anda menjalani prosedur lain pada waktu yang sama.

Setelah operasi selesai, Anda mungkin akan mengalami:

  • Pembengkakan hidung, area sekitar mata, pipi, atau bibir atas.
  • Ketidaknyamanan atau nyeri pada area hidung.
  • Sakit kepala.
  • Mati rasa di ujung hidung, gusi, atau bibir atas.
  • Memar di sekitar hidung dan mata.

Untuk meredakan gejala-gejala tersebut, dokter mungkin akan:

  • Meresepkan obat pereda nyeri, seperti kombinasi obat hydrocodone bitartrate/acetaminophen atau oxycodone/acetaminophen.
  • Merekomendasikan semprotan hidung saline.
  • Menyarankan untuk mengolesi krim petroleum jelly di sekitar lubang hidung.

Tips Pemulihan Pascaturbinektomi

Selama pemulihan, Anda sebaiknya menghindari beberapa hal berikut ini:

  • Olahraga berat.
  • Mengunyah makanan terlalu keras.
  • Tersenyum.
  • Berbicara terlalu banyak.
  • Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti aspirin, naproxen, dan ibuprofen.

Risiko Turbinektomi

Meskipun jarang terjadi, turbinektomi bisa saja berisiko menyebabkan kondisi-kondisi berikut ini:

  • Perdarahan
  • Demam
  • Peningkatan intensitas nyeri pada area operasi
  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri dada
  • Batuk darah
  • Hilang kesadaran

Jika mengalami salah satu dari gejala-gejala tersebut, segera kunjungi dokter guna mendapat penanganan medis lebih lanjut.

Biaya Turbinektomi

Biaya operasi ini mungkin berbeda-beda pada tiap fasilitas kesehatan tergantung dari kesiapan alat dan tenaga medisnya. Pastikan untuk memilih fasilitas kesehatan yang sudah memiliki reputasi baik dalam menerapkan tindakan medis seperti ini.

 

  1. Anonim. Turbinectomy. https://www.healthdirect.gov.au/surgery/turbinectomy (accessed on 4 December 2020)
  2. Anonim. Turbinectomy. https://www.nuffieldhealth.com/treatments/turbinectomy (accessed on 4 December 2020)
  3. Frothingham, S. 2018. What to Expect with a Turbinectomy. https://www.healthline.com/health/turbinectomy#follow-up-medical-needs (accessed on 4 December 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi