Terbit: 13 October 2020 | Diperbarui: 30 March 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Tubektomi adalah tindakan pembedahan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Selama operasi, kedua tuba falopi akan ditutup atau dipotong untuk menghalangi pertemuan sperma dan sel telur. Simak penjelasan mengenai prosedur hingga efek samping yang mungkin terjadi selengkapnya di bawah ini.

Tubektomi: Fungsi, Prosedur, Persiapan, dan Risiko

Apa itu Tubektomi?

Tubektomi yaitu metode kontrasepsi permanen yang mencegah sel telur melakukan perjalanan dari ovarium melalui tuba falopi dan menghalangi sperma naik ke tuba falopi menuju sel telur. Ketika tuba tertutup, sel telur dan sperma tidak bisa saling menjangkau. Ini adalah salah satu pilihan paling efektif untuk mencegah kehamilan.

Ovarium sendiri tidak terpengaruh oleh prosedur ini sehingga organ tersebut akan terus memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon seperti biasa. Penting untuk diketahui, metode KB yang bersifat permanen ini tidak menyebabkan menopause atau memengaruhi dorongan/kenikmatan seks.

Kenapa Tubektomi Perlu Dilakukan?

Metode ini dipilih untuk mencegah kehamilan secara permanen, jadi Anda tidak lagi membutuhkan kontrasepsi apa pun. Selain itu, operasi sterilisasi ini juga dapat menurunkan risiko kanker ovarium, terutama jika tuba falopi diangkat.

Memilih bentuk kontrasepsi ini mungkin merupakan pilihan yang baik jika:

  • Anda seorang wanita dewasa
  • Anda dan pasangan menyetujui kontrasepsi permanen
  • Kehamilan meningkatkan risiko masalah kesehatan
  • Anda atau pasangan memiliki kelainan genetik

Penting untuk diketahui, jenis kontrasepsi ini mungkin bukan pilihan yang terbaik jika Anda ingin hamil di masa mendatang.

Persiapan Sebelum Menjalani Tubektomi

Sebelum melakukan metode ini, dokter akan menanyakan mengapa Anda ingin melakukannya. Selain itu, tenaga medis juga akan meninjau hal-hal berikut secara bersamaan, antara lain:

  • Efek samping dan manfaat yang didapatkan tubuh
  • Detail prosedur
  • Penyebab dan kemungkinan kegagalan sterilisasi
  • Cara mencegah infeksi menular seksual
  • Waktu terbaik untuk melakukan prosedur ini, misalnya setelah melahirkan atau dikombinasikan dengan operasi perut lainnya seperti operasi caesar

Sebelum melakukan prosedur, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan tes kehamilan, hal itu diperlukan untuk memastikan bahwa Anda tidak hamil.

Selama Prosedur Tubektomi

Sementara itu, jika metode ini dilakukan ketika Anda sedang melakukan prosedur rawat jalan, baik dengan memasukan jarum atau dengan sayatan yang dibuat melalui pusar—dalam banyak kasus—dokter akan membuat sayatan kecil kedua untuk memasukkan instrumen khusus melalui dinding perut.

Setelah itu, dokter akan menggunakan instrumen ini untuk menutup tuba falopi dengan menghancurkan bagian tuba atau memblokirnya dengan plastic rings/clips. Jika Anda menjalani prosedur ini selama operasi caesar, dokter akan memanfaatkan sayatan yang dibuat untuk melahirkan bayi.

Setelah Prosedur Tubektomi

Jika gas digunakan selama prosedur ini, gas akan dikeluarkan saat prosedur selesai. Anda mungkin diizinkan pulang beberapa jam setelah masa interval. Melakukan metode ini segera setelah melahirkan biasanya tidak memerlukan perawatan di rumah sakit yang lebih lama.

Selain rasa tidak nyaman di lokasi sayatan, Anda mungkin juga akan merasakan:

  • Sakit atau kram perut
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Perut kembung
  • Sakit bahu

Pasca prosedur, dokter akan mendiskusikan manajemen nyeri sebelum pulang dari rumah sakit. Biasanya Anda boleh mandi 48 jam setelah operasi, namun tetap hindari menggosok sayatan atau mengejan. Keringkan sayatan dengan hati-hati setelah mandi.

Selain itu, hindari angkat berat dan melakukan aktivitas seksual sampai dokter memberi tahu bahwa hal tersebut aman untuk dilakukan. Lanjutkan aktivitas normal secara bertahap saat Anda mulai merasa lebih baik.

Jika Anda memiliki kekhawatiran bahwa kondisi tidak sembuh dengan benar, konsultasi dengan dokter diperlukan, terutama jika terdapat beberapa gejala yang menyertai, antara lain:

  • Suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius atau lebih tinggi
  • Pingsan
  • Sakit perut parah yang berlanjut atau semakin parah setelah 12 jam
  • Pendarahan dari luka melalui perban
  • Keluarnya cairan dari luka dengan bau tidak sedap

Risiko Tubektomi

Metode ini adalah operasi yang melibatkan pembuatan sayatan di perut dan membutuhkan anestesi. Risiko yang terkait dengan kondisi ini, antara lain:

  • Kerusakan usus, kandung kemih, atau pembuluh darah utama
  • Reaksi terhadap anestesi
  • Penyembuhan luka atau infeksi yang tidak tepat
  • Sakit perut atau panggul yang berlanjut
  • Kegagalan prosedur, mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan

Selain itu, terdapat hal-hal yang bisa membuat Anda lebih mungkin mengalami komplikasi saat menjalani prosedur ini, antara lain:

  • Riwayat operasi panggul atau perut
  • Kegemukan
  • Diabetes
  • Penyakit paru-paru

Anda mungkin memiliki risiko lain, tergantung pada kondisi kesehatan yang dialami. Pastikan untuk mendiskusikan masalah apa pun dengan dokter sebelum melakukan prosedur ini.

Hal-Hal Lain yang Perlu Diperhatikan

Ingatlah bahwa prosedur ini tidak akan melindungi Anda dari infeksi menular seksual. Selalu gunakan kondom selama aktivitas seksual untuk mencegah penyakit menular seksual.

Beberapa wanita khawatir bahwa prosedur ini akan mengubah kondisinya seperti membuatnya kurang feminin, menyebabkan penambahan berat badan, pertumbuhan rambut di wajah, menurunkan kenikmatan seksual, atau menyebabkan menopause lebih cepat. Padahal prosedur ini tidak menyebabkan hal-hal tersebut.

Saat ini terdapat banyak pilihan kontrasepsi permanen, oleh karena itu pastikan pilihan terbaik sesuai dengan kondisi Anda.

Kesimpulan

Pada akhirnya, tubektomi adalah bentuk pengendalian kelahiran permanen yang aman dan efektif. Meski begitu, metode ini tidak berhasil untuk semua orang. Satu dari seratus wanita akan hamil di tahun pertama setelah prosedur. Semakin muda saat Anda melakukan prosedur ini, semakin besar kemungkinannya untuk gagal.

Jika Anda hamil setelah menjalani prosedur ini, maka Anda berisiko mengalami kehamilan ektopik. Kondisi ini membutuhkan perawatan medis dengan segera. Segera hubungi dokter jika Anda merasa hamil atau segera lakukan tes kehamilan jika menstruasi terlambat.

 

  1. Anonim. Tubal ligation. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/tubal-ligation/about/pac-20388360. (Diakses pada 13 Oktober 2020).
  2. Anonim. Contraception – tubal ligation. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/contraception-female-sterilisation. (Diakses pada 13 Oktober 2020).
  3. Anonim. Tubal Sterilization (Tubal Ligation). https://familydoctor.org/tubal-sterilization/. (Diakses pada 13 Oktober 2020).
  4. Anonim. Tubal Ligation. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/tubal-ligation#:~:text=Tubal%20ligation%20is%20surgical%20procedure,fallopian%20tube%20to%20the%20uterus. (Diakses pada 13 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi