Terbit: 12 October 2021 | Diperbarui: 21 January 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Tes elektrolit biasanya dilakukan untuk mendeteksi masalah dengan keseimbangan elektrolit tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan hipertensi hingga penyakit ginjal. Simak penjelasan selengkapnya mulai dari definisi, fungsi, hingga cara membaca hasilnya di bawah ini.

Tes Elektrolit: Definisi, Fungsi, Prosedur, Hasil, dll

Apa Itu Tes Elektrolit?

Tes elektrolit adalah pemeriksaan darah untuk mengukur jumlah elektrolit utama dalam tubuh. Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang dapat membantu mengontrol kadar cairan dan keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. Mineral ini juga mampu mengontrol aktivitas otot dan saraf, irama jantung, dan fungsi penting lainnya.

Ketidakseimbangan kadar abnormal dari salah satu elektrolit bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang serius, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan ketidakteraturan irama jantung yang mengancam jiwa.

Tes Elektrolit Mengukur Kadar Mineral

Tes yang juga disebut panel elektrolit ini adalah tes darah yang mengukur kadar elektrolit utama tubuh, termasuk:

  • Sodium. Ini membantu mengontrol jumlah cairan dalam tubuh. Sodium juga membantu saraf dan otot bekerja dengan baik.
  • Klorida. Mineral ini juga membantu mengontrol kadar cairan dalam tubuh. Selain itu, klorida membantu menjaga volume darah dan tekanan darah yang sehat.
  • Bikarbonat. Selain membantu menjaga keseimbangan asam dan basa tubuh, bikarbonat juga berperan penting dalam mengangkut karbon dioksida melalui aliran darah.
  • Kalium. Mineral yang membantu jantung dan otot bekerja dengan baik.

Fungsi Tes Elektrolit

Tes elektrolit adalah tindakan yang biasanya menjadi bagian dari pemeriksaan darah rutin atau panel metabolik yang menyeluruh. Ini juga digunakan untuk diagnosis apakah tubuh mengalami ketidakseimbangan cairan atau ketidakseimbangan kadar asam dan basa.

Pengukuran elektrolit biasanya dilakukan secara bersama-sama. Tetapi terkadang diuji secara sendiri-sendiri. Pengujian terpisah dapat dilakukan jika tenaga medis menduga adanya masalah dengan elektrolit tertentu.

Siapa yang Membutuhkan Tes Elektrolit?

Seseorang mungkin memerlukan tes ini jika mengalami gejala tertentu, termasuk merasa bingung, mual, dan lemah. Gejala ini biasanya menandakan bahwa elektrolit dalam tubuh tidak seimbang.

Jika mendapatkan penanganan di rumah sakit, tenaga medis dapat memesan panel elektrolit untuk membantu membuat diagnosis atau mengesampingkan kondisi lain. Pasien mungkin juga memerlukan tes ini jika tenaga medis ingin memantau perawatan untuk kondisi lain.

Misalnya, gagal jantung yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Mereka yang mengalami gagal jantung mungkin menjalani tes ini untuk mengetahui apakah pengobatan berhasil.

Seseorang mungkin juga dapat menjalani tes elektrolit jika memiliki gejala berikut ini:

  • Muntah
  • Diare
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Kelemahan
  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Kerusakan saraf
  • Masalah otot
  • Penyakit ginjal kronis
  • Pengobatan kanker

Orang dengan kondisi tertentu mungkin juga dapat menjalani tes elektrolit jika:

  • Menggunakan diuretik atau obat lain yang menyebabkan lebih sering buang air kecil.
  • Pingsan saat berolahraga.
  • Berada di rumah sakit karena penyakit yang terkait dengan panas.

Seseorang dapat kehilangan elektrolit saat berkeringat. Jadi, jika mengalami dehidrasi karena olahraga atau panas, ini bisa mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya.

 

Prosedur Tes Elektrolit

Tenaga medis akan mengambil sampel darah melalui vena di lengan, yang menggunakan jarum kecil. Setelah memasukkan jarum, sedikit darah akan ditampung ke dalam tabung reaksi atau vial. Pasien mungkin merasa sedikit tersengat saat jarum masuk atau keluar. Prosedur ini biasanya memerlukan waktu kurang dari 5 menit.

Selain darah, tes ini dapat dilakukan melalui tes urine. Pasien dapat memberikan sampel urine dalam wadah spesimen.

Risiko Prosedur Tes

Setelah melewati prosedur pengambilan darah, pasien mungkin mengalami sedikit rasa sakit atau memar di bekas tusukan jarum, tetapi biasanya gejala ini akan hilang dengan cepat. Prosedur tes ini mungkin juga dapat menyebabkan pendarahan, infeksi, dan perasaan pusing.

Tes Lainnya yang Mungkin Dilakukan

Pasien mungkin juga akan menjalani tes urine untuk klorida, tes darah untuk glukosa, atau urinalisis dasar. Jika pasien pernah mengalami serangan jantung, mungkin akan menjalani pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) bersama dengan tes elektrolit. Pasien mungkin menjalani tes darah lain untuk mengetahui seberapa baik ginjal bekerja.

Membaca Hasil Tes Elektrolit

Hasil tes dapat berbeda pada setiap orang, tergantung usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan, metode tes, dan faktor lainnya. Hasil tes mungkin saja tidak menandakan adanya masalah kesehatan. Sebaiknya tanyakan kepada dokter tentang arti hasil tes untuk Anda.

Setiap bagian dari tes memeriksa elektrolit yang berbeda. Kadar elektrolit yang tidak normal dapat terjadi karena beberapa kondisi yang berbeda, termasuk:

  • Dehidrasi
  • Penyakit jantung
  • Penyakit ginjal
  • Diabetes
  • Asidosis (terlalu banyak asam dalam darah) dapat menyebabkan mual, muntah, dan kelelahan.
  • Alkalosis (terlalu banyak basa dalam darah) dapat menyebabkan iritabilitas, otot berkedut, dan kesemutan di jari tangan dan kaki.

Hasil spesifik akan tergantung pada elektrolit yang terpengaruh dan apakah kadarnya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika kadar elektrolit tidak dalam kisaran normal, itu tidak berarti memiliki masalah medis.

Ada banyak faktor yang memengaruhi kadar elektrolit, termasuk terlalu banyak cairan atau kehilangan cairan karena muntah atau diare. Juga obat-obatan tertentu seperti antasida dan obat tekanan darah bisa menyebabkan hasil yang tidak normal.

 

Batas Kadar Elektrolit Normal

Hasil tes larutan elektrolit diberikan dalam satuan miliekuivalen per liter (mEq/L). Berikut kisaran normal untuk setiap jenis elektrolit dalam darah:

1. Kalium (K)

  • Bayi baru lahir: 3,9 hingga 5,9 mEq/L
  • Bayi: 4,1 hingga 5,3 mEq/L
  • Anak-anak: 3,4 hingga 4,7 mEq/L
  • Dewasa: 3,5 hingga 5 mEq/L

Jika kadar kalium terlalu tinggi atau terlalu rendah, pasien mungkin dalam bahaya syok atau irama jantung yang berbahaya.

2. Klorida (Cl)

  • Bayi prematur: 95 hingga 110 mEq/L
  • Bayi baru lahir: 96 hingga 106 mEq/L
  • Anak-anak: 90 hingga 110 mEq/L
  • Dewasa: 98 hingga 106 mEq/L

3. Natrium (Na)

  • Bayi baru lahir: 133 hingga 146 mEq/L
  • Bayi prematur pada 48 jam: 128 hingga 148 mEq/L
  • Anak-anak: 138 hingga 146 mEq/L
  • Dewasa di atas usia 90: 132 hingga 146 mEq/L
  • Dewasa: 136 hingga 145 mEq/L

Bikarbonat (CO2)

  • Bayi baru lahir: 13 hingga 22 mEq/L
  • Bayi: 20 hingga 28 mEq/L
  • Anak-anak: 20 hingga 28 mEq/L
  • Dewasa: 23 hingga 28 mEq/L

Itulah penjelasan lengkap tentang tes larutan elektrolit untuk mengukur kadar elektrolit dalam tubuh. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Electrolytes. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=167&contentid=electrolytes (Diakses pada 12 Oktober 2021)
  2. Anonim. 2021. Electrolyte Panel. https://medlineplus.gov/lab-tests/electrolyte-panel/ (Diakses pada 12 Oktober 2021)
  3. Anonim. 2018. Electrolyte test. https://www.nhs.uk/conditions/electrolyte-test/ (Diakses pada 12 Oktober 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi