Terbit: 12 May 2020 | Diperbarui: 27 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Swab test untuk mendeteksi virus Corona (COVID-19) gencar dilakukan seiring bertambahnya jumlah orang yang positif virus Corona di Indonesia. Upaya ini sebagai langkah pencegahan dan memutus rantai penyebaran virus. Apakah tes ini efektif? Baca terus untuk mendapatkan informasi lengkapnya di bawah ini.

Swab Test COVID-19: Definisi, Cara, Prosedur, Hasil, dll

Apa Itu Swab Test COVID-19?

Swab test adalah pengambilan sampel melalui lubang hidung atau tenggorokan untuk mendeteksi virus Corona (COVID-19). Sampel kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.

Pemeriksaan laboratorium ini untuk memastikan apakah seseorang mengidap COVID-19 dengan mendeteksi asam ribonukleat (RNA) dari virus SARS-CoV-2. Urutan analisis genetik RNA dari sampel diisolasi dan disalin balik membentuk pasangan DNA, kumudian hasil salinan ini diperbanyak.

Tes yang juga dikenal dengan nama Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi rantai polimerase ini kemungkinan rumit, tetapi hasil tes pemeriksaan COVID-19 dapat diandalkan. Meski hasilnya cukup lambat, PCR merupakan tes yang efektif dan lebih mudah dilakukan di semua laboratorium.

Seberapa Penting Swab Test COVID-19?

Rapid test adalah salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi COVID-19 dengan mudah, cukup terjangkau, dan hasilnya tergolong cepat, yakni membutuhkan waktu kurang dari 30 menit karena tanpa memerlukan proses kimia yang rumit oleh tenaga ahli atau analis lab.

Namun, hasil rapid test tidak dapat menentukan secara pasti dan bukan merupakan baku emas (gold-standard) pemeriksaan karena metode rapid test yang digunakan di Indonesia mendeteksi antibodi yang dihasilkan pasien terhadap virus corona, bukan mendeteksi virusnya langsung. 

Rapid test bersifat screening atau penapisan awal terhadap orang yang berisiko, apabila dari pemeriksaan rapid test didapati hasil positif tetap perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan swab

Bila didapati hasil rapid test negatif maka perlu diulangi dalam waktu 10-14 hari, atau bisa juga negatif karena pasien memiliki gangguan kekebalan tubuh (misal karena penyakit keganasan darah atau HIV). Oleh karenanya, swab test adalah prosedur yang penting dilakukan setelah menjalani rapid test untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Orang yang Harus Mendapatkan Swab Test COVID-19

Tidak semua orang bisa melakukan tes ini, karena pemeriksaan ini hanya dilakukan untuk mereka yang terindikasi virus Corona (COVID-19). Orang-orang yang dapat menjalani tes harus memiliki kriteria berikut:

1. Pasien Dalam Pemantauan (PDP)

Pasien dalam pemantauan seseorang yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam
(di atas 38°C) atau riwayat demam yang disertai salah satu gejala atau tanda penyakit pernapasan seperti batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, dan pneumonia ringan hingga berat.

Kriteria PDP memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi lokal dan memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia.

2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Orang dalam pemantauan adalah seseorang yang mengalami demam (di atas 38°C) atau riwayat demam yang disertai gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek, sakit tenggorokan, dan batuk.

Kriteria ODP juga harus memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan
transmisi lokal. Juga memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di
Indonesia.

3. Orang Tanpa Gejala (OTG)

Orang tanpa gejala atau OTG adalah seseorang yang tidak memiliki gejala atau berisiko tertular virus dari orang yang positif COVID-19. Orang yang memiliki kontak erat atau melakukan kontak fisik dengan PDP dan kasus konfirmasi atau prorabel (dalam jarak satu meter) selama dua hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

4. Orang yang Memiliki Hasil Rapid Test Negatif

Swab test adalah pemeriksaan bagi orang-orang yang sudah menjalani rapid test dengan hasil negatif tetapi dicurigai secara klinis memiliki gejala COVID-19, atau ada penyakit penyerta yang lain yang menyebabkan kekebalan tubuh pasien menurun sehingga tidak terbentuk antibodi. 

Sebaiknya Berapa Kali Swab Test Corona?

Baik PDP maupun ODP dapat melakukan pemeriksaan sebanyak dua kali berturut-turut dalam dua hari. Sedangkan OTG atau orang yang pernah kontak erat atau melakukan kontak fisik dengan PDP atau orang yang positif COVID-19, maka pengambilan sampel dilakukan pada hari ke-1 dan ke-14.

 

Prosedur Swab Test Corona

Sebelum mengambil spesimen melalui tes ini, petugas medis harus memerhatikan universal precaution atau kewaspadaan universal sebagai pencegahan penularan penyakit dari pasien ke petugas medis maupun lingkungan sekitar.

Sebelum melakukan swab test COVID-19, petugas medis harus menjalani beberapa prosedur berikut:

  • Mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan desinfektan sebelum dan
    sesudah tindakan.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD). Namun, jika mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang digunakan adalah APD lengkap dengan menggunakan masker minimal N95.

1. Swab Test hidung (Nasofaring)

Berikut tata cara pengambilan sampel dari belakang hidung (nasofaring):

  • Siapkan cryotube (tabung kecil) yang berisi 1,5 ml media transport virus dan berikan label yang berisi nama pasien dan kode nomor Spesimen.
  • Gunakan swab test yang terbuat dari dacron atau rayon steril dengan tangkai plastik
    atau jenis flocked swab (tangkai lebih lentur).
  • Pastikan tidak ada obstruksi atau hambatan pada lubang hidung pasien dengan memintanya meniup melalui hidung.
  • Posisikan kepala pasien agak sedikit mendongak.
  • Masukkan swab secara perlahan-lahan ke satu lubang hidung (nasofaring), pastikan posisi swab pada
    septum bawah hidung. Swab bisa dilakukan di lubang hidung sebelahnya untuk memastikan sampel cukup.
  • Swab kemudian diputar secara perlahan beberapa kali selama 15 detik.
  • Masukkan sampel sesegera mungkin ke dalam cryotube.
  • Pastikan label kode sampel sesuai dengan kode yang ada di formulir atau kuesioner.

2. Swab Test Tenggorokan

Tes melalui tenggorokan kurang lebih hampir sama dengan pengambilan melalui nasofaring. Berikut cara pengambilan sampel melalui tenggorokan:

  • Siapkan cryotube yang berisi 1,5 ml dan alat swab seperti cotton bud dengan ukuran yang lebih besar.
  • Posisikan kepala pasien sedikit mendongak dan membuka mulut lebar-lebar.
  • Masukkan swab ke mulut sampai menyentuh pangkal tenggorokan.
  • Swab diusap atau diputar pada pangkal tenggorokan selama beberapa detik untuk mendapatkan sampel atau air liur.

Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Hasil Swab Test Corona

Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium, baik swab melalui hidung maupun tenggorokan hasilnya akan keluar dalam waktu dua hari.

1. Pasien Negatif COVID-19

Jika hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan pasien negatif COVID-19, maka ia akan kembali melakukan tes. Alasanya adalah karena hasil tes pemeriksaan negatif pada sampel tunggal, terutama jika sampel berasal
dari saluran pernapasan atas yang belum tentu mengindikasikan tidak adanya infeksi.

2. Pasien Positif COVID-19

Bila hasil di laboratorium menunjukkan pasien positif COVID-19, maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof. Dr. Oemijati – Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan Litbabangkes dan Dirjen P2P cq. PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan.

Pasien yang dinyatakan positif COVID-19, maka akan kembali dilakukan pengambilan sampel setiap hari. Jika hasil pemeriksaan swab test adalah negatif, pasien akan dikeluarkan dari ruang isolasi. Kemudian pasien dirawat sesuai dengan penyebab penyakit.

_

Itulah penjelasan lengkap tentang swab test Corona hingga bagaimana prosedurnya. Jika Anda mengalami gejala COVID-19, merasa sehat tapi pernah melakukan perjalanan 14 hari yang lalu ke negara yang terjangkit wabah COVID-19 atau pernah kontak dengan penderita COVID-19, segera mendapatkan pemeriksaan secara medis untuk memperoleh diagnosis yang tepat.

 

  1. Anonim. 2020. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (Pds Patklin). https://www.pdspatklin.or.id/assets/files/pdspatklin_2020_03_25_17_58_47.pdf. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Rapid test atau swab test: Apa bedanya? Mana yang lebih baik?. https://kawalcovid19.id/content/1183/rapid-test-atau-swab-test-apa-bedanya-mana-yang-lebih-baik. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  3. Anonim. 2020. Penanganan Covid-19 – Protokol Kesehatan. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/1%20Protokol-Kesehatan-COVID-19.pdf. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  4. Anonim. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  5. Anonim. 2020. Coronavirus (COVID-19) testing: What you should know. https://health.ucdavis.edu/coronavirus/coronavirus-testing.html. (Diakses pada 12 Mei 2020)
    Anonim. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/lab/guidelines-clinical-specimens.html. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  6. Anonim. 2020. 2019-Novel Coronavirus (Covid-19) Specimen Collection Kit Instructions. https://health.ri.gov/publications/instructions/COVID-19-Specimen-Collection-Kit.pdf. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  7. Billingsley, Alyssa. 2020. The Latest in Coronavirus (COVID-19) Testing Methods and Availability. https://www.goodrx.com/blog/coronavirus-covid-19-testing-updates-methods-cost-availability/. (Diakses pada 12 Mei 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi