Terbit: 30 November 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Operasi ganglion adalah tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kista pada ganglion. Ketahui lebih lanjut mengenai operasi ini mulai dari tujuan, persiapan, hingga prosedur pelaksanaan dan efek sampingnya.

Operasi Ganglion: Tujuan, Prosedur, Risiko, dll

Apa Itu Operasi Ganglion?

Operasi ganglion—sesuai dengan namanya—adalah tindakan medis untuk mengangkat kista ganglion (ganglion cyst). Kista ganglion sendiri adalah benjolan nonkanker berisi cairan yang biasanya muncul di pergelangan tangan atau kaki.

Kista ini bisa menekan saraf yang ada pada pergelangan tangan maupun kaki. Manakala hal tersebut terjadi, muncul rasa sakit pada area yang terdampak menyakitkan. Bahkan pada beberapa kasus—berdasarkan lokasinya—kista ganglion dapat membatasi pergerakan tubuh.

Beberapa kista mungkin tidak memerlukan perawatan khusus, tetapi ada juga yang memerlukan tindakan operasi pengangkaan. Selama pengangkatan kista ganglion, dokter akan mengangkat kapsul atau tangkai kista untuk mengangkat kista sepenuhnya. Akan tetapi, operasi ini tidak menjamin kista tidak akan muncul kembali di kemudian hari.

Tujuan Operasi Ganglion

Tujuan dari operasi ganglion adalah untuk mengangkat kista ganglion yang tumbuh pada pergelangan tangan maupun kaki hingga menekan saraf yang ada dan menimbulkan rasa nyeri tak tertahankan. Sementara jika kista tersebut tidak menimbulkan rasa sakit, operasi mungkin tidak diperlukan selama penderita tetap dapat menjalankan aktivitas dengan lancar.

Penyebab kista ganglion sendiri tidak diketahui. Sebuah teori mengatakan bahwa trauma menyebabkan jaringan sendi rusak, sehingga membentuk kista kecil yang kemudian bergabung menjadi massa yang lebih besar dan lebih jelas. Teori yang paling mungkin melibatkan cacat pada kapsul sendi atau selubung tendon yang memungkinkan jaringan sendi menonjol keluar.

Kista ganglion lebih sering terjadi pada wanita dan 70 persen dialami oleh mereka yang berusia antara 20-40 tahun. Sangat jarang gangguan medis ini terjadi pada anak-anak usia di bawah 10 tahun.

Siapa yang Dapat Melakukan Operasi Ganglion?

Operasi ganglion ditujukan bagi mereka yang memiliki kista ganglion. Akan tetapi, tindakan medis ini mungkin baru benar-benar dokter sarankan jika memang sudah sampai menimbulkan rasa nyeri yang tidak tertahankan akibat terjepitnya saraf pada area yang terdampak.

Ini juga berlaku bagi penderita kista yang akibat penyakitnya tersebut, anggota tubuhnya jadi mengalami keterbatasan gerak. Anda yang mengalami kondisi tersebut bisa mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan operasi ini.

Sebelum Operasi Ganglion

Operasi ini sebenarnya merupakan “jalan terakhir” yang dapat ditempuh untuk mengobati kista. Sebelum memutuskan untuk mengangkat kista, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk menjalani terapi nonbedah, khususnya untuk mengatasi nyeri yang muncul.

Ada 2 (dua) metode pengobatan kista yang bukan merupakan tindakan operasi bedah, yaitu:

  • Aspirasi
  • Imobilisasi

1. Aspirasi

Salah satu alternatif tindakan adalah mengeringkan kista. Ini terjadi melalui proses yang dalam dunia media diberi nama aspirasi. Dalam prosedur ini, dokter akan menusuk kista dengan jarum khusus untuk mengeluarkan cairan. Dengan demikian, kista akan menyusut.

Melalui metode aspirasi ini, rasa nyeri yang timbul akan hilang karena kista yang menekan saraf di pergelangan tangan maupun kaki hingga memunculkan rasa sakit tersebut telah menyusut. Namun, metode ini hanya bisa menyusutkan ukuran kista. Sementara kistanya sendiri masih tetap ada (hanya mengecil ukurannya. Alhasil, ada kemungkinan kista kembali membesar di kemudian waktu.

2. Imobilisasi

Selain aspirasi, dokter bisa saja memilih metode imobilisasi. Penerapan metode ini adalah dengan memasangkan alat penjepit pergelangan tangan berupa gelang atau belat (wrist band).

Tujuan dari pemasangan alat-alat tersebut adalah untuk menjaga agar pergelangan—khususnya pergelangan tangan—tidak banyak bergerak. Hal ini penting karena pergelangan tangan yang terlalu banyak bergerak dapat menyebabkan kista semakin membesar yang mana hal tersebut justru akan semakin memperparah rasa nyeri.

Dengan memasangkan alat tersebut, pergerakan pergelangan tangan menjadi terbatas. Kabar baiknya, hal ini akan membuat kista menyusut dan rasa sakit yang muncul akibat saraf yang tertekan mereda. Akan tetapi, sama seperti metode aspirasi, hal ini tidak bisa menghilangkan kista secara utuh sehingga kista sangat mungkin kembali membesar seiring berjalannya waktu.

Pelaksanaan Operasi Ganglion

Apabila memang operasi pengangkatan kista adalah jalan terbaik yang harus diambil, maka ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait dengan pelaksanaannya. Berikut penjelasannya.

1. Persiapan Operasi Ganglion

Sebelum melakukan tindakan operasi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, yaitu:

  • Dokter yang menangani dan menyarankan Anda untuk menjalani operasi ganglion memberikan informasi lengkap mengenai operasi ini, mulai dari manfaat, tata laksana, hingga risiko efek samping.
  • Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan fisik (menekan benjolan secara langsung), hingga pemeriksaan penunjang menggunakan medium pencitraan (X-Ray, MRI, dsb.) untuk memastikan apakah benjolan terkait dengan kista atau kondisi lain seperi radang sendi.
  • Pasien akan menjalani prosedur aspirasi dan imobilisasi terlebih dahulu untuk mengeluarkan cairan pada kista guna mempermudah proses pengangkatan.

2. Prosedur Pelaksanaan Operasi Ganglion

Operasi pengangkatan kista ganglion dilakukan dengan anestesi lokal atau umum sebagai prosedur standar. Dokter akan mengangkat ganglion secara perlahan. Ini termasuk bagian memanjang yang menempel pada jaringan bawah kulit seperti tendon, saraf, dan pembuluh darah.

Operasi ganglion dapat dilakukan dengan operasi terbuka—ahli bedah Anda membuat sayatan berukuran sedang di atas ganglion—atau dengan artroskopi (operasi lubang kunci yang memerlukan sayatan kecil untuk melewati kamera kecil yang disebut artroskop dan instrumen untuk mengangkat kista).

Dokter tentunya akan mendiskusikan opsi bedah terbaik dengan Anda berdasarkan lokasi ganglion.

Bagaimana setelah Operasi Ganglion?

Operasi ini tidak sampai mengharuskan pasien untuk menjalani rawat inap. Setelah operasi selesai, pasien dapat menjalani rawat mandiri namun tetap dalam pengawasan dokter selama beberapa waktu ke depan. Untuk itu, pasien tetap harus menjalani kontrol medis sesuai dengan jadwal dari dokter.

Selain itu, biasanya dokter juga akan meminta pasien untuk:

  • Menggunakan pembungkus tangan (wrist) selama masa pemulihan.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengendalikan rasa sakit pascaoperasi.
  • Membatasi aktivitas yang banyak menggunakan pergelangan tangan dan kaki.
  • Istirahat yang cukup.

Risiko Operasi Ganglion

Sebagaimana operasi pada umumnya, pengangkatan kista ganglion memiliki risiko, salah satunya infeksi. Selain itu, Anda mungkin mengalami reaksi alergi terhadap anestesi atau pada jahitan untuk menutup area bedah.

Risiko lain yang mungkin termasuk:

  • Sensitivitas di sekitar jaringan parut.
  • Cedera pada tendon, saraf, atau ligamen.
  • Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan pergelangan tangan secara normal.

Biaya Operasi Ganglion

Biaya operasi pengangkatan kista ini mungkin berbeda-beda pada tiap fasilitas kesehatan—tergantung dari kesiapan alat dan tenaga medis—pun jenis operasi yang pasien pilih. Pastikan untuk memilih fasilitas kesehatan yang sudah memiliki reputasi baik dalam menerapkan tindakan medis seperti ini.

 

  1. Anonim. Ganglion Cyst. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ganglion-cyst/diagnosis-treatment/drc-20351160 (accessed on 30 November 2020)
  2. Anonim.Ganglion Cyst. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/ganglion-cyst#1 (accessed on 30 November 2020)
  3. Anonim. Ganglion Cyst Removal. https://www.ramsayhealth.co.uk/treatments/ganglion-cysts (accessed on 30 November 2020)
  4. Stubblefield, H. 2018. Ganglion Cyst Removal. https://www.healthline.com/health/ganglion-cyst-removal#benefits (accessed on 30 November 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi