DokterSehat.Com – Wanita memiliki peluang terkena migrain tiga kali lebih besar ketimbang pria. Selain itu satu di antara empat wanita sering mengalami migrain kalau terlalu banyak pikiran atau mendekati kondisi menopause pada tubuh. Migrain yang dirasakan biasanya memiliki skala rendah hingga tinggi yang mengganggu aktivitas harian.
Masalah migrain cukup mengganggu kehidupan wanita di seluruh dunia. Kondisi ini akan semakin parah pada wanita yang susah mengalami menopause. Rasa sakit di sebelah kepala bisa membuat mereka jadi tidak produktif dan lebih banyak menghabiskan hari di atas tempat tidur.
Cara Mengatasi Migrain yang Berlebihan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh wanita untuk mengatasi migrain yang datang dengan segala rasa sakitnya. Pertama adalah menjalani gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan yang sehat dan juga melakukan olahraga secara teratur membantu wanita untuk menurunkan rasa sakit dan peluang munculnya migrain kembali.
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan terapi hormon. Saat menopause, kondisi hormon di dalam tubuh wanita akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kondisi ini menyebabkan adanya gangguan pada peredaran darah dan faktor lain yang menyebabkan gangguan di kepala. Terapi hormon sudah terbukti mengatasi kondisi ini dengan baik.
Risiko Melakukan Terapi Hormon
Yang paling ditakuti oleh wanita dan dokter dari terapi hormon adalah efek samping ke kesehatan dari jantung. Ternyata beberapa wanita yang mengalami terapi hormon tidak mengalami gangguan pada jantung. Bahkan, kondisi mereka jadi lebih sehat saat migrain lama-lama mereda.
Meski tidak memberikan efek buruk pada jantung wanita, penggunaan hormon untuk terapi tetap harus diperhatikan. Beberapa peneliti menganjurkan terapi dengan dosis rendah agar efeknya bisa berjalan dengan baik dan risikonya diatasi dengan mudah.
Nah, seberapa sering Anda alami migrain?