Terbit: 14 April 2021 | Diperbarui: 16 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Fatty liver adalah kondisi yang terjadi akibat penumpukan lemak berlebih pada hati. Jika terjadi terus menerus dan tanpa mendapatkan pengobatan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selengkapnya ketahui bahaya dan pencegahannya! 

Fatty Liver: Gejala, Jenis, Komplikasi, hingga Pencegahan

Apa itu Fatty Liver?

Perlemakan hati atau fatty liver adalah kondisi di mana terjadi timbunan lemak berlebihan dalam sel hati. Apakah perlemakan hati berbahaya? Sebenarnya perlemakan hati tidak terlalu berbahaya, tetapi apabila terjadi terus-menerus dan berulang berpotensi menimbulkan kerusakan dan sirosis.

Adanya lemak dalam hati itu normal, tetapi jika jumlahnya lebih dari 5-10% dari berat hati maka dapat menyebabkan penyakit yang bisa menimbulkan beberapa komplikasi serius yang perlu Anda waspadai.

Baca Juga: 12 Makanan untuk Kesehatan Hati yang Enak dan Bergizi

Gejala Fatty Liver

Sebagian besar penderita perlemakan hati sering kali tidak menunjukkan tanda-tanda khas. Hal ini membuatnya tidak terdiagnosis sampai terlambat. Oleh karena itu, tanda dan gejala peringatan dini perlu Anda waspadai, sama seperti dalam menjaga kesehatan hati.

Dalam kebanyakan kasus, salah satu indikator paling umum dari perlemakan hati atau menderita beberapa bentuk sirosis adalah mengalami nyeri yang aneh pada sisi kanan atas perut, kelelahan, kelelahan kronis, nyeri dan ketidaknyamanan bisa menjadi kondisi yang umum terjadi.

Selain itu, berikut adalah tanda dan gejala yang perlu Anda waspadai:

  • Kehilangan nafsu makan secara tiba-tiba.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelemahan dan kelelahan.
  • Mimisan
  • Bercak kekuningan pada mata dan kulit, kumpulan gumpalan darah pada bawah kulit.
  • Nyeri perut dan pembengkakan.
  • Perubahan warna mata.
  • Kulit gatal.
  • sakit perut.
  • Pembengkakan di kaki.
  • Gangguan proses berpikir/kebingungan dan delirium (gangguan mental yang serius).

Jenis Fatty Liver

Terdapat dua jenis perlemakan hati berdasarkan penyebabnya, meliputi:

  • Perlemakan Hati Alkoholik

Hati berlemak alkoholik adalah penumpukan lemak di hati sebagai akibat dari banyak minum minuman beralkohol. Minum dalam jumlah sedang adalah satu gelas sehari untuk wanita dan hingga dua gelas sehari hari untuk pria.

  • Perlemakan Hati Non Alkoholik

Penyakit hati berlemak nonalkohol adalah kondisi yang terjadi saat terlalu banyak lemak pada hati, tetapi bukan akibat minum alkohol. Penyebab pastinya belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko, seperti obesitas dan diabetes.

Baca Juga: Nyeri di Ulu Hati Gejala Penyakit Apa? Ini Jawabannya!

Komplikasi Fatty Liver

Komplikasi utama perlemakan hati non-alkoholik dan nonalcoholic steatohepatitis (NASH) adalah sirosis, yaitu terbentuknya jaringan parut stadium akhir pada hati. Sirosis merupakan kondisi yang terjadi sebagai respons terhadap kerusakan hati, seperti peradangan pada NASH.

Ketika berusaha menghentikan peradangan, hati menghasilkan area jaringan parut (fibrosis). Dengan peradangan yang berlanjut, fibrosis menyebar lebih luas pada jaringan hati.

Jika proses tersebut tidak berlanjut dan tidak mendapatkan pengobatan, sirosis dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan, meliputi:

  • Penumpukan cairan di perut (asites).
  • Pembengkakan pembuluh darah pada kerongkongan (varises esofagus), yang bisa pecah dan berdarah.
  • Kebingungan, mengantuk dan bicara cadel (ensefalopati hepatik).
  • Kanker hati.
  • Gagal hati stadium akhir, yang menandakan hati berhenti berfungsi.
  • Anoreksia.
  • Impotensi.
  • Ginekomastia (pembentukan jaringan payudara pada pria).

Cara Mencegah Fatty Liver

Perlemakan hati adalah penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan perubahan gaya hidup sehat, termasuk diet seimbanghingga latihan fisik secara teratur. Meskipun begitu, langkah ini tidak menjamin keberhasilan pencegahan penyakit karena beberapa orang mungkin masih mengembangkan penyakit hati.

Perlemakan Hati Non Alkoholik

Berikut ini beberapa cara mencegah perlemakan hati non-alkoholik:

  • Memilih pola makan yang sehat. Pilihlah pola makan nabati yang sehat dan kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat. Penting juga untuk menentukan porsi makanan yang lebih sedikit.
  • Mempertahankan berat badan. Jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, sebaiknya kurangi jumlah kalori dalam makanan setiap hari dan lebih banyak olahraga. Jika memiliki berat badan yang sehat, pertahankan dengan memilih pola makan yang sehat dan berolahraga.
  • Rutin olahraga. Berolahraga hampir setiap hari dalam seminggu dapat membantu menghindari perlemakan hati. Namun, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika belum berolahraga secara teratur.
  • Makan makanan tertentu. Beberapa makanan dapat membantu mencegah perkembangan perlemakan hati non-alkoholik, seperti bawang putih, daun bawang, kopi, asparagus, dan probiotik. Anda juga harus memilih biji-bijian dan makan berbagai macam buah dan sayuran.

Perlemakan Hati Alkoholik

Sedangkan cara mencegah perlemakan hati alkoholik yang perlu Anda lakukan, meliputi:

  • Kurangi minuman beralkohol. Jika sering minum banyak alkohol, batasi mulai sekarang. Anda bisa meminum satu gelas sehari untuk wanita dan pria berusia 65 tahun ke atas, dan dua gelas sehari untuk pria berusia 65 tahun ke bawah.
  • Lindungi diri tubuh dari hepatitis C: Infeksi virus hati ini dapat membuat tubuh lebih mungkin terkena sirosis jika minum alkohol. Untuk itu, hindari tubuh terkena penyakit ini dengan menjaga kebersihan hingga meningkatkan kekebalan tubuh
  • Konsultasi ke dokter. Tanyakan ke dokter apakah boleh minum alkohol dengan obat oral resep. Baca juga peringatan pada label atau kemasan obat-obatan yang dijual bebas. Jangan minum alkohol saat mengonsumsi obat-obatan seperti asetaminofen (obat pereda nyeri dan demam), yang dapat merusak hati jika dikombinasikan dengan alkohol.

Mendapatkan vaksinasi untuk hepatitis A dan B, flu, dan penyakit pneumokokus, juga bisa membantu pencegahan. Jika terkena hepatitis A atau B bersama dengan perlemakan hati, kondisi ini lebih berisiko menyebabkan gagal hati. Penderita penyakit hati kronis lebih mungkin terkena infeksi, untuk itu dua vaksinasi lainnya juga penting.

 

  1. Anonim. 2017. Fatty Liver Disease. https://medlineplus.gov/fattyliverdisease.html. (Diakses pada 14 April 2021)
  2. Anonim. 2020. Nonalcoholic fatty liver disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nonalcoholic-fatty-liver-disease/symptoms-causes/syc-20354567. (Diakses pada 14 April 2021)
  3. Anonim. 2020. Fatty Liver Disease. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15831-fatty-liver-disease. (Diakses pada 14 April 2021)
  4. Anonim. 2019. Fatty Liver Disease (Hepatic Steatosis). https://www.webmd.com/hepatitis/fatty-liver-disease. (Diakses pada 14 April 2021)
  5. Anonim. 2021. Fatty liver symptoms: Signs, causes, everything you need to know. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/fatty-liver-symptoms-signs-causes-everything-you-need-to-know/articleshow/81735502.cms. (Diakses pada 14 April 2021)
  6. Anonim. 2020. Everything You Need to Know About Fatty Liver. https://www.healthline.com/health/fatty-liver. (Diakses pada 14 April 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi