Dahak berdarah atau dalam istilah medis dikenal dengan hemoptisis adalah keluarnya dahak yang disertai darah dari paru-paru dan tenggorokan ketika batuk. Batuk berdarah dapat menandakan kondisi medis tertentu seperti bronkitis akut atau bahkan bisa diakibatkan oleh kanker paru-paru. Selain itu, ada banyak penyebab batuk berdarah lainnya yang patut diwaspadai! Apa saja? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Penyebab Batuk Dahak Berdarah yang Patut Diwaspadai!
Dahak yang disertai darah adalah kondisi yang relatif sering terjadi dan biasanya tidak menimbulkan kekhawatiran. Namun, terkadang dahak yang disertai darah adalah gejala dari kondisi medis yang serius. Jika Anda batuk berdarah, segera dapatkan pertolongan medis.
Berikut sejumlah penyakit yang menjadi penyebab batuk dahak berdarah:
1. Bronkitis
Penyebab dahak berdarah yang pertama adalah bronkitis, merupakan infeksi saluran pernapasan utama paru-paru (bronkus), yang menyebabkan menjadi teriritasi dan meradang. Penderita bronkitis biasanya mengalami batuk berdahak yang dapat berubah warna seperti bening hingga kemerahan, seiring perkembangan bronkitis yang bersifat akut atau kronis.
Biasanya penyakit yang sangat sering terjadi ini berkembang dari pilek atau infeksi pernapasan lainnya. Bronkitis kronis, suatu kondisi yang lebih serius, adalah iritasi yang konstan atau peradangan pada selaput saluran bronkial selama lebih dari 14 hari, sering kali disebabkan karena merokok.
Bronkitis akut adalah adalah batuk yang berlangsung selama lima hari atau lebih. Terkadang penderita bronkitis akut berulang dapat mengembangkan bronkitis kronis dan/atau infeksi pernapasan. Gejala utama dari bronkitis akut adalah batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, dan batuk berdahak berwarna bening, kuning, kehijauan atau terkadang berwarna merah darah.
Penyebab bronkitis akut biasanya dikarenakan infeksi virus atau bakteri, namun penyebab lain mungkin termasuk iritan seperti asap rokok, polusi udara, atau bahan kimia.
2. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah pelebaran saluran pernapasan atau bronkus yang abnormal atau cabang-cabangnya yang biasanya menyebabkan peningkatan risiko infeksi.
Bronkiektasis adalah kondisi tabung bronkial di paru menjadi rusak akibat peradangan atau penyebab lain dan otot polos dari saluran bronkial mengalami kerusakan. Kebanyakan dokter menganggap bronkiektasis sebagai bentuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), termasuk bronkitis kronis dan emfisema.
Gejala bronkiektasis termasuk batuk berulang dan batuk berdahak berwarna bening tetapi pada akhirnya batuk dahak berdarah jika terjadi cedera pada dinding bronkial. Selain itu, dahak dapat berubah warna menjadi hijau atau kuning ketika terjadi infeksi.
Ketika infeksi berkembang, batuk kronis yang disertai dahak meningkat dan penderita biasanya menjadi lebih lelah dan kehabisan napas ketika fungsi paru-paru menurun.
Sebagian penderitanya mungkin mengalami gejala mengi, penurunan berat badan karena upaya peningkatan yang diperlukan untuk bernapas. Terkadang gejala penyakit primer seperti pneumonia dapat menutupi beberapa gejala bronkiektasis sehingga mungkin lebih sulit untuk mendiagnosis bronkiektasis jika ada penyakit yang mendasarinya.
3. TBC (Tuberkulosis)
Sebanyak 30% kasus dahak berdarah disebabkan oleh penyakit tuberkulosis (TBC). Gejala penyakit TBC yang parah adalah batuk berdarah karena pecahnya pembuluh darah pada saluran pernapasan.
TBC adalah penyakit menular yang berpotensi serius, terutama menyerang paru-paru. Bakteri yang menyebabkan TBC menular dari orang ke orang melalui droplet atau percikan cairan yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin.
Tanda dan gejala utama TBC aktif termasuk batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih, batuk darah, nyeri dada, penurunan berat badan, kelelahan, demam, berkeringat di malam hari, dan kehilangan selera makan.
4. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru yang paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau bahkan jamur. Ada juga beberapa jenis pneumonia tidak menular yang disebabkan oleh menghirup benda asing atau zat beracun ke dalam paru-paru.
Beberapa kasus pneumonia mengancam jiwa. Meskipun pneumonia dapat menyerang segala usia, namun penyakit ini lebih sering dan serius terjadi pada orang lanjut usia (lansia), bayi, anak kecil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh melemah melalui infeksi sebelumnya atau kondisi lain.
Gejala dan tanda-tanda pneumonia bisa ringan atau parah dan tergantung pada kondisi kesehatan seseorang secara keseluruhan serta jenis organisme yang menyebabkan pneumonia. Gejala pneumonia yang parah yang sering terjadi adalah batuk kering atau berdahak yang kental dan berwarna kuning, hijau atau batuk dahak berdarah. Gejala lainnya termasuk sakit dada saat bernapas atau batuk, sesak napas, demam, kelelahan, mual, muntah, dan diare.
Bayi baru lahir mungkin tidak menunjukkan gejala khas dari pneumonia. Sebaliknya, bayi atau anak mungkin tampak gelisah atau lesu. Bayi atau anak dengan pneumonia juga bisa mengalami demam, batuk, atau muntah. Sementara lansia yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah juga mungkin memiliki gejala yang lebih sedikit dan suhu yang lebih rendah.
5. Cystic Fibrosis
Cystic fibrosis adalah kelainan bawaan yang menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru, sistem pencernaan, dan organ-organ lain di dalam tubuh. Penyakit ini memengaruhi sel-sel yang menghasilkan lendir, keringat, dan cairan pencernaan. Cairan yang dikeluarkan biasanya cair dan licin, tetapi pada penderita cystic fibrosis, gen yang rusak menyebabkan sekresi menjadi lengket dan tebal. Alih-alih bertindak sebagai pelumas, sekresi melapisi tabung, saluran dan lorong, terutama di paru-paru dan pankreas.
Meskipun cystic fibrosis bersifat progresif dan membutuhkan perawatan sehari-hari, penderita penyakit ini biasanya masih bisa beraktivitas, seperti bersekolah dan bekerja.
Tanda dan gejala cystic fibrosis berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Bahkan pada orang yang sama, gejala dapat memburuk atau membaik seiring waktu. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sampai usia remaja atau dewasa.
Orang dengan cystic fibrosis memiliki kadar garam yang lebih tinggi dari normal dalam keringat mereka. Selain itu, lendir yang tebal dan lengket terkait dengan cystic fibrosis menyumbat saluran yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru dapat menyebabkan tanda dan gejala berikut:
- Batuk berdahak yang persisten atau batuk dahak berdarah
- Mengi
- Intoleransi olahraga
- Infeksi paru berulang
- Bagian hidung meradang atau hidung tersumbat
- Sinusitis berulang
6. Edema Paru
Edema paru terjadi ketika cairan menumpuk di kantung udara paru-paru (alveoli) sehingga sulit bernapas. Kondisi ini mengganggu pertukaran gas dan dapat menyebabkan kegagalan pernapasan. Penyebab edema paru paling sering adalah gagal jantung kongestif, di mana jantung tidak dapat mengikuti instruksi tubuh.
Edema paru bisa akut atau kronis. Jika akut, penyakit bisa dikatogerikan sebagai darurat medis yang membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin. Pengobatan edema paru biasanya fokus pada peningkatan fungsi pernapasan dan mengatasi penyebabnya. Perawatan biasanya termasuk menggunakan oksigen tambahan dan obat-obatan untuk mengobati kondisi yang mendasarinya.
Edema paru akut menyebabkan kesulitan bernapas yang signifikan dan dapat muncul tanpa peringatan. Seiring dengan kesulitan bernapas, tanda dan gejala edema paru akut termasuk batuk berdahak darah dan berbusa, keringat berlebih, cemas dan gelisah, kulit pucat, mengi, detak jantung cepat atau tidak teratur (palpitasi), dan sakit dada.
7. Emboli Paru
Darah Anda mengalir dari jantung ke paru-paru melalui arteri paru-paru Anda. Di paru-paru darah disuplai dengan oksigen, kemudian kembali ke jantung, yang memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh Anda.
Emboli paru adalah kondisi ketika gumpalan darah tersangkut di salah satu arteri yang mengalir dari jantung ke paru-paru. Penyumbatan aliran darah ini dapat menyebabkan masalah serius, seperti kerusakan paru-paru dan kadar oksigen yang rendah dalam darah. Kekurangan oksigen juga dapat merusak organ lain di tubuh. Jika gumpalan besar atau arteri tersumbat oleh banyak gumpalan kecil, emboli paru bisa berakibat fatal.
Gejala emboli paru bisa beragam dan cenderung muncul tiba-tiba. Tanda dan gejala yang timbul kemungkinan akan tergantung pada ukuran gumpalan dan seberapa besar paru-paru memengaruhinya. Gejalanya termasuk, sesak napas, sakit dada, batuk berdahak darah, nyeri punggung, lebih banyak berkeringat, pusing, dan bibir atau kuku biru.
8. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Adalah penyakit paru-paru inflamasi kronis yang menyebabkan aliran udara terhalangi dari paru-paru. Gejalanya termasuk kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir (dahak) dan mengi. Ini disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap gas atau partikel yang mengiritasi, paling sering dari asap rokok. Orang dengan COPD berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, dan berbagai kondisi lainnya.
Emfisema dan bronkitis kronis adalah dua kondisi paling umum yang berperan untuk COPD. Bronkitis kronis adalah radang selaput tabung bronkial, yang membawa udara ke dan dari kantung udara (alveoli) paru-paru. Ini ditandai dengan batuk dan produksi lendir
Emfisema adalah suatu kondisi di mana alveoli pada ujung saluran udara terkecil (bronkiolus) paru-paru dihancurkan sebagai akibat dari paparan yang merusak asap rokok dan gas-gas iritasi lainnya serta bahan partikulat.
Gejala COPD biasanya tidak muncul sampai kerusakan paru-paru yang signifikan terjadi dan gejala biasanya memburuk seiring waktu, terutama jika sering terpapar asap rokok. Tanda dan gejala PPOK lainnya termasuk: napas pendek, mengi, sesak di dada, batuk berdahak berwarna bening, putih, kuning, kehijauan, dan bahkan dahak berdarah, bibir atau kuku kebiruan, infeksi pernapasan yang sering, kekurangan energi, penurunan berat badan, dan pembengkakan di pergelangan kaki atau telapak kaki.
9. Abses Paru
Abses paru atau abses paru adalah rongga berisi nanah di paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau terkadang jamur atau parasit. Kondisi ini mungkin primer, berkembang di daerah pneumonia atau penyakit paru-paru lainnya, atau sekunder, di mana bakteri dari area lain dari tubuh disedot ke paru-paru atau menyebar ke paru-paru dengan cara lain.
Abses paru-paru dapat terlihat melalui rontgen dada, meskipun tes terbaik untuk diagnosis adalah Chest CT scan. Penyakit ini biasanya sembuh dengan pemberiaan antibiotik saja, tetapi dalam beberapa kasus memerlukan operasi
Gejala abses paru biasanya datang perlahan selama beberapa minggu, termasuk nyeri dada, batuk (berdahak disertai nanah yang berbau busuk dan bahkan batuk dahak berdarah), kelelahan, demam, kehilangan selera makan, berkeringat di malam hari, dan penurunan berat badan.
10. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel-sel kanker tumbuh secara tidak terkendali dalam paru-paru. Penyebab kanker paru-paru biasanya terkait dengan paparan asap rokok, baik perokok aktif maupun pasif.
Salah satu gejala umum kanker paru-paru adalah dahak berdarah atau hemoptisis. Diperkirakan bahwa 7-10% pasien kanker paru-paru mengalami hemoptisis dan sekitar 20% mengalaminya selama mengalami penyakit ini.
Hemoptisis adalah gejala yang mengkhawatirkan bagi pasien. Dalam memeriksa batuk berdarah, dokter pertama-tama akan mencari tahu dari mana darah itu berasal. Terkadang darah tidak berasal dari paru-paru tetapi mungkin berasal dari hidung atau saluran pernapasan atas (pseudohemoptisis) atau merupakan hasil dari muntah (hematemesis).
Selain batuk berdahak darah, gejala kanker paru termasuk batuk terus-menerus, mengi, sesak napas, nyeri dada, suara serak, penurunan berat badan, kehilangan selera makan, kelelahan, dan infeksi pernapasan.
Cara Mengatasi Batuk Dahak Berdarah yang Alami dan Medis
Menerapkan perubahan gaya hidup dapat membantu dalam meredakan batuk berdarah. Berikut beberapa cara mengatasi batuk berdarah secara alami hingga medis:
1. Madu
Mengonsumsi juga dapat mengurangi batuk yang dapat menyebabkan batuk dan dahak berdarah. Selain itu madu juga mengandung antioksidan yang bisa menjaga daya tahan tubuh.
2. Kunyit dan Kencur
Kedua rempah ini adalah obat batuk berdahak yang alami. Cara membuat ramuan dari kunyit dan kencur adalah dengan merebusnya dengan air, kemudian meminum air rebusannya 2 kali sehari.
3. Makan Makanan Bergizi
Sementara untuk tindakan pencegahan, Anda dapat mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin. Vitamin A, C, dan E dapat menjadi kunci untuk mencegah penyakit yang menyebabkan batuk dahak berdarah.
4. Memeriksakan Diri ke Dokter
Hal yang tidak boleh Anda lupakan jika mengalami batuk berdarah adalah harus segera memeriksakannya ke dokter. Mintalah saran dokter mengenai apa yang harus dilakukan karena pemeriksaan yang intensif adalah cara yang paling tepat untuk menemukan solusi dari penyakit yang Anda derita.
5. Antibiotik
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang berkembang dalam tubuh. Obat antibiotik dapat digunakan untuk membantu mengatasi pneumonia atau tuberkulosis (TBC).
6. Bronkoskopi
Prosedur ini memungkinkan dokter melihat secara dekat pada kemungkinan sumber pendarahan dalam tubuh. Alat yang disebut endoskop ini dimasukkan ke dalam saluran pernapasan melalui hidung atau mulut. Beberapa alat ini dirancang untuk menghentikan pendarahan atau dapat menghilangkan gumpalan darah.
7. Embolisasi
Jika pembuluh darah utama penyebab batuk berdahak darah, dokter dapat menyarankan prosedur yang disebut embolisasi. Kateter dimasukkan ke dalam bejana, sumber perdarahan yang diidentifikasi, dan koil logam, bahan kimia, atau fragmen spons gelatin digunakan untuk menutupnya.
8. Transfusi Darah
Transfusi unsur-unsur dalam darah, seperti plasma, faktor pembekuan, atau trombosit, mungkin diperlukan jika masalah pembekuan atau darah yang terlalu rendah menyebabkan dahak berdarah.
9. Kemoterapi atau radioterapi.
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel-sel kanker. Sementara radioterapi adalah prosedur medis yang menggunakan sinar X berkekuatan tinggi untuk membunuh dan mencegah sel kanker kembali berkembang atau menyebar.
10. Operasi
Pengobatan batuk berdarah selanjutnya mungkin diperlukan untuk mengangkat bagian paru yang rusak atau kanker. Pembedahan biasanya dianggap sebagai upaya terakhir dan hanya pilihan jika perdarahan parah atau persisten.
_
Itu dia penyebab batuk dahak berdarah yang patut Anda waspadai dan harus segera mendapatkan perawatan yang tepat ya, Teman Sehat!
- Anonim 2019. Bronchitis. https://www.nhs.uk/conditions/bronchitis/. (Diakses 7 April 2020)
- Anonim. 2018. What Is a Lung Abscess?. https://www.webmd.com/lung/lung-abscess-overview#1. (Diakses 7 April 2020)
- Anonim. 2018. What Is a Pulmonary Embolism?. https://www.webmd.com/lung/what-is-a-pulmonary-embolism. (Diakses 7 April 2020)
- Brunner, Stephanie. 2017. What is pulmonary edema?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/167533. (Diakses 7 April 2020)
- Davis, Charles P. 2018. Bronchiectasis Symptoms, Causes, Complications, and Life Expectancy. https://www.medicinenet.com/bronchiectasis_acquired_congenital/article.htm. (Diakses 7 April 2020)
- Davis, Charles P. 2019. Bronchitis (Acute) Contagoius Symptoms, Causes, Treatment, and Recovery Time. https://www.medicinenet.com/bronchitis_acute/article.htm#what_are_the_possible_complications_of_acute_bronchitis. (Diakses 7 April 2020)
- Downward, Emily. 2017. Symptoms – Coughing Up Blood. https://lungcancer.net/symptoms/coughing-up-blood/. (Diakses 7 April 2020)
- Eldridge, Lynne. 2019. An Overview of Lung Abscess. https://www.verywellhealth.com/lung-abscess-overview-4768089.(Diakses 7 April 2020)
- Mayo Clinic Staff. 2019. Tuberculosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250. (Diakses 7 April 2020)
- Mayo Clinic Staff. 2020. Cystic fibrosis.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystic-fibrosis/symptoms-causes/syc-20353700. (Diakses 7 April 2020) - Stöppler, Melissa C. 2019. Pneumonia (Symptoms, Causes, Types, Treatment, and Recovery). https://www.medicinenet.com/pneumonia_facts/article.htm. (Diakses 7 April 2020)
- Stöppler, Melissa C. 2019. Lung Cancer. https://www.medicinenet.com/lung_cancer/article.htm. (Diakses 7 April 2020)